Kerja Anies Baswedan Tangani Corona Disanjung Media Asing sampai Disetarakan dengan Gubernur New York, Cara Jokowi Disorot 'Lambat' seperti Donald Trump

Sabtu, 09 Mei 2020 | 19:30
Sripoku.com/Wikipedia

The Sydney Morning Herald, dalam sebuah artikel yang dirilisnya pada Kamis (7/5/2020) mengatakan, upaya Anies Baswedan dan Andrew Cuomo dalam rangka menanggulangi virus corona di masing-masing negara tampak sama.

Sosok.ID - Media asing Australia, menyamakan cara kerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dengan Gubernur New York Andrew Cuomo.

The Sydney Morning Herald, dalam sebuah artikel yang dirilisnya pada Kamis (7/5/2020) mengatakan, upaya Anies Baswedan dan Andrew Cuomo dalam rangka menanggulangi virus corona di masing-masing negara tampak sama.

Hal ini bermula ketika Anies menyampaikan kritik pedasnya kepada Pemerintah Pusat.

Anies sebagai seorang Gubernur di Ibukota negara, mengklaim telah memantau dan melacak kasus potensial virus corona sejak Januari 2020.

Baca Juga: Disindir Sri Mulyani Tak Punya Bansos Covid-19, Anies Baswedan Nyatakan DKI Jakarta Punya Anggaran Rp 5 Triliun dan Bisa Bertambah Sesuai Kondisi

Kala itu corona merebak di Wuhan, China, dan mulai menjalar ke negara-neagara lain di sekitarnya.

Termasuk di wilayah Asia Tenggara yakni di Singapura, Thailand, dan Malaysia.

Anies juga membantah klaim pemerintah yang mengatakan kurva infeksi virus corona mulai landai.

Menurutnya, jumlah kasus corona di Indonesia "jauh lebih tinggi" daripada yang ditunjukkan angka resmi.

Baca Juga: Anies Baswedan Kuliti Keburukan Pemerintah Pusat Terkait Corona ke Media Asing: Saya Tidak Khawatir Dicemooh

Sementara lebih dari satu bulan ketika Anies berupaya melakukan uji laboratorium terhadap pasien terindikasi Covid-19, pemerintah pusat tak mengijinkannya.

Media Australia lantas membandingkan Anies dengan Gubernur New York.

Menuliskan bahwa, Anies yang mengenyam pendidikan di US bekerja cepat serupa Gubernur New York, Andrew Cuomo.

"Kedua pria itu bertindak cepat untuk menahan laju sebaran virus, namun keduanya harus berhadapan dengan presiden yang bertindak kurang mendesak," tulis The Sydney Morning Herald, dikutip Sosok.ID, Sabtu (9/5).

Baca Juga: Kacau! 'Disaksikan' Jokowi, Anies Baswedan dan Para Menteri Gontok-gontokan soal Data Bansos Warga Miskin di DKI

"Keduanya telah memenangkan pujian untuk pekerjaan mereka, dimana mereka mencoba menyelamatkan hidup di kota-kota padat penduduk. Jakarta memiliki populasi sekitar 10 juta, sementara New York City memiliki 8,3 juta," lanjut media Australia itu.

Dua pejabat berpengaruh itudianggap memiliki kemiripan karena sering berbeda pendapat dengan keputusan pemerintah pusat.

Keduanya dikatakan memiliki kebijakan baik sementara pemerintah pusat tidak bergerak secara cepat.

Dalam berbagai kesempatan, Anies Baswedan telah melakukan berbagai upaya agar Covid-19 tak merebak lebih banyak di Jakarta.

Baca Juga: Agar Tahu Apa Itu Pendidikan, Anies Baswedan Minta Para Guru Baca Tulisan Pikiran Ki Hajar Dewantara

Namun beberapa usulannya cenderung 'terlambat' dilaksanakan sebab tak mengantongi izin dari pemerintah pusat, yakni Kemenkes dan Presiden Jokowi.

Sementara Andrew Cuamo, pernah secara gamblang membangkang Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Pada Selasa (14/4/2020), Cuamo dengan tegas mengatakan tak bakal menuruti perintah Donald Trump untuk membuka lockdown di wilayahnya.

"Jika dia memerintahkan saya untuk membuka kembali (lockdown) dengan cara yang akan membahayakan kesehatan masyarakat negara bagian saya, saya tidak akan melakukannya," kata Cuomo dalam wawancara dengan CNN, dikutip via Kontan.co.id.

Baca Juga: Kabar Baik, Jakarta Mengalami Perlambatan Kasus Covid-19 Sangat Pesat, Ketua Gugus Tugas: Saat Ini Sudah Mengalami Flat

Trump diketahui sempat berencana membuka kuncian nasional meskipun kasus infeksi corona di negeri Paman Sam kian melonjak tak terbendung.

Cuamo menganggap upaya Trump dapat memicu ketegangan antara negara bagian dan pemerintah federal yang boleh jadi diajukan ke pengadilan.

"Dan hal terburuk yang bisa dia lakukan saat ini - bertindak diktator dan bertindak partisan, memecah belah. Jauhkan politik dari hal ini," katanya, merujuk pada ajang pemilihan presiden yang akan datang di AS.

Sementara Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebelum resmi diterapkan PSBB, sempat berulang kali berdialog dengan pemerintah pusat.

Baca Juga: Dibikin Geram Perkantoran di Jakarta yang Masih Bandel Langgar PSBB, Anies Baswedan Ancam Akan Cabut Izin Usahanya: Kami Akan Melakukan Tindakan Tegas...

Sejak awal pandemi masuk ke Indonesia, Anies telah mengusulkan untuk mengkarantina wilayah Jakarta atau yang disebut lockdown Jakarta.

Hingga akhirnya ia resmi menyurati Presiden Jokowi tertanggal 28 Maret 2020, mengutip Kompas.com.

Surat itu baru diterima pihak istana pada Minggu (29/3).

"Baru sampai hari ini, sudah minta kepada presiden untuk memberlakukan karantina wilayah DKI Jakarta dengan tetap memperhatikan hak-hak dasar dan kebutuhan dasar rakyat," ujar Mahfud seperti dikutip dari tayangan KompasTV via Kompas.com.

Baca Juga: Resmi! DKI Jakarta Segera Terapkan PSBB Secepatnya, Begini Kata Kemenkes: Seluruhnya Itu Ada di Pak Gubernur...

Namun saat itu Presiden Jokowi menolak usulan Anies.

Ia masih menimbang-nimbang, dan akhirnya diputuskan untuk menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah Jakarta, meskipun kasus di DKI sudah makin merebak lebih banyak tinimbang sebelumnya.

Tingginya angka kematian dengan pemakaman sesuai prosedur Covid-19 yang dilakukan di Jakarta membuat Anies gelisah.

Ia merasa bertanggung jawab dengan rakyatnya sehingga perlu melakukan tindakan lain yang lebih tegas.

Baca Juga: Suara Anies Baswedan Bergetar, 283 Warganya Dikebumikan karena Corona, Putus Asa Gubernur DKI Memohon agar Masyarakat Patuh Imbauan: Itu adalah Warga Kita, yang Bulan Lalu masih Baik-baik Saja

Sayangnya pemerintah daerah tak memiliki kewenangan untuk memutuskan, sehingga mau tak mau, akhirnya Anies menerima penolakan Presiden Jokowi.

Jakarta baru resmi memberlakukan PSBB pada tanggal 10 April 2020, saat angka infeksi di kota tersebut menyentuh 1.753 kasus dengan 154 kematian akibat Covid-19.

Sedangkan pada 30 April 2020, Anies Baswedan dengan suara bergetar menyampaikan, bahwa warga DKI Jakarta yang dikebumikan dengan prosedur Covid-19 telah mencapai 283 jasad.

Yang berarti pada tanggal 10 April 2020, kematian terkait corona dengan pemulasaran jasad dibungkus plastik, sudah terlanjur bertambah banyak. (Rifka/Sosok.ID)

Tag

Editor : Rifka Amalia

Sumber Kompas.com, The Sydney Morning Herald, Kontan.co.id