Jaringan di Rumah Seretnya Minta Ampun, Puluhan Siswa di Gunungkidul Bolak-Balik Naik Gunung Berburu Sinyal untuk Kerjakan Tugas Sekolah

Rabu, 06 Mei 2020 | 14:35
Dokumentasi pribadi Kepala Dusun Petir B via Kompas.com

Jaringan di Rumah Seretnya Minta Ampun, Puluhan Siswa di Gunungkidul Harus Bolak-Balik Naik Gunung Berburu Sinyal untuk Kerjakan Tugas Sekolah

Sosok.ID - Pernah terbayang harus bolak-balik naik gunung demi mencari sinyal hape?

Pasti tidak, tapi itulah yang terjadi pada sejumlah siswa di Gunungkidul yang belajar dari rumah selama pandemi virus Corona.

Lantaran di rumah sinyal seret hingga nyaris tak ada, sejumlah siswa di Gunungkidul terpaksa bolak-balik naik gunung untuk kirim tugas sekolah.

Ya, seperti yang kita ketahui, semenjak virus Corona merebak di Tanah Air, sistem belajar di rumah pun diberlakukan.

Baca Juga: Tak Sanggup Cari Sesuap Nasi Usai Kena PHK, Pria Ini Terpaksa Tawarkan Ginjalnya untuk Bertahan Hidup di Tengah Wabah Virus Corona

Pelajar setiap harinya harus melakukan proses belajar melalui daring atau online yang telah disiapkan oleh sekolah hingga pemerintah.

Melalui sistem ini, para pelajar diharapkan tidak perlu keluar rumah untuk sekolah dan memperbesar kemungkinan terpapar virus.

Meski sistem pembelajaran via online ini terdengar mulus tanpa masalah, rupanya masih banyak pelajar mengalami kesulitan.

Mulai dari tidak punya perangkat yang memadai hingga lokasi yang tidak terjangkau sinyal provider.

Baca Juga: Meski Bukan di Bumi, Kini Didi Kempot Dapat Penuhi Permintaan Glenn Fredly untuk Berduet Bersama, Mutia Ayu: Bernyanyilah di Surga, Selamat Jalan..

Hal-hal seperti ini yang membuat para guru dan siswa harus memutar otak untuk mencari cara bagaimana sistem pembelajaran tetap bisa dilakukan.

Seperti yang belum lama ini terjadi pada sejumlah siswa di daerah Gunungkidul, DIY Yogyakarta.

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com dan Tribunnews, Rabu (6/5/2020) sebanyak 21 siswa di Gunungkidul, Yogyakarta terpaksa bolak-balik naik gunung demi kerjakan tugas sekolah.

Hal ini mereka lakukan lantaran dusun tempat tinggal mereka adalah salah satu daerah yang tidak terjangkau oleh sinyal provider di Tanah Air.

Baca Juga: Baru Sekali Ngomong Tinju Langsung Melayang, Seorang Ibu Hajar Tetangganya Sampai Bonyok Gegara Anaknya Diledek Belum Juga Kawin

MengutipKompas.com, sebanyak 21 siswa tersebut adalah warga Dusun Petir B, Desa Petir, Gunungkidul, Yogyakarta.

Salah satu siswa bernama Alodia Daffa Sianta.

Setiap harinya semenjak pandemi virus Corona, demi mengerjakan tugas sekolah via daring, Alodia dan teman-temannya harus naik gunung guna berburu sinyal.

Kepala Dusun Petir B yang juga ayah Alodia, Warisna mengatakan materi dan tugas sekolah setiap hari disampaikan secara online.

Baca Juga: Viral Petugas Bandara Tewas Didorong Kuntilanak dari Lantai Dua YIA, Ternyata Ini yang Terjadi!

Namun lantaran sinyal provider tidak menjangkau hingga dusun tempat tinggalnya, puluhan siswa harus naik Gunung Temulawak setiap kali hendak mengirim tugas.

MengutipTribunnews, setiap harinya puluhan anak-anak tersebut akan membawa buku-buku pelajaran mereka dan mendaki gunung bersama.

"Anak-anak menaiki Gunung Temulawak yang cukup tinggi.

Terletak di sebelah selatan dusun," kata Warisna, saat dihubungi awak media.

Baca Juga: Pikat Balik Ariel Noah Jatuh ke Pelukannya Usai Cerai, Luna Maya Ungkap Kedekatannya dengan Alleia Malah Sempat Dibatasi oleh sang Mantan:Siapa Tahu Ada Calon Mama Lainnya

Untuk mencapai kaki bukit, Alodia dan teman-temannya harus berjalan kaki selama kurang lebih 20 menit.

Itu belum ketambahan waktu mendaki yang dibutuhkan anak-anak untuk mencapai lokasi.

MelansirTribunnews danKompas.com, Kades Desa Petir, Sarju mengatakan bahwa desanya memang terletak di daerah yang sulit dijangkau sinyal.

Pasalnya, Desa Petir terletak di perbukitan Karst sehingga hal ini diduga membuar adanya beberapa blank spot sinyal.

Baca Juga: Tak Cuma Kita yang Ambyar, Kepergian Didi Kempot Bahkan Disiarkan Media Internasional: Mendiang Pernah Terima Penghargaan dari Presiden Kami

Salah satu wilayah yang blank spot sinyal adalah Dusun Petir B, tempat tinggal Alodia dan teman-temannya.

Lokasi blank spot sinyal ini membuat sinyal seluler menjadi buruk atau seret.

MengutipKompas.com, Sarju mengungkap sampai saat ini belum ada penyedia jasa seluler yang beroperasi di wilayahnya.

Baca Juga: Najwa Shihab Diminta Minta Maaf ke DPR soal Ucapannya yang Dianggap Memfitnah, Arteria Dahlan: Apa Perlu Kita Umbar Aib dan Dosa Serta Moralmu?

Akibatnya, setiap ada tugas, puluhan anak harus menyusuri jalan setapak ke atas bukit untuk mendapatkan sinyal yang bagus agar bisa tetap belajar.

"Siswa harus naik bukit yang tinggi agar memperoleh sinyal,” katanya, saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, Selasa (5/5/2020).

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Kompas.com, Tribunnews.com

Baca Lainnya