Sosok.ID - Penolakan terhadap pemakaman jenazah pasien virus corona kembali terjadi di Indonesia.
Kali ini, warga Pasuruan, Jawa Timur ramai-ramai menolak jenazah pasien Covid-19 untuk dimakamkan di wilayahnya.
Bahkan, dari rombongan warga yang protes ada yang sampai membawa parang.
Insiden miris ini menimpa jenazah MI (62) warga Jakarta yang memiliki istri siri di Pasuruan.
Melansir dari Kompas.id, ia tiba di Pasuruan pada 23 Maret 2020.
Kemudian pada 2 April 2020, ia mengeluh tidak enak badan, flu, dan batuk.
Karena mengalami gejala mirip pasien Covid-19, ia akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Bangil, Kabupaten Pasuruan.
Hingga pada 10 April 2020, ia dinyatakan positif Covid-19 kemudian meninggal dunia.
Jenazah MI keluar dari RSUD Bangil pada Jumat pukul 18.00 WIB.
Berdasarkan keterangan Pelaksana Tugas Wali Kota Pasuruan Raharto Prasetyo, awalnya terdapat 5 pilihan lokasi untuk memakamkan jenazah MI.
Namun, karena keadaan kontur Kota Pasuruan yang sebagian ada yang lebih rendah dari permukaan air laut, jenazah batal dimakamkan di 5 lokasi pemakaman yang jauh dari pemukiman warga itu.
Sebagai gantinya, dipilih TPU Gadingrejo yang merupakan tempat pemakaman umum terbesar di Pasuruan.
Baca Juga: Penemuan Mayat Pria-Wanita Telanjang di Rumah Kontrakan, Mulut Jenazah Keluarkan Cairan Warna Coklat
”Kabupaten Pasuruan tidak mau menerima jenazah ini karena bukan warganya.
"Karena tidak ada yang mau menerima jenazah ini, termasuk keluarganya di Jakarta, kami putuskan dengan segala rasa kemanusiaan, kami menerimanya.
"Kami tracing, ternyata dia punya istri siri di Kota Pasuruan,” kata Teno, seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.id.
Tak disangka proses pemakaman yang dimulai sekitar pukul 21.00 WIB itu menemui kendala.
Yakni adanya warga yang berbondong-bondong melakukan penolakan terhadap pemakaman.
Bahkan, di antara mereka ada yang sampai membawa parang.
Namun, dengan adanya dialog, akhirnya warga bisa memahami dan membubarkan diri.
”Warga yang terprovokasi datang beramai-ramai.
"Bahkan, ada yang membawa parang.
"Tapi, setelah kami ajak dialog, saya sentuh nuraninya, bahkan saya mencium kening para penggali makam untuk meyakinkan warga, mereka akhirnya mengerti dan bubar,” kata Teno.
Pemakaman jenazah MI akhirnya bisa dilanjutkan dan baru benar-benar selesai Sabtu (11/4/2020) pukul 01.00 WIB dini hari.
Adanya kasus ini semakin menambah daftar panjang penolakan warga terhadap pemakaman jenazah virus corona di Indonesia.
Sebelumnya, jenazah seorang perawat di Ungaran, Jawa Tengah juga ditolak warga.
Penolakan tersebut diduga terjadi karena ulah tiga provokator yang kini telah diamankan pihak berwajib.
Kasus serupa juga terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur.
Melansir dari Surya.co.id, penolakan bukan berasal dari warga, melainkan dari tukang gali kubur.
Akhirnya jenazah pria 57 tahun itu dimakamkan langsung oleh Plt Bpati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin.
Pemakaman juga dilangsungkan pada dini hari.
(*)