Terjadi Lagi, Sambil Bawa Parang, Warga Pasuruan Berbondong-bondong Lakukan Aksi Protes Menolak Pemakaman Jenazah Pasien Virus Corona

Selasa, 14 April 2020 | 10:35
Dokumentasi istimewa via Surya.co.id

Bikin Para Tukang Gali Kubur Kabur Ketakutan, Jenazah Pasien Positif Corona Ini Dimakamkan Lewat Tengah Malam, Plt Bupati Sidoarjo Sampai Ikut Turun ke Liang Lahat Bantu Proses Penguburan

Sosok.ID - Penolakan terhadap pemakaman jenazah pasien virus corona kembali terjadi di Indonesia.

Kali ini, warga Pasuruan, Jawa Timur ramai-ramai menolak jenazah pasien Covid-19 untuk dimakamkan di wilayahnya.

Bahkan, dari rombongan warga yang protes ada yang sampai membawa parang.

Insiden miris ini menimpa jenazah MI (62) warga Jakarta yang memiliki istri siri di Pasuruan.

Baca Juga: Sampai Cium Kening Penggali Kubur, Demi Yakinkan Warganya Agar Tak Lagi Tolak Jenazah Covid-19, Wawali Pasuruan Setulus Mungkin Ingin Sentuh Nurani Rakyatnya

Melansir dari Kompas.id, ia tiba di Pasuruan pada 23 Maret 2020.

Kemudian pada 2 April 2020, ia mengeluh tidak enak badan, flu, dan batuk.

Karena mengalami gejala mirip pasien Covid-19, ia akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Bangil, Kabupaten Pasuruan.

Hingga pada 10 April 2020, ia dinyatakan positif Covid-19 kemudian meninggal dunia.

Baca Juga: Cara Pemakaman Jenazah Pasien Virus Corona di Madinah Ini Mengharukan, Ditempatkan di Tempat Paling Mulia Seperti Keluarga dan Sahabat Nabi

Jenazah MI keluar dari RSUD Bangil pada Jumat pukul 18.00 WIB.

Berdasarkan keterangan Pelaksana Tugas Wali Kota Pasuruan Raharto Prasetyo, awalnya terdapat 5 pilihan lokasi untuk memakamkan jenazah MI.

Namun, karena keadaan kontur Kota Pasuruan yang sebagian ada yang lebih rendah dari permukaan air laut, jenazah batal dimakamkan di 5 lokasi pemakaman yang jauh dari pemukiman warga itu.

Sebagai gantinya, dipilih TPU Gadingrejo yang merupakan tempat pemakaman umum terbesar di Pasuruan.

Baca Juga: Penemuan Mayat Pria-Wanita Telanjang di Rumah Kontrakan, Mulut Jenazah Keluarkan Cairan Warna Coklat

”Kabupaten Pasuruan tidak mau menerima jenazah ini karena bukan warganya.

"Karena tidak ada yang mau menerima jenazah ini, termasuk keluarganya di Jakarta, kami putuskan dengan segala rasa kemanusiaan, kami menerimanya.

"Kami tracing, ternyata dia punya istri siri di Kota Pasuruan,” kata Teno, seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.id.

Tak disangka proses pemakaman yang dimulai sekitar pukul 21.00 WIB itu menemui kendala.

Baca Juga: Diantarkan Mobil menuju 'Surga', Peti Jenazah Glenn Fredly Dibungkus Plastik di Tengah Pandemi Covid-19, Nanda Persada: Saya Harap Jangan Ada Spekulasi Beliau Sakit Corona

Yakni adanya warga yang berbondong-bondong melakukan penolakan terhadap pemakaman.

Bahkan, di antara mereka ada yang sampai membawa parang.

Namun, dengan adanya dialog, akhirnya warga bisa memahami dan membubarkan diri.

”Warga yang terprovokasi datang beramai-ramai.

Baca Juga: Masih Mending di Indonesia Cuma Ditolak Warga, Jenazah Virus Corona di Negara Ini Malah Hanya Digeletakkan Sembarangan di Pinggir Jalan Sebelum Dibungkus Pakai Kardus Layaknya Barang

"Bahkan, ada yang membawa parang.

"Tapi, setelah kami ajak dialog, saya sentuh nuraninya, bahkan saya mencium kening para penggali makam untuk meyakinkan warga, mereka akhirnya mengerti dan bubar,” kata Teno.

Pemakaman jenazah MI akhirnya bisa dilanjutkan dan baru benar-benar selesai Sabtu (11/4/2020) pukul 01.00 WIB dini hari.

Adanya kasus ini semakin menambah daftar panjang penolakan warga terhadap pemakaman jenazah virus corona di Indonesia.

Baca Juga: Jadi Tanda Tanya Besar Apakah Jenazah Pasien Covid-19 Bisa Menular, Dokter Ini Beri Jawaban Pastinya!

Sebelumnya, jenazah seorang perawat di Ungaran, Jawa Tengah juga ditolak warga.

Penolakan tersebut diduga terjadi karena ulah tiga provokator yang kini telah diamankan pihak berwajib.

Kasus serupa juga terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur.

Melansir dari Surya.co.id, penolakan bukan berasal dari warga, melainkan dari tukang gali kubur.

Baca Juga: Parno Setengah Mati dengan Jenazah Pasien Positif Virus Corona, Warga Kampung Ini Tolak Prosesi Pemakaman, Tenaga Medis dan Aparat Sampai Dilempari Batu

Akhirnya jenazah pria 57 tahun itu dimakamkan langsung oleh Plt Bpati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin.

Pemakaman juga dilangsungkan pada dini hari.

(*)

Tag

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber Kompas.com, Surya, kompas.id