Sosok.ID - Sebuah migrasi terbesar dalam sejarah modern India, telah diciptakan.
Belum genap semingga lockdown diberlakukan, Negeri Bollywood telah mengalami kekacauan luar biasa.
Ratusan buruh migran yang terdampar dan kelaparan, nekat mudik dan memulai perjalanan panjang ratusan kilometer berjalan kaki demi pulang ke kampung halaman.
Perdana Menteri Narendra Modi, resmi memberlakukan karantina nasional di India pada Selasa (24/3).
Penguncian ini akan berlaku hingga 21 hari ke depan sejak pertama ditetapkan.
Upaya ini dilakukan demi mencegah laju sebaran Covid-19 di India.
Namun sayang, kebijakan itu justru berakibat pada kekacauan yang membentuk kerumunan sangat besar.
Melansir The New York Times, Senin (30/3), lockdown India telah menyebabkan bisnis-bisnis di kota dan seluruh negeri tutup.
Sejumlah besar migran yang terbiasa tinggal dan makan di tempat ia bekerja, seketika kehilangan keduanya.
Menurut laporan pejabat rumah sakit, lebih dari selusin pekerja migran telah tewas di berbagai negara bagian India saat mencoba pulang ke kampung halaman.
Baca Juga: Panas! Ditengah Lockdown Corona, Ibu Kota Arab Saudi Malah Diserang Rudal Balistik
Ribuan buruh migran di Delhi beserta seluruh keluarganya, mengemas barang-barang mereka seperti panci, wajan, dan selimut ke dalam ransel.
Beberapa dari mereka berusaha menggendong anak-anak di pundak, mencoba bertahan dari beratnya berjalan kaki si sepanjang jalan raya antar negara bagian.
Banyak dari mereka yang harus menempuh perjalanan ratusan kilometer.
Namun saat tiba di perbatasan Delhi, mereka dipukul mundur oleh polisi.
Seorang buruh migran bernama Papu (32), memutuskan untuk datang ke Delhi pada 3 minggu lalu untuk menyanmbung hidup.
Namun setelah tempatnya bekerja tutup karena lockdown, ia memutuskan untuk kembali ke rumahnya di Saharanpur, negara bagian Uttar Pradesh, sejauh 193 km.
Baginya, virus corona tak lebih menakutkan ketimbang hidup terlantar dan keparan.
“Kamu takut penyakitnya, hidup di jalanan. Tetapi saya lebih takut kelaparan, bukan korona, ”kata Papu, dikutip dari New York Times.
Disaat negara-negara lain melakukan lockdown demi menahan penyebaran SARS-CoV-2, di tempat-tempat yang padat dan miskin seperti India, banyak yang khawatir tindakan itu dapat memicu kerusuhan sosial.
Modi memerintahkan 1,3 Miliyar warganya untuk tinggal di rumah selama tiga minggu.
Baca Juga: Tegal Langsung Lakukan Lockdown Usai Satu Warganya Positif Corona, Jalan Akses Masuk Ditutupi Beton
Namun jutaan dari mereka tinggal di daerah kumuh dengan lusinan anggota keluarga dan harus berbagi kamar.
Buruh migran telah memprotes aturan tersebut di seluruh India.
Pada hari Sabtu ribuan orang telah turun ke jalanan di negara bagian selatan Kerala, mengatakan bahwa mereka belum makan selama berhari-hari.
Pihak berwenang membubarkan kerumunan demi kebaikan, namun perintah itu diabaikan.
Hingga Minggu pagi, hanya satu dari 36 pemerintah negara bagian dan teritorial India, Uttar Pradesh, yang telah mengatur untuk membawa pulang para migran dan menugaskan sekitar 1.000 bus untuk menjemputnya.
Sementara mereka yang tidak kebagian bus, harus rela berjalan kaki untuk pulang.
PM Modi mengumumkan penguncian, yang mencakup larangan perjalanan antar negara bagian, dengan pemberitahuan hanya empat jam pada hari Selasa, meninggalkan populasi migran yang sangat besar terdampar di kota-kota besar.
Sekelompok 13 pria berjalan di sepanjang jalan raya Delhi pekan lalu, menuju rumah mereka di Uttar Pradesh, mengatakan mereka belum makan selama hampir dua hari.
"Ini mungkin keputusan yang bagus untuk orang kaya, tetapi bukan kita yang tidak punya uang," kata Deepak Kumar, seorang pengemudi truk berusia 28 tahun.
Adapun melansir Kompas.com, Perdana Menteri Narendra Modi telah meminta maaf pada 1,3 miliyar rakyat India atas kebijakan lockdown di negaranya.
"Masyarakat pasti berpikir saya PM macam apa. Tapi lockdown hanya solusi satu-satunya,"kata Modi dikutip NDTV Minggu (29/3/2020).
"Saya minta maaf karena cara ini memberi kesulitan bagi hidup Anda, terutama bagi rakyat miskin. Saya mengerti jika kalian marah pada saya," ujarnya.
Meski begitu, India diketahui telah menganggarkan paket stimulus 22,6 miliar dollar AS untuk mengatasi kekacauan lockdown.
(*)