Diserang Rudal Balistik, Arab Saudi Cegat Serangan di Atas Kota Riyadh, Ledakan Bak Kembang Api di Langit Lukai 2 Warga Sipil

Senin, 30 Maret 2020 | 09:35
KCNA

ILUSTRASI. Diserang Rudal Balistik, Arab Saudi Cegat Serangan di Atas Kota Riyadh, Ledakan Bak Kembang Api di Langit Lukai 2 Warga Sipil

Sosok.ID - Sabtu malam (28/3/2020) pertahanan udara Arab Saudi mencegat rudal balistik di atas Riyadh dan Jizan, sebuah kota di sepanjang perbatasan Yaman.

Dalam kejadian ini setidaknya dua warga sipil terluka di ibu kota, yang sedang di-lockdown dalam upaya mengekang pandemi virus corona.

Beberapa ledakan mengguncang Riyadh dalam serangan itu. Koalisi pimpinan Arab Saudi kemudian mengecam pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran.

Mereka sebelumnya menyerang kota-kota di Arab Saudi dengan rudal, roket, dan drone.

Baca Juga: Demi Cegah Tertular Covid-19, Warga di Salah Satu Kampung di Jakarta Ini Berbondong-bondong Keluar Rumah Untuk Lakukan Ini!

Ini adalah serangan besar pertama di Arab Saudi, sejak Houthi menawarkan gencatan senjata pada September lalu setelah dua serangan mematikan di instalasi minyak Saudi.

"Dua rudal balistik diluncurkan ke kota-kota Riyadh dan Jizan," lapor kantor berita pemerintah Saudi (SPA), mengutip koalisi yang memerangi pemberontak.

Intersepsi yang dilakukan membuat pecahan bom jatuh di lingkungan perumahan kota-kota itu, yang mengakibatkan dua warga sipil di Riyadh terluka.

Baca Juga: WHO Uji Obat Covid-19 dan Malaysia Dipilih Pertama Untuk Coba Obat Tersebut, Ini Alasannya!

Keterangan tersebut diungkapkan seorang juru bicara pertahanan sipil, dalam sebuah pernyataan terpisah yang dikeluarkan SPA.

Sampai berita ini dirilis, belum ada komentar dari para pemberontak.

Menurut laporan jurnalis AFP, setidaknya tiga ledakan mengguncang ibu kota Arab Saudi pada tengah malam, saat jam malam yang berdurasi 15 jam diterapkan sesuai aturan lockdown.

Serangan ini terjadi, meski pada Kamis semua pihak Yaman yang bertikai mendukung seruan gencatan senjata dari PBB untuk melindungi warga sipil dari pandemi Covid-19.

Baca Juga: Terapkan Lockdown Satu Dusun di Purbalingga, Anggaran Desa Digunakan Untuk Biaya Hidup Warga Rp 50.000 Per Hari

Arab Saudi, pemerintah Yaman, dan para pemberontak menyambut baik permohonan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk segera melakukan "gencatan senjata secara global".

Permohonan ini ditujukan untuk membantu mencegah bencana bagi orang-orang rentan di zona konflik.

Seruan ini bertepatan dengan peringatan kelima invasi militer Arab Saudi dalam perang saudara Yaman.

Peringatan ini diluncurkan untuk menopang pemerintah yang diakui secara internasional terhadap pemberontak Houthi.

Baca Juga: Kisah Wei Guixian, Orang yang Diduga Terjangkit Virus Corona Pertama Kali Dari Pasar Ikan di Wuhan: Jika Pemerintah Bergerak Cepat Mungkin Sedikit yang Mati

Sputnik International

(ilustrasi) Diserang Rudal Balistik, Arab Saudi Cegat Serangan di Atas Kota Riyadh, Ledakan Bak Kembang Api di Langit Lukai 2 Warga Sipil

Konflik yang memanas

Sistem pelayanan kesehatan Yaman yang rusak belum mencatatkan kasus penyakit Covid-19 sejauh ini.

Akan tetapi kelompok-kelompok bantuan telah memperingatkan, bahwa ketika itu terjadi dampaknya akan menjadi bencana besar.

Yaman sendiri sudah dianggap menghadapi krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Sementara itu Arab Saudi berjuang keras melawan virus corona yang telah menyebar di negaranya.

Baca Juga: Kawini Setan, Wanita Ini Rasakan Gairah Berhubungan Badan Lebih Intens Ketimbang dengan Manusia: Roh Memberikan Sentuhan yang Lebih Dalam

Kementerian Kesehatan telah melaporkan ada 1.203 kasus infeksi dan 4 korban meninggal hingga Sabtu (28/3/2020).

Namun akhir-akhir ini konflik memanas lagi antara Houthi dengan pasukan Yaman yang didukung Riyadh, di sekitar distrik utara strategis Al-Jouf dan Marib, yang mengakhiri jeda selama berbulan-bulan.

Padahal kubu-kubu yang bertikai sebelumnya sudah menunjukkan niatan untuk menurunkan intensitas serangan.

Seorang pejabat Arab Saudi pada November mengatakan bahwa Riyadh memiliki "saluran terbuka" dengan para pemberontak untuk mengakhiri perang.

Baca Juga: 9 Bulan Lalu Tarik Ahli Epidemi di Tiongkok hingga Kolot sebut Covid-19 sebagai Virus China, Trump Kini Kesampingkan Gengsi dan Mohon Bantuan pada Rivalnya

Houthi juga menawarkan penghentian semua serangan rudal dan drone ke Arab Saudi, setelah serangan di instalasi minyak pada September lalu.

Namun upaya-upaya itu tampaknya telah menguap.

Dilansir dari AFP, para pengamat mengatakan pemberontak mungkin menggunakan jeda untuk meningkatkan kemampuan militernya.

Baca Juga: Sekian Lama Dilacak, Orang Paling Pertama yang Terinfeksi Covid-19 alias Pasien Zero Corona di Wuhan Mulai Terungkap, Ternyata Inilah Sosoknya

Kubu Riyadh sempat mengincar kemenangan cepat ketika melakukan invasi militer berbiaya multi-miliar dollar pada 2015, untuk menggulingkan pemberontakan Houthi.

Kebijakan tersebut dipimpin oleh Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.

Akan tetapi invasi militer berbiaya tinggi ini gagal menggulingkan pemberontak, dan justru semakin mendorong negara termiskin di jazirah Arab ke dalam krisis kemanusiaan. (Aditya Jaya Iswara)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arab Saudi Cegat Serangan Rudal di Atas Riyadh, 2 Warga Sipil Terluka"

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya