Sosok.ID - Belum lama ini viral video di media sosial satu keluarga bersama sejumlah warga di Sulawesi Utara membongkar paksa plastik pembungkus jenazah PDP virus Corona.
Sebelumnya, jenazah PDP virus Corona di Sulawesi Utara ini diambil paksa oleh pihak keluarga dan masyarakat dari mobil ambulans lantaran tidak terima dengan prosedur standar yang dilakukan pihak rumah sakit.
Isak tangis keluarga dan sejumlah warga pun sempat mengiringi proses pemandian jenazah PDP virus Corona di Sulawesi Utara.
Diketahui, sejak Januari 2020 lalu, virus Corona telah menjadi momok yang begitu berat bagi seluruh orang di penjuru dunia.
Pasalnya, virus mematikan yang menyerang saluran pernapasan ini telah menginfeksi lebih dari 467 ribu orang di dunia dengan persentase kematian yang cukup tinggi.
Mengutip Kompas.com, di Indonesia sendiri sejak Rabu (25/3/2020) kasus positif virus Corona tercatat telah mencapai angka 790 kasus dengan jumlah pasien meninggal 58 orang dan sembuh sekitar 31 orang.
Tingginya angka persentase kematian akibat virus Corona di Indonesia membuat pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan standar untuk mencegah meluasnya penyebaran virus.
Salah satunya adalah prosedur standar pemulasaran jenazah terinfeksi Covid-19 seusai dengan yang telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Bahkan meskipun jenazah tersebut meninggal dalam status Pasien Dalam Pengawasan atau PDP, prosedur standar ini harus tetap dilakukan pihak rumah sakit untuk mencegah penularan virus.
Namun sepertinya, masih ada pihak keluarga yang kurang paham dengan prosedur standar ini dan berujung pada kesalahpahaman.
Seperti yang belum lama ini terjadi di Sulawesi Utara dan viral di media sosial.
Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com dan Kompas TV, belum lama ini viral di media sosial video satu keluarga di Sulawesi Utara mengambil paksa jenazah PDP dari ambulans.
Tak hanya mengambil paksa, pihak keluarga dan sejumlah warga membongkar paksa plastik kedap yang membungkus tubuh jenazah PDP virus Corona.
Aksi ini mereka lakukan diduga lantaran kurang paham dengan standar prosedur pemulasaran jenazah terinfeksi Covid-19 yang harus dilakukan pihak rumah sakit meski pasien tersebut masih berstatus PDP dan belum positif Corona.
Jenazah PDP virus Corona yang diambil paksa dari ambulans langsung dibawa dengan mobil pribadi menuju rumah duka di Kolaka, Sulawesi Utara.
Dilansir Sosok.ID dari tayangan di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (26/3/2020) pihak keluarga bersikeras jenazah tidak meninggal akibat infeksi virus Corona.
Diketahui dari video yang beredar di media sosial, pihak keluarga dan sejumlah pelayat membongkar paksa plastik pembungkus jenazah untuk melakukan prosesi pemakaman seperti biasa.
Sejumlah orang diketahui bahkan melakukan kontak erat dengan jenazah PDP virus Corona.
Mengutip Kompas.com, sebelumnya diberitakan seorang PDP Covid-19 berjenis kelamin perempuan (34) dinyatakan meninggal dunia di ruang isolasi RSUD Bahteramas, Sulawesi Utara pada Senin (23/3/2020) sekitar pukul 11.00 WITA.
Pelaksana tuhas (Plt) Dirut RSUD Bahteramas, dokter Sjarif Subijakto mengatakan bahwa pasien ini mengalami gangguan Bronkitis Pneumonia berat dan merupakan rujukan dari RS Bhayangkara Polda.
Saat dinyatakan meninggal dunia, pasien PDP virus Corona ini langsung ditindak oleh tim medis dengan standar penanganan jenazah infeksi Covid-19 meski masih berstatus PDP.
Hal ini dilakukan pihak rumah sakit semata-mata untuk melindungi pihak keluarga dan para pelayat.
Namun saat peti jenazah akan dibawa menggunakan ambulans rumah sakit, dokter Sjarif Subijakto mengatakan keluarga pasien menolak dan mengangkut sendiri jenazah dengan mobil pribadi.
Melansir Kompas.com aksi yang dilakukan oleh satu keluarga di Kolaka, Sulawesi Utara ini sangat disayangkan Dokter Forensik RS Bhayangkara Polda Sultra, Komisaris Polisi dokter Mauluddin.
Ia mengatakan situasi seperti ini bisa terjadi lantaran kurangnya pemahaman dan kepatuhan warga terhadap standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Meskipun jenazah tersebut masih suspect dan belum ada hasil dari laboratorium, ada baiknya bersikap waspada meski dalam keadaan tengah berduka cita.
Pasalnya, tindakan gegabah sekecil apapun di saat seperti ini dapat membahayakan orang banyak.
Lebih lanjut Mauludin mengatakan bahwa ia mengerti pihak keluarga bersikap seperti ini sebagai bentuk kasih sayang.
"Meski kami bisa pahami sebagai bentuk kasih sayang. Namun, dengan adanya virus dari orang ke orang atau dari jenazah ke orang.
Sehingga perlu masyarakat memahami sehingga tidak terjadi kembali jenazah disentuh. Meski masih PDP, kami anggap sebagai jenazah infeksi," ujar dia.
Lantaran aksi nekat keluarga dan sejumlah warga yang tidak mau patuh dengan standar prosedur, maka pihak berwenang berhak mengambil keputusan untuk memantau dan mengisolasi keluarga pasien PDP.
Hal ini disampaikan sendiri oleh Jubir Penanganan Covid-19 di Sulawesi Utara, Muhammad Aris.
"Kami saat ini sedang melakukan pendataan, siapa saja yang kontak langsung dengan jenazah.
Kemudian akan diperiksa dan dilakukan tindakan-tindakan selanjutnya, dan kami tetap akan menganjurkan untuk melakukan isolasi mandiri dulu sambil kita menunggu perkembangan.
Tapi langkah awal saat ini, bahwa keluarga yang kontak langsung ini segera melakukan isolasi," tandas Dokter Muhammad Aris.
(*)