KKB Papua Diprediksi Bakal Tepecah Belah, Persatuan untuk Teror Freeport Akan Runtuh karena Konflik Internal Ini

Jumat, 20 Maret 2020 | 16:17
FB TPNPB

KKB Papua

Sosok.ID - Kelompok kriminal bersenjata di wilayah Papua memang telah meresahkan masyarakat selama bertahun-tahun.

Kabarnya, kelompok-kelompok kecil tersebut akan bergabung menjadi satu kubu.

Namun, nampaknya mereka bisa terpecah lagi.

Kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua yang sempat bersatu diperkirakan akan terpecah belah lagi.

Baca Juga: Tambah Nekat, KKB Papua Gunakan Strategi Baru Demi Usir Warga Desa, TNI-Polri Tak Tinggal Diam Hingga Lumpuhkan Sejumlah Anggota Pemberontak, Begini Penjelasan Kapolda!

Diketahui sebelumnya, beberapa kelompok KKB Papua sempat mulai bersatu untuk mengincar PT Freeport Indonesia.

Meski tak keseluruhan, setidaknya ada empat kubu KKB Papua yang berkumpul.

Kelompok yang kini berada di Tembagapura yaitu di antaranya KKB Papua pimpinan Lelagak Telenggen, Egianus Kogoya, Jhony Botak, dan Gusbi Waker.

Namun, TNI mulai mencium akan terjadi perpecahan lagi di KKB Papua karena perebutan kekuasaan di jajaran Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

Baca Juga: KKB Egianus Kogoya Cuma Kroco, Kisah Seorang Kepala Suku Papua Pimpin Pemberontakan Terbesar Bumi Cenderawasih, Namun Akhirnya Jadi Pendukung Indonesia Sejati

Hal ini diungkapkan oleh Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf. Dax Sianturi.

Dax menduga saat ini KKB Papua sedang berebut untuk melengserkan panglima TPNPB yang masih dipegang oleh Goliat Tabuni (GT).

Berikut ulasan selengkapnya dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Perebutan Posisi Panglima Tertinggi Diduga Jadi Alasan Pergerakan Sejumlah KKB ke Tembagapura'.

1. Goliat Tabuni tak sekuat dulu

Baca Juga: Teror KKB Berondong Harta Benda Warga Sipil, Buron Negara Veronica Koman Klaim Pengungsi di Timika Bukan Sebab OPM

Dax menyebut kalau Goliat Tabuni saat ini sudah berumur dan tak sekuat dulu, itulah yang menyebabkan KKB Papua berusaha untuk menggesernya.

"Sebenarnya GT sudah cukup berumur dan secara fisik tidak lagi sekuat dulu.

Namun, ketokohannya GT masih cukup berpengaruh bagi generasi di bawahnya.

Kedudukan GT yang sudah semakin renta dijadikan peluang bagi pimpinan yang ada dibawahnya untuk menggeser GT," kata Dax, di Jayapura, Kamis (19/3/2020).

Baca Juga: Merasa Seperti Keluarga Dengan TNI yang Selalu Membantunya, Seorang Keluarga Anggota KKB Papua Ini Pertaruhkan Nyawa Untuk Serahkan Senjata Secara Sukarela

2. Meneror PT Freeport Indonesia untuk menaikkan pamor

KKB Papua yang bergeser ke Tembagapura adalah kelompok pimpinan Lelagak Telenggen (LT), Militer Murib (MM), Selcius Waker (SW), dan Gusbi Waker (GW).

Sedangkan wilayah Tembagapura merupakan wilayah operasi KKB Papua pimpinan Jhony Botak.

Menurut Dax, Tembagapura yang di dalamnya ada kawasan operasional PT Freeport Indonesia (PTFI), dianggap KKB bisa menaikan pamor, sehingga peluang menjadi pimpinan tertinggi TPNPB sangat terbuka.

Baca Juga: Dihukum Seumur Hidup! Hanya Ingin Foya-foya, Oknum Anggota TNI Nekat Jual Senjata dan Amunisi Pada KKB Papua, Ini Kronologinya!

"Saat ini isu Tembagapura sedang memanas dan mereka berharap itu bisa menaikkan nama mereka sehingga keberadaan GT bisa semakin dilupakan," kata dia.

"Bisa jadi pergerakan KKB Papua ke Tembagapura untuk menggeser kedudukan GT yang selama ini kita dengar sebagai Panglima Tertinggi TPNPB," sambung Dax.

3. Propaganda menakuti masyarakat

Beberapa informasi mengenai pergerakan KKB Papua ke Tembagapura juga dianggap sebagai sebuah propaganda untuk menakut-nakuti masyarakat.

Baca Juga: Dandim Mimika Buru KKB yang Tembaki Markasnya : Pelaku Penembakan Tetap Akan Kami Cari

Termasuk informasi mengenai Egianus Kogoya (EK), Pimpinan TPN OPM di wilayah Ndugama, yang ikut bergerak ke Tembagapura dianggap tidak sesuai fakta.

"Apa yang selama ini dipropagandakan TPNPB itu tidak sesuai fakta di lapangan, sebagian besar menggunakan nama EK untuk propaganda bahwa sudah terjadi penggabungan kekuatan," kata Dax.

4. Egonya masih tinggi

Dax menegaskan bila antar KKB Papua masih ada persaingan yang antar pimpinannya masih menyimpan ego yang tinggi.

Baca Juga: Bikin Geram! KKB Kembali Berulah, Buat 900 Warga Tembagapura Harus Dievakuasi Gegara Diteror, Begini Kata Kapolda!

Bahkan dalam satu kelompok kini sudah mulai ada ketidakpatuhan antara pimpinan dan anggotanya.

Hal ini seperti yang terjadi saat kelompok Selcius Waker membakar sebuah gereja di Kampung Opitawak, Distrik Tembagapura, pada 12 Maret 2020.

5. Pembakar gereja bukan perintah Lekagak Telenggen

Dax memastikan pembakaran sebuah rumah ibadah belum pernah dilakukan oleh KKB Papua, dan apa yang dilakukan oleh Selciu Waker bukan atas perintah atasannya Lekagak Telenggen.

Baca Juga: Pelanggar HAM! Kalah Lawan TNI, KKB OPM Balas dengan Tembaki Wanita dan Anak-anak di Polsek Tembagapura

"Di dalam tubuh mereka ada persaingan, masing-masing ingin menonjolkan dirinya supaya memiliki kedudukan lebih terhormat dibanding lainnya," kata Dax.

Ia meyakini saat ini Lekagak Telenggen menyalahkan aksi tersebut karena setelah itu aparat berhasil melumpuhkan empat anggota KKB Papua dalam sebuah kontak senjata di sekitar Kampung Opitawak, pada Minggu (15/3/2020).

"Yang membakar gereja sudah keluar jalur koordinasi, itu menunjukan tindakan membakar rumah ibadah ada rasa frustasi di antara mereka.

Frustasi itu bisa mungkin terjadi karena mereka sudah semakin terdesak, bisa jadi mereka kehabisan logistik karena kita putus jalur logistik mereka," kata Dax.

Baca Juga: Masa Bodoh dengan Nasib Warga, KKB Egianus Kogoya Kembali Bantai Rakyat Papua Saudaranya Sendiri Saat Upacara Bakar Batu

Diberitakan sebelumnya, Dax sebelumnya juga pernah membeberkan kalau KKB Papua memang sedang terpecah belah.

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'KKB Terus Berulah, TNI Sebut Antar-kelompok OPM Sedang Bersaing', pihak Kodam XVII/Cenderawasih meyakini aksi-aksi KKB Papua selama ini dilakukan untuk menunjukan eksistensi mereka.

Terutama dalam satu tahun terakhir, KKB Papua yang ada di wilayah Kabupaten Nduga terus beraksi sehingga kelompok-kelompok yang berada di Puncak juga ingin menunjukkan keberadaannya.

"Untuk operasional mereka antara yang Ndugama (Egianus Kogoya) dengan kelompok Ilaga itu tidak terkordinir dalam satu komando.

Baca Juga: Sergapan Kilat TNI-Polri Sambar Komandan KKB Papua Hingga Tewas, Lawan Tak Menyadari Sebelumnya Sudah Dibuntuti Diam-diam

Artinya, apa yang terjadi di Ilaga itu bukan bagian dari aksi yang di Ndugama," ujar Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi, kepada Kompas.com, Jumat (18/10/2019).

Antar kelompok KKB Papua yang dulunya menamakan diri Organisasi Papua Merdeka ( OPM), menurut Dax, seperti terpecah belah dan saling bersaing.

Sosok Egianus Kogoya yang belakangan ini mendominasi aksi-aksi kriminal di Papua diyakininya menimbulkan rasa iri dari kelompok lain yang ada di kabupaten sekitar Nduga.

"Selama ini kami monitor yang paling banyak melakukan aksi adalah Egianus.

Baca Juga: Goliath Tabuni Ajak Anak Buahnya Latihan Ala Militer, Sesumbar Bakal Serang Freeport, Awas Keberadaan KKB Papua Diam-diam Sudah Diendus TNI

Di antara kelompok sayap militer OPM atau TPMPB ini juga ada semacam persaingan di antara mereka untuk menunjukkan siapa yang lebih hebat satu sama lain," kata dia.

"Sehingga ketika Egianus beraksi, kelompok yang di Ilaga juga mungkin terpicu untuk melakukan aksinya juga.

Tetapi untuk satu komando saya rasa tidak ada," kata Dax.

Bahkan, kata Dax, di wilayah Puncak sendiri ada beberapa kelompok yang tidak saling terkoordinasi.

Baca Juga: Tinggal Dikarungin, Pergerakan KKB Egianus Kogoya dan Lekagak Telenggen Diam-diam Dipantau TNI-Polri, Komplotan Kriminal Segera Dilumpuhkan

"Kelompok yang di Ilaga (Puncak) sendiri itu tidak dalam satu kesatuan.

Mereka juga ada faksi-faksi yang bergerak sendiri-sendiri," ucap dia.

Beberapa KKB Papua yang selama ini dikenal sering beraksi di Puncak, di antaranya, Lekagak Telenggen dan Militer Murib.

"Pimpinan tertinggi di Ilaga itu banyak, tapi selama ini yang kami lihat aktif itu Lekagak Talenggen," kata Dax.

Baca Juga: Ciderai Jiwa Raga TNI, 3 Oknum Prajurit Pemasok Ribuan Amunisi ke KKB Papua Tak Jadi Dihukum Mati

Namun, diyakini bila struktur organisasi OPM yang sekarang ada, sudah tidak terkoordinasi dengan baik.

Bahkan, Goliat Tabuni yang selama ini dianggap sebagai pimpinan tertinggi sudah lama tidak terlihat.

"Di struktur organisasinya mereka membagi jadi Komando Daerah Pertahanan (Kodap), tapi pada dasarnya organisasi mereka itu antara ada dan tiada, yang selama ini cukup aktif hanya Kodap 3 Ndugama," ujar Dax.

Dax melihat klaim KKB Papua yang menyebut Goliat Tabuni sebagai jenderal besar hanya sebagai bentuk penghormatan di antara mereka terhadap sosok Goliat Tabuni yang dianggap sebagai tokoh yang memimpin perlawanan mereka.

Baca Juga: Telah Banyak Makan Korban, Jenderal TNI Ini Minta Pemerintah Naikkan Status KKB Papua ke Daftar Teroris, Begini Tanggapan Menkopolhukam!

Diakui bila pada 2018, TNI berhasil mengetahui titik persembunyian Goliat Tabuni, tetapi yang bersangkutan dapat melarikan diri.

"Goliat Tabuni sangat jarang terkoneksi dengan yang ada di Timika, Ndugama.

Goliat lebih ada di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya," kata Dax.

Terkait dengan beberapa kerusuhan yang terjadi di Papua, yang dipicu oleh isu rasisme, Dax mengakui hal tersebut ikut terkait dengan aksi-aksi yang dilakukan KKB Papua beberapa waktu terakhir.

Baca Juga: Inilah Detik-Detik Pasukan Khusus TNI Temukan Markas 2 KKB Pimpinan Murib dan Telenggen Sekaligus Tanpa Perlawanan Berarti, Anggota KKB Roboh Dengan Mudah!

Menurut dia, isu rasisme menjadi pelecut KKB Papua yang selama ini terus berpindah di hutan-hutan di wilayah pegunungan Papua.

"Namun, memang kami memonitor, dengan adanya beberapa kerusuhan yang terjadi, yang menurut kepolisian itu didalangi oleh KNPB dan UNLWP, timbul suatu gerakan solidaritas dari mereka yang berada di hutan," kata Dax.

(Putra Dewangga Candra Seta)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul KKB Papua Diduga akan Terpecah Belah Lagi, Saling Berebut Melengserkan Panglima TPNPB Goliat Tabuni

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Surya

Baca Lainnya