Sosok.ID - Eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo membuat pernyataan yang dinilai masyarakat cukup kontroversial.
Gatot lewat akun Instagramnya menggaungkan gerakan memakmurkan masjid dan salat berjamaah di tengah merebaknya wabah Covid-19 di Indonesia.
Sementara baru-baru ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa terkait salat Jumat dan salat berjamaah di tengah wabah.
Dalam Fatwa Majelis Ulama Nomor 14 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Dalam Situasi Terjadi Wabah Covid-19, pada poin kedua tertulis himbauan sebagai berikut:
"Orang yang telah terpapar Virus Corona, wajib menjaga dan mengisolasi diri agar tidak terjadi penularan kepada orang lain.
Baginya salat Jumat dapat diganti dengan shalat zuhur di tempat kediaman, karena shalat jumat merupakan ibadah wajib yang melibatkan banyak orang sehingga berpeluang terjadinya penularan virus secara massal.
Baginya haram melakukan aktifitas ibadah sunnah yang membuka peluang terjadinya penularan, seperti jamaah shalat lima waktu/ rawatib, salat Tarawih dan Ied di masjid atau tempat umum lainnya, serta menghadiri pengajian umum dan tabligh akbar," begitu bunyi fatwa MUI, melansir Warta Kota.
Namun nampaknya, Gatot sedikit kurang setuju dengan ketentuan hukum tersebut.
Melalui Instagram pribadinya, Gatot menyampaikan pendapat tidak setuju dengan adanya pelarangan salat berjamaah di masjid bagi kaum muslim.
Ia membandingkan dengan situasi di China, di mana menurut Gatot, warga China justru berbondong-bondong ke masjid saat wabah virus corona sedang gencar di negara tersebut.
"Sepertinya ada yang keliru.. ?? Di negeri asalnya Covid-19 china, yg penganut paham komunis dan sebagian besar tdk beragama beramai-ramai mendatangi Masjid dan Belajar Berwudhu hingga mengikuti Shalat Berjamaah," tulis Gatot di akun instagramnya, seperti dikutip Sosok.ID, Rabu (18/3).
Baca Juga: Apakah Benar? Manusia Tipe Seperti Ini Kebal Terhadap Virus Corona
Gatot merasa, Indonesia sebagai negeri dengan mayoritas penduduknya adalah muslim, seharusnya tidak menggaungkan larangan salat berjamaah di masjid.
"Namun di negeri Mayoritas Muslim justru sebaliknya..?? Mereka beramai-ramai menggaungkan phobia dgn Masjid. Seakan-akan Masjid sebagai Sumber Penularan Covid-19..??" tulisnya.
Gatot mengatakan, muslim di Indonesia harus belajar dari pengurus ibadah agama lain.
Sebab menurut Gatot, hanya MUI yang mengeluarkan fatwa larangan.
"Lalu apakah mall, lift, sarana umum, vihara, temple, klenteng, "lebih aman" daripada Masjid..?? (kita harus belajar pada pengurus gereja, vihara dan pura/klenteng itu yg Tak Pernah Ada Himbauan untuk Larang warganya untuk beribadah disana). Padahal disana mereka tidak pernah berwudhu..??"
Ada apa ini dan pikiran siapa yang mengajak demikian?? Hingga Umat Islam lupa bahwa Masjid adlh Tempat yang Paling Aman untuk Berlindung dari segala Bencana..??"
Gatot lantas mempertanyakan, kenapa di saat wabah merebak, tak ada ajakan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
"Mengapa umat Islam tidak menggaungkan Himbauan "Selalu" menjawab Wudhu & Shalat berjama'ah..??"
Sampai artikel ini ditulis, belum ada konfirmasi dan penjelasan dari yang bersangkutan.
Untuk diketahui,terkait upaya menghambat laju penyebaran Covid-19, Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang membatasi pergerakan di kerumunan, termasuk rumah ibadah.
Seperti diberitakan sebelumnya, Arab Saudi sebagai negara yang paling sering dikunjungi muslim dunia, telah menutup sementara jemaah umroh yang masuk ke Mekah.
Wabah Covid-19 juga memaksa Arab Saudi untuk mengambil keputusan berat dan meghentikan ibadah salat berjamaah di seluruh masjid kecuali Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Selain itu, negara-negara Timur Tengah seperti Kuwait, juga telah mengganti seruan azan menjadi "salatlah di rumah masing-masing".
Hal tersebut diatas, dilakukan dalam upaya menanggulangi pandemi virus Sars-Cov-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19. (*)