Gaji Layak, Jam Kerja Fleksibel, dan Paket Tunjangan Terbaik, Algojo ISIS Ini Beberkan Pendapatannya Usai Penggal Lebih dari 100 Kepala Manusia

Sabtu, 14 Maret 2020 | 20:00
123.rf.com

Ilustrasi ISIS

Sosok.ID - Kelompok penjahat Negara Islam di Irak dan Suriah atau yang dikenal dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) telah melakukan serangkaian hal-hal kejam.

Salah satunya adalah mengeksekusi tawanan mereka, dengan cara dipenggal.

ISIS memang dikenal sebagai kelompok radikal yang tak segan melakukan kekerasan dan membunuh manusia dengan prinsip yang bertentangan dengannya.

Salah satu yang sering disorot dari ISIS adalah mengenai, aksi video pemenggalan kepala oleh kelompok tersebut.

Mereka yang bertugas sebagai pemenggal kepala, disebut sebagai algojo.

Baca Juga: Kena Rayu, Lelaki yang Digosipkan dengan Ayu Ting-ting Ini Tanpa Pikir Panjang Sosor Pipi Nikita Mirzani di Hadapan Billy Syahputra: Gila!

Melansir Dailystar,ada seorang pejuang ISIS kelahiran Belgia, Anouar Haddouchi, dijuluki 'algojo Raqqa' karena telah memotong lebih dari 100 kepala manusia.

Selama melakukan pemenggalan dia mengaku telah mendapatkan komisi hingga 10.000 poundsterling atau sekitar Rp172 juta.

Menurut keterangan Het Laatste Nieuws, Haddouchi ditangkap ketika bersama istrinya Julie Maes oleh pasukan milisi Kurdi di Suriah.

Pasangan itu ditangkap, setelah pertempuran untuk kubu ISIS terakhir di Baghouz.

Baca Juga: Sakit Hati Telah Dibuang Gegara Ada Laki-laki Lain yang Lebih Hebat, Pria Ini Nekat Habisi Nyawa Mantan Kekasihnya Kemudian Setubuhi Jasadnya

Het Laastste mengatakan belum diketahui apakah Haddouchi akan diadili di Suriah, Belgia, atau Prancis karena diduga terlibat dalam serangan di Brussels dan Prancis.

Jika kemungkinan diadili di Irak, tersangka mungkin akan mendapatkan hukuman mati.

Pria 35 tahun itu, berbasis di Birmingham Inggris sampai 4 tahun sebelum pindah ke Suriah dan berperan sebagai algojo ISIS.

Selama karirnya sebagai algojo dia telah memenggal lebih dari 100 kepala di alun-alun pasar pusat kota di Raqqa.

Menurut BBC, Haddouchi dan istrinya bergabung dengan ISIS pada September 2014.

Baca Juga: Ngakunya Gatal-gatal Tapi Sengaja Nggak Pakai Celana Dalam, Pria Ini Tiba-tiba Mengeluarkan Alat Kelaminnya di Hadapan Wanita, Polisi: Berarti Sudah Persiapan

Setelah mereka meninggalkan Birmingham, pasangan itu meninggalkan kredit pajak di perumahannya di Birmingham.

Rumah itu kemudian diserahkan kepada Mohamed Abrini dari Belgia-Maroko.

Abrini sendiri juga salah satu kelompok teror di mana dia terlibat dalam serangan Paris 2015 yang menewaskan 130 orang.

Sejauh ini, algojo Haddouchi telah dipenjara selama tiga tahun karena membantu aksi terorisme.

Haddouchi kemungkinan akan menghadapi dakwaan di Belgia, setelah para penyelidik mengkalim dia adalah bagian dari sel ISIS di Brussels yang merencanakan bom bunuh diri 2016 silam.

Baca Juga: Balik dari Bertemu Presiden AS, Tiga Pejabat Brasil Dinyatakan Positif Covid-19, Apa Kabar Donald Trump?

Kisah Algojo Pemenggal Kepala dari Arab Saudi

Hampir sama dengan Algojo ISIS beginilah kesaksian lagi dari algojo pemenggal kepala dari Arab Saudi.

Gaji yang layak, jam kerja yang fleksibel, dan paket tunjangan terbaik. Itulah yang diterima oleh seorang eksekutor negara di Arab Saudi.

Seorang pria bernama Muhammad Saad Al-Beshi, seorang algojo bagikan kisahnya kepada The Guardian pada 2003 silam.

Kisahnya berawal pada tahun 1998, ketika itu Al-Beshi mendapatkan pekerjaan pertamanya di Jeddah.

Baca Juga: Digosipkan Dekat dan Bakal Nerima Ayu Ting Ting dengan Status Janda, Didi Riyadi Kini Malah Mikir 2 Kali Ingin Dekati sang Biduan: Gue Enggak Mau Komentar

"Penjahat itu diikat dan ditutup matanya. Dengan satu pukulan pedang aku memutuskan kepalanya," begitulah Al-Beshi menceritakan pengalaman pertamanya.

"Tentu saja aku gugup, memang ada banyak orang yang menonton tetapi sekarang demam panggung hanyalah sesuatu dari masa lalu," sambungnya.

Dia mengatakan bahwa dia tenang di tempat kerjanya, dan melakukan pekerjaan Tuhan.

"Aku tidak tahu mengapa mereka datang dan menonton, jika mereka tidak memiliki keinginan untuk itu, apa mereka pikir orang takut padanya?" kata Al-Beshi.

"Di negara ini kita memiliki masyarakat, yang mengerti hukum Tuhan," tambahnya.

Baca Juga: Meski Belum Ada Vaksinnya, Pandemi Covid-19 Dapat Dikalahkan, Inilah Modal Awal Sekaligus Kunci Kesembuhan 71.694 Kasus Virus Corona!

"Tidak ada yang takut padaku, aku punya banyak kerabat dan banyak teman di masjid, dan aku menjalani kehidupan yang normal sama seperti orang lain," imbuhnya.

Sebelum eksekusi, tidak kurang dari itu bahkan ia akan mengunjungi keluarga korban, penjahat untuk mendapatkan ampunan bagi pria yang akan dieksekusi.

"Aku selalu memiliki harapan, sampai menit terakhir dan aku berdoa pada Tuhan untuk memberikan penjahat kehidupan baru, aku selalu menjaga harapan itu tetap hidup," Jelas Al-Beshi.

Baca Juga: Punya 5 Suami Hingga Harus 'Digilir Jatah' Tiap Malam, Wanita Ini Bingung Bapak dari Anaknya yang Mana

Al-Beshi tidak mengungkapkan berapa banyak dia dibayar untuk melakukan eksekusi, karena ini adalah perjanjian rahasia dirinya dengan pemerintah.

Namun, baginya dia menegaskan bahwa bayaran tidaklah penting. Paling penting adalah pekerjaannya di mana dia bangga melakukan pekerjaan Tuhan.

"Saya sangat bangga melakukan pekerjaan Tuhan," Kata Al-Beshi.

(Afif Khoirul M)

Artikel ini telah tayang di Intisari.ID dengan judul: Algojo ISIS Beberkan Bayarannya untuk Setiap Kepala yang Sudah Terpenggal, Angka yang Terkumpul Setelah Penggal Lebih dari 100 Orang Ini Melebihi Ekspektasi Semua Orang

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : intisari.id

Baca Lainnya