Tunda Pernikahan Dengan Alasan Kemanusiaan, Hidup Dokter Muda Ini Harus Berakhir Tragis, Begini Kronologinya!

Sabtu, 22 Februari 2020 | 15:00
YONHAP

Tunda Pernikahan Dengan Alasan Kemanusiaan, Hidup Dokter Muda Ini Harus Berakhir Tragis, Begini Kronologinya!

Sosok.ID - Virus corona atau Covid-19 menjadi momok bagi dunia internasional saat telah tewaskan lebih dari 1.500 jiwa.

Oleh sebab itu banyak negara telah siaga untuk tanggulangi virus berbahaya ini termasuk Indonesia.

Dampak virus corona telah tersiar di berbagai penjuru dunia yang berawal dari sebuah daerah di China.

Kisah dibalik virus ini pun banyak terjadi, termasuk kisah asmara seorang dokter di China ini.

Baca Juga: Indonesia Didepak AS dari Negara Berkembang dan Didapuk sebagai Negara Maju, Ternyata Ini Maksud Terselubung Donald Trump!

Seorang dokter burusia 29 tahun di Wuhan dilaporkan meninggal dunia akibat Covid-19 beberapa waktu lalu.

Padahal sang dokter memiliki niat mulia saat menunda pernikahan dengan kekasihnya demi menyembuhkan pasien virus corona.

Namun nahas, dirinyalah yang menjadi korban dari virus yang bermuara di Provinsi Hubei tepatnya di daerah Wuhan ini.

Peng Yinhua bekerja di bagian pernapasan dan perawatan kritis Rumah Sakit Rakyat Pertama Distrik Jiangxia.

Baca Juga: Berkali-kali Buka Lowongan Kerja, Perusahaan Milik BUMN Ini Ternyata Hanya Punya 7 Karyawan, Dapat Suntikan Modal Dari Pemerintah Rp 3,76 Triliun Hingga Menkeu Bingung

Rumah Sakit tersebut adalah garis depan dalam menlaksanakan pencegahan melawan virus corona.

Diketahui Peng bekerja tiada henti siang dan malam saat semakin lama semakin banyak orang yang terjangkit virus mematikan tersebut.

Melansir dari China Plus, Jumat (21/2/2020) ketika mendengar bahwa virus itu menyebar tak terkendali dan butuh bantuan spesialis, dirinya tanpa ragu mengajukan diri.

Baca Juga: Kesaksian Putra Asli Papua : Jauh Sebelum Bendera Bintang Kejora OPM Ada, Merah Putih Sudah Dulu Berkibar di Irian Jaya

China Daily

(Ilustrasi tenaga medis)

Padahal kala itu tinggal menghitung hari untuk tanggal pernikahan yang telah ia rancang dengan calon pasangannya pada 1 Februari yang lalu.

Namun ia akhirnya menunda acara sakral dalam hubungan asmaranya dengan sang pacar demi selamatkan orang banyak.

"Saya masih muda. Saya bisa bekerja selama berjam-jam," katanya saat itu. Namun, Peng Yinhua dilaporkan positif terinfeksi pada 25 Januari, melansir dari China Plus.

Kondisinya pun kian lama kian memburuk saat dipindah ke Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan pada 30 Januari demi perawatan darurat.

Baca Juga: 2 Tahun Perjuangkan Cinta LDR Hingga Ujung-ujungnya Ditinggal Nikah, Artis Ini Tetap Bucin Sampai Buatkan Gaun Pengantin untuk sang Mantan

Mengutip dari The Guardian, pihak rumah sakit mengumumkan bahwa dokter muda itu akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Kamis pukul 21.50 waktu setempat (20/2/2020).

Peningkatan penularan virus di China memang mengalami peningkatan drastis dan disebut-sebut juga virus corona telah mengalami penigkatan patogen.

Total, 74.685 seantero Negeri "Panda" meninggal karena Covid-19, dengan 2.236 korban meninggal setelah otoritas mengumumkan 118 kasus kematian baru.

Baca Juga: Lamar Anak Bupati, Anggota DPR RI Ini Pakai 12,6 Hektar Tambang Nikel Serta 30 Ekor Sapi dan 3 Ekor Kerbau Sebagai Mahar, Padahal Kekayaan Si Pria Hanya Rp 400 Juta di KPK

Jumlah tersebut termasuk lebih dari 500 kasus infeksi yang ditemukan di penjara seantero China, membuat pemerintah melakukan revisi.

Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, virus tersebut harus dianggap sebagai "musuh publik nomor satu".

"Jika kita tidak menghantamnya dengan keras menggunakan peluang yang diberikan, maka virus ini akan menjadi masalah besar," tegas Tedros.

Baca Juga: Kegiatan Pramuka Berujung Petaka, Sejumlah Siswa SMP di Sleman Hanyut Saat Lakukan Kegiatan Susur Sungai, Jerit Tangis Keluarga Warnai Lokasi Evakuasi

Pemerintah pusat China dikabarkan memberikan kompensasi sebesar 3.000 yuan, sekitar Rp 5,8 juta, bagi keluarga tim medis yang tertular.

Sementara jika dokter atau perawat itu meninggal setelah dirawat bakal mendapat "dana dukacita" 5.000 yuan, atau Rp 9,7 juta. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : The Guardian, China Plus

Baca Lainnya