Harga Masker Melonjak 10 Kali Lipat hingga Jadi sorotan Media Internasional, Menkes Terawan Salahkan Warga Indonesia yang Membelinya untuk Mengantisipasi Virus Corona : Masker Hanya untuk Orang Sakit

Minggu, 16 Februari 2020 | 09:45
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto memberikan keterangan kepada wartawan menjelang kedatangan WNI dari natuna di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020).

Sosok.id - Hingga kini, kasus virus corona memang belum ditemukan di Indonesia.

Namun, masyarakat nampaknya juga khawatir dan waspada kalau-kalau penyakit tersebut nantinya menjangkiti Tanah Air.

Sebab, wabah virus corona diyakini peneliti drai Harvard dan WHO telah menyebar di Indonesia namun tak terdeteksi keberadaannya.

Tak hanya itu, baru-baru ini, peneliti dari Australia juga mempertanyakan klaim Indonesia soal tak adanya kasus virus corona.

Baca Juga: Disoroti Media Internasional, Indonesia Jadi Negara Berkesan Materialistis, Nol Kasus Corona, Harga Masker di Tanah Air Melonjak Tajam Hingga Rp 1,5 Juta

Melansir SBS via Sonora.id, ahli penyakit menular dari Australia National University (ANU) Profesor Sanjaya Senanayake mengakatan jika Indonesia kemungkinan sudah tercemar virus corona namun tidak terdeteksi.

Hal tersebut didasarkan atas kebiasaan orang Indonesia yang memilih untuk berdiam di rumah ketika sakit alih-alih berobat ke rumah sakit.

Tentunya hal ini membuat warga semakin khawatir dan berdampak pada melambungnya harga masker di Indonesia.

Hal ini bahkan turut menjadi sorotan media internasional seperti Reuters yang menyoroti kenaikan hingga 10 kali lipat dari harga asli.

Baca Juga: Jadi Barang Langka dengan Harga Selangit hingga Warga Harus Antre Berjam-jam untuk Mendapatkannya, Pria Ini Nekat Pecahkan Jendela Mobil Orang dan Gondol Maskernya

Melansir dari Kompas.com, seorang penjual peralatan kesehatan di sebuah toko di Jakarta, Bambang Darmadi menyebut satu kotak masker berisi 50 lembar kini dijual dengan harga Rp 200.000.

Padahal biasanya hanya dijual dengan harga Rp 20.000.

Darmadi mengatakan, setiap harinya harga masker melonjak sampai Rp 10.000.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto justru merasa tak heran.

Baca Juga: Menteri Kesehatan Ngamuk Besar! Sebut Peneliti Harvard Sudah Hina Indonesia yang Dikatakan Tak Bisa Deteksi Virus Corona, Terawan: Orang Indonesia Lebih Sehat!

Masih melansir dari Kompas.com, menurutnya lonjakan harga masker tersebut karena banyak masyarakat yang memburu setelah munculnya virus corona.

Ia bahkan menyalahkan masyarakat yang membeli masker tersebut.

"Salahmu sendiri kok beli ya," kata Terawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (15/2/2020), seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa masyarakat sebenarnya tak perlu menggunakan masker untuk mengantisipasi virus.

Baca Juga: Bukannya Tak Terinfeksi karena Sudah Kebal, Ahli Sebut Virus Corona Mungkin Sudah Menjangkiti Masyarakat Indonesia Tapi Tak Terdeteksi

Menurutnya, masker seharusnya hanya digunakan untuk orang-orang yang sakit agar tak menularkan ke orang lain.

Tapi semenjak virus corona merajalela di China dan beberapa negara lainnya, Terawan melihat orang-orang Indonesia malah ramai-ramai menggunakan masker, sekalipun dalam kondisi sehat.

Terawan kemudian mengimbau masyarakat yang sehat untuk tak usah mengenakan masker.

"Enggak usah (pakai masker). Masker untuk yang sakit," tegasnya.

Baca Juga: Tak Mau Ribet, Kim Jong Un Tembak Mati Seorang Pejabat yang Terjangkit Virus Corona, Begini Kata WHO!

Menurutnya, perwakilan dari WHO juga memiliki pendapat senada.

"Dr. Paranietharan dari WHO bilang, enggak ada gunanya (orang sehat pakai masker). Untuk yang sakit supaya tidak menulari orang lain kalau sakit. Tapi yang sehat enggak perlu," jelasnya.

Namun, saat ditanya lebih jauh apakah pemerintah akan turun tangan menangani masalah melambungnya harga masker, Terawan tak memberikan jawaban tegas.

Ia hanya menegaskan bahwa masalah tersebut terjadi karena mekanisme pasar.

Baca Juga: Terlanjur Mati karena Gantung Diri Gegara Takut Bakal Tularkan Virus Corona, Pria Ini Ternyata Cuma Sakit Flu Biasa

"Itu kan pasar begitu, kalau dibutuhkan banyak harga naik, kalau orang nyari malah justru makin mahal. Kan begitu, tapi kalau enggak ada yang nyari turun sendiri harganya," ujarnya.

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kompas.com, Sonora.ID

Baca Lainnya