Sosok.ID - Sejumlah negara ambil resiko demi mengantisipasi penyebaran virus corona.
Seperti diketahui, saat ini virus corona telah menjadi wabah internasional yang ditakuti.
Sejak kemunculannya pada Desember 2019, patogen ini telah menjangkiti sebanyak 42.767 orang.
Data real time hingga Selasa (11/2/2020) menyebutkan epidemi ini meningkatkan angka kematian menjadi 1.013 jiwa.
Sementara itu, sebanyak 3.950 kasus dinyatakan sembuh dari virus corona.
Menyebar secara global di 27 negara lain di luar China, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan sempat mempertanyakan nasib Indonesia.
Pasalnya, hingga kini Indonesia masih melaporkan nol kasus terinfeksi virus corona.
Hal ini membuat dunia internasional khawatir, terlebih fakta bahwa Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa.
Sejumlah pakar Internasional meragukan kesiapan Indonesia dalam menghadapi bahaya virus corona.
Indonesia dianggap belum memiliki alat yang dapat mendeteksi adanya virus corona dengan cepat, sementara penduduknya sangat padat, WHO mengkhawatirkan kemungkinan adanya masyarakat yang terjangkiti namun tak terdeteksi.
1. Upaya Indonesia Menghadapi Virus Corona
Meski diragu-ragukan, Indonesia diketahui telah melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi vrus corona.
Melansir Kompas.com, beberapa langkah awal yang dilakukan Indonesia adalah dengan mengaktifkan 135 unit Thermo Scanner di sejumlah pintu masuk Indonesia.
Thermo Scanner diterapkan bersama sejumlah mekanisme pemeriksaan lain bagi setiap pedatang di Indonesia.
Indonesia juga telah mengevakuasi sejumlah 245 WNI dari Wuhan, yang kini tengah dikarantina di Natuna.
Pada Rabu (5/1/2020), Indonesia juga resmi melakukan larangan penerbangan pesawat penumpang dari dan ke China.
Sementara untuk pesawat kargo, pemerintah mempertimbangkan opsi tetap menerima kiriman dari China, dengan catatan petugas kargo dari China dilarang turun saat mengirim barang.
Pada Selasa (4/2/2020), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa Indonesia untuk sementara waktu melarang adanya impor hewan hidup dari China.
"Disampaikan bahwa metode transmisi penyakit melalui human to human dan wild animal maka kebijakan pemerintah melarang impor life animal dari China," kata Airlangga, usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).
Indonesia juga dikatakan akan menghentikan pengiriman sejumlah produk dari China ke Indonesia.
Langkah-langkah tersebut dilakukan demi mencegah masuknya virus corona di Indonesia.
Adapun sejumlah pasien yang suspect corona, tak luput dari pengawasan dan masih dipantau perkembangannya hingga kini.
2. Dubes China Sebut Indonesia Berlebihan
Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian menilai, rencana penghentian impor sejumlah produk dari China adalah langkah yang cukup berlebihan.
Hal ini berpotensi meningkatkan dampak negatif terhadap hubungan perdagangan kedua negara.
"Tindakan itu akan merugikan hubungan dagang antara kedua negara dan juga akan memberikan dampak negatif kepada hubungan kedua negara," kata Dubes Xiao saat memberikan keterangan di kediamannya di Jakarta, Selasa (4/2/2020), seperti dilansir dari Antara via Kompas.com.
Xiao mengatakan, hingga kini belum ada bukti bahwa virus corona dapat ditularkan melalui barang-barang impor.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO juga dikatakan tidak setuju dengan rencana sejumlah negara membatasi perdagangan ke China.
Xiao Qian merujuk pernyataan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang menyatakan tidak ada alasan untuk mengintervensi perdagangan dan perjalanan internasional terkait virus corona.
Oleh karena itu, Dubes Xiao berharap agar Indonesia dapat mempertimbangkan saran WHO.
Terlebih China dan Indonesia memiliki hubungan bilateral yang cukup baik.
Xiao Qian menyayangkan langkah Indonesia dalam membatasi impor pangan dan menunda penerbangan dari dan ke China untuk sementara waktu.
"Kita berharap pihak Indonesia bisa memandang wabah ini dan memandang pencegahan dan penanggulangan secara obyektif, rasional dan ilmiah dan mengambil tindakan pencegahan yang rasional, bukan yang overreact supaya menghindari gangguan terhadap hubungan kedua negara dan kerja sama," ucap Xiao Qian.
3. Tanggapan Presiden Joko Widodo atas Sindiran Dubes China
Presiden Joko Widodo menjawab sindiran China terkait langkah Pemerintah Indonesia dalam upaya mengantsipasi penyebaran virus corona.
Melansir YouTube Kompas TV, Presiden Joko Widodo yang ditemui awak media di Istana Negara pada Rabu (5/2/2020), mengatakan bahwa langkah ini adalah demi kepentingan nasional.
Ia bahkan menegaskan bahwa apapun itu, kepentingan nasional adalah yang utama.
"Ya apa pun, saya sampaikan bahwa kepentingan nasional kita tetap nomor satu, dinomorsatukan." Jawab Jokowi, dilansir Sosok.ID dari YouTube Kompas TV, Selasa (11/2/2020).
4. Erick Thohir Cemas Indonesia Tak Sanggup Raih Mimpinya
Berbeda dengan jawaban tegas Presiden Joko Widodo, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan kekhawatirannya terkait dampak virus corona dalam mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia.
Pasalnya, hubungan perdagangan antara Indonesia dan China cukup erat. China merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia, dan setiap tahunnya 2 juta wisatawan China menyambangi RI.
“Ketika epidemik ini terjadi, (dampakanya) ini bukan hanya pure kesehatan, tapi impact-impactnya yang bahaya,” ujar Erick di Jakarta, Senin (10/2/2020), dikutip dari Kompas.com.
Erick menambahkan, target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di atas lima persen bisa tergerus imbas virus corona.
Jika hal tersebut terjadi, mimpi Indonesia menjadi negara nomor lima dengan ekonomi terbesar bisa pupus.
“Jadi kalau nanti ekonomi kita tergerus, pembukaan lapangan kerja tidak maksimal, mimpi kita bersama tahun 2045 yang katanya Indonesia ranking lima besar dunia (mungkin) enggak akan terjadi,” kata Erick.
Meskipun begitu, selalu ada dampak yang harus ditanggung dalam sertiap kebijakan, sehingga lanjut Erick, pemerintah akan menyiapkan langkah antisipasi jika wabah virus corona ini tak kunjung usai.
“Besok Presiden minta ratas, salah satu yang dibahas bukan ini (corona) saja, tetapi bagaimana kita mengantisipasi tadi, resesi global ekonomi bila virus corona tidak bisa berhenti atau memakan waktu berbulan-bulan,” ucap dia.
(*)