10 Tahun Rubah Wajah Monas Hingga Mendunia, Mantan Gubernur DKI Jakarta Menangis Lihat Anies Izinkan Pohon Digunduli, Bang Yos: Aku Enggak Mau Lihat

Jumat, 07 Februari 2020 | 17:00
Kolase Kompas.com (Garry Lotulung/BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA)

10 Tahun Rubah Wajah Monas Hingga Mendunia, Mantan Gubernur DKI Jakarta Menangis Lihat Anies Izinkan Pohon Digunduli, Bang Yos: Aku Enggak Mau Lihat

Sosok.ID - Menjabat sebagai kepala daerah apalagi Gubernur Ibu Kota Negara memang tidaklah mudah.

Seperti penuturan salah satu mantan Gubernur DKI Jakarta yang pernah menjabat selama 10 tahun ini.

Dirinya menuturkan permasalahan Jakarta memang tak bisa disamakan dengan apa yang terjadi di wilayah lain.

Salah satunya penataan ruang terbuka hijau yang terkadang harus diperhatikan dengan serius oleh pemerintah provinsi (pemprov).

Baca Juga: Sakit Hati Anies Baswedan Dibully Jadi Alasan Ibu Rumah Tangga Hina Tri Rismaharini, Sebut Sakit Hati Lihat Netizen Gubernur DKI Jakarta Dibandingkan dengan Wali Kota Surabaya Saat Tangani Banjir

Beberapa waktu ini santer pemberitaan mengenai izin revitalisasi taman di Monumen Nasional atau Monas.

Hal tersebut lantaran di salah satu bagian monumen kebanggaan rakyat Indonesia itu terlihat digunduli.

Ratusan pohon yang telah puluhan tahun menjadi peneduh di kawasan Monas tiba-tiba menghilang tanpa jejak.

Hal tersebut memang sengaja dilakukan oleh pemerintah provinsi di bawah pimpinan Anies Baswedan sebagai gubernur untuk melakukan revitalisasi kawasan Monas.

Melihat penggundulan lahan di kawasan Monas, Sutiyoso mantan Gubernur yang memimpin Jakarta periode 1997-2007 ini angkat bicara.

Baca Juga: Heran! Suruh Anaknya Beli Tas Mahal Hingga Puluhan Juta, Putri Komedian Parto Hanya Ambil Rp 200.000 Dari ATM Ayahnya: Ini Anak Bagus Banget, Enggak Ngerti Duit!

Ia menyoroti mengenai pemindahan atau penebangan pohon yang dilakukan pemerinta provinsi.

Saat dirinya menjabat sebagai Gubernur. Bang Yos, sapaan mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) juga pernah menggunakan teknologi pemindahan pohon-pohon besar.

Salah satunya yang berada di kawasan Semanggi kala ia menjabat sebagai gubernur, disulapnya menjadi banyak pohon-pohon rindang di kawasan tersebut.

"Pindah pohon secara teknologi bisa, tapi enggak mudah, kalau ditebang lalu dipindah ya tidak bisa. Contoh di Semanggi zaman aku gubernur, aku borong orang di situ untuk pindahkan pohon," kata Bang Yos kala wawancara khusus bersama Kompas.com, Senin (3/2/2020).

Baca Juga: Beredar Kabar Orang Indonesia Kebal Berbagai Virus Sampai Dengan Corona, Ternyata Ini Sebab Tak Ada Orang di Indonesia Terjangkit Wabah Tersebut!

(KOMPAS.com/BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR)

Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007 Letnan Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso

Bang Yos menambahkan, pohon rindang sangat membantu bagi wilayah yang sibuk dan penuh dengan polusi udara seperti Jakarta.

Mantan Pangdam Jaya itupun menceritakan usahanya menghijaukan kota Jakarta saat dirinya menjabat sebagai Gubernur selama 10 tahun lebih.

"Teknologinya begini, pohon yang dipindah itu disiksa, bahasanya begitu. Dipangkasin pinggirnya, tapi tidak semua agar pohon tetap bisa makan. Sementara tempat yang kita canangkan sudah kita persiapkan, tanah kita keluarkan supaya kena matahari dan campur pupuk," kata Bang Yos.

"Habis itu pohon ditaruh di situ plek dengan kedalaman sama, terus dicangkokin supaya tidak goyah. Di Semanggi itu saya borongan orang bisa itu," sambung Bang Yos.

Baca Juga: Ditanya Mengenai Panggilan Sayang Pada Ibu Sambungnya, Shafa Haris Tak Malu Panggil Jennifer Dunn Sebagai 'Jablay', Sarita Mukti: Itu Kayak Zikir Nak

Dirinya mengaku prihatin dengan langkah revitalisasi yang dilakukan pemprov DKI terhadap kawasan Monas beberapa waktu ini.

Bahkan ia merasa tak sanggup melihat salah satu sudut Monas yang telihat gundul setelah pohon-pohon rindang itu dihilangkan.

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini pun sempat khawatir dan bertanya terkait kebijakan Pemprov yang melakukan pemindahan pohon di kawasan Monas dengan cara menebang.

Padahal, pada era Bang Yos, penerapan pemindahan pohon sudah dilakukan tanpa harus menebangnya.

Baca Juga: Candaan Deddy Corbuzier Makan Hati, Melaney Ricardo Sampai Nangis dan Ogah Satu Panggung dengan Sang Magician Selama Bertahun-tahun

"Dipindahkan ke mana, itu pertanyaan juga, aku enggak tahu itu (pohon) sudah besar-besar, belum lagi hewan rusa masih ada apa enggak di Monas itu, enggak tahu," kenang Bang Yos.

(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Kondisi kawasan Monumen Nasional setelah penebangan 205 pohon untuk revitalisasi di Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2020). Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk menghentikan sementara proyek revitalisasi sisi selatan kawasan Monas, Jakarta Pusat. Sebelumnya, menurut kontraktor, pengerjaan revitalisasi Monas sudah 88 persen. Ditargetkan rampung pada 15 Februari 2019.

Ia menambahkan pemindahan pohon-pohon tua bukan sekedar masalah ruang terbuka hijau.

Menurutnya, yang harus menjadi perhatian adalah fungsi edukasi bagi penerus bangsa Indonesia yang akan datang bila dikemudian hari datang ke Monas.

"Memang perlu ongkos, tapi kan orang akan nyaman, di sisi lain anak-anak bisa belajar karena di Monas ada hewan rusa, semua berkembang biak di situ," ucap Bang Yos.

Baca Juga: Kisah Nada Fedulla, Gadis Asal Indonesia Dipaksa Ayahnya Putus Sekolah Demi Bergabung Dengan ISIS di Suriah: Saya Tak Tahu Ayah Akan Bawa Kami ke ISIS

Oleh karena itu, mantan Pangdam Jaya ini enggan melihat kondisi Monas pasca-penebangan dilakukan.

"Makanya aku enggak mau lihat, tambah sedih saja. Begitu aku jujur dari kecil senang binatang, senang tumbuhan karena aku orang desa yang hidupnya itu cukup hutan cukup ini," ucap Bang Yos.

Banyak perubahan yang telah dilakukan oleh Bang Yos di kawasan Monas saat masih menjabat sebagai Gubernur menjadi alasan dirinya tak mau melihat Monas yang digunduli tersebut.

Baca Juga: Kerap Tampil Sangar di Hadapan Narasumbernya, Ternyata Najwa Shihab Simpan Cerita Manis Soal Pernikahannya di Usia Muda: Berasa Kek Pacaran Tapi Serumah..

Mulai dari penertiban bus yang parkir dalam Monas, pedagang yang berjualan dipindahkan, hingga pemasangan pagar di sekililing Monas.

Terbukti kebijakan yang dilakukan Bang Yos membawa dampak positif bagi kawasan milik rakyat Indonesia itu hingga detik ini. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, Kompas TV

Baca Lainnya