Sosok.id - Untuk mencegah virus corona menyebar lebih luas, pemerintah China telah menutup kota Wuhan.
Seperti yang diketahui, virus yang hingga kini masih belum ditemukan vaksinnya ini pertama kali ditemukan di kota berpenduduk 11 juta jiwa ini.
Video yang merekam suasana mencekam di kota yang telah terisolasi dari dunia luar ini telah beredar luas di internet.
Bahkan, media luar menyebut Wuhan suda seperti kota zombie.
Seluruh sudut kota sepi, kecuali rumah sakit dan pusat kesehatan.
Sebab, orang-orang yang semuanya mengenakan masker mengantre untuk mendapatkan pengobatan.
Semua akses transportasi baik yang beroperasi di dalam kota maupun yang menuju luar kota tak beroperasi.
Seluruh penduduk tak boleh keluar Wuhan dan disarankan untuk berdiam di rumah masing-masing.
Termasuk Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di sana.
WNI yang berstatus sebagai mahasiswa di beberapa universitas di Wuhan hingga kini juga masih terisolasi di dalam asrama kampus.
Mereka dikabarkan terjebak dan tak bisa kemana-mana.
Melansir dari Tribunnews.com, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok cabang Wuhan, Nur Mussyafak memberikan kabar terbaru nasib mereka.
Menurut keterangannya, semua mahasiswa dari Indonesia tak ada yang terjangkit virus corona dan dalam keadaan aman di asrama kampus.
"Untuk teman-teman di Wuhan alhamdulillah tidak ada yang terjangkit virus corona.
Teman-teman masih berada di asrama, masih dalam keadaan aman," ujar Nur kepada Tribunnews.com, Minggu (26/1/2020) malam.
Namun, keadaan psikologis mereka sedikit tertekan karena keadaan tersebut.
"Hanya ada tekanan psikologinya jadi ada rasa kekhawatiran.
Karena dari keluarga sering menanyakan keadaan," ujar Nur saat dihubungi Tribunnews.com melalui pesan teks berbalas.
Kendati demikian, orang tua salah satu mahasiswi yang terjebak di Wuhan tetap merasa khawatir.
Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tenggara (Sultra) Hidayatullah berharap Presiden Jokowi dapat membantunya.
Ia berharap agar Jokowi mengambil kebijakan, sehingga putrinya yang bernama Yayu dan juga mahasiswa Indonesia lainnya di Wuhan bisa dipulangkan.
Melansir dari Kompas.com, Yayu yang merupakan salah satu mahasiswi di sebuah universitas di Wuhan telah terisolasi di asrama kampus selama 4 hari.
"Kepada Presiden Jokowi untuk segera melakukan upaya sesegera mungkin agar memulangkan anak-anak kami agar bisa keluar dari Wuhan tersebut.
Karena negara-negara lainnya sudah ada upaya memulangkan semua warga negara dan mahasiswa yang ada di Wuhan," ujar Hidayatullah saat dihubungi Kompas.com via WhatsApp, Senin (27/1/2020).
Dayat, sapaan akrabnya, telah melakukan berbagai upaya untuk memulangkan putrinya ke Indonesia.
Salah satunya adalah dengan menghubungi KBRI di Beijing pada Minggu (26/1/2020) pukul 23.30 WITA.
Namun, upaya itu tak membuahkan hasil karena semua bandara di Wuhan ditutup oleh pemerintah setempat.
Kini Dayat hanya bisa pasrah sembari mendoakan keselamatan putrinya dan anak-anak lainnya agar terhindar dari virus corona.
"Anak-anak kami dalam situasi dan keadaan kritis kemanusiaan di Wuhan.
Maka membutuhkan perhatian kemanusiaan atau minimal doa buat mereka agar tetap terjaga, sehat, sabar dan dalam lindungan Allah SWT.
Karena hanya doa yang kami butuhkan sembari meminta perhatian pemerintah Indonesia," ujar Hidayatullah.
Dayat mengatakan bahwa kontak terakhirnya dengan Yayu adalah pada Sabtu (25/1/2020).
Walaupun kondisi putrinya dan anak-anal lainnya dalam keadaan sehat, tapi mereka khawatir karena stok logistik semakin menipis.
Sebab, mereka terisolasi sehingga tak bisa keluar dan pusat perbelanjaan juga telah ditutup.
"Alhamdulillah dalam keadaan sehat walafiat.
Sudah empat hari, semenjak mulai gencar pemberitaan bahaya akibat dari virus corona ini, saya dan ibunya tidak bisa tidur nyenyak makan pun tidak enak.
Kami terjaga di depan televisi, menunggu dan melakukan kontak setiap saat dengan pihak KBRI di Beijing serta perhimpunan mahasiswa di sana," kata Hidayatullah saat dihubungi Kompas.com via WhatApps, Senin (27/1/2020).
Laporan sementara dari PPI Tiongkok menyebutkan bahwa seluruh mahasiswa yang berada di Wuhan dalam keadaan sehat.
Melansir dari siaran pers PPI Tiongkok yang dirilis pada Jumat (24/1/2020) pukul 11.00 waktu Wuhan, sebanyak 93 mahasiswa dan WNI tidak ada yang terjangkit virus corona.
Semua mahasiswa yang rata-rata tinggal di asrama selalu dalam pantauan pihak kampus.
Dalam siaran pers tersebut juga tertulis hampir di seluruh kampus di Wuhan telah melakukan tindakan pencegahan tertular virus corona.
Seperti, memberikan masker, sabun cair, dan thermometer gratis pada tiap mahasiswa.
PPI Tiongkok juga berjanji akan selalu melakukan koordinasi dengan KBRI Beijing dan Direktorat Perlindungan WNI serta BHI.
Selain itu, untuk stok makanan, pemerintah telah memastikan suply ke Wuhan tidak terganggu.
Bahkan supermarket juga akan menambah stok makanan.
Untuk itu, PPI Tiongkok menghimbau kepada masyarakat Indonesia agar tak panik dengan keadaan mereka.(*)