Sosok.ID - Ketegangan antara Indonesia dengan China menyeruak saat perdebatan batas wilayah laut kembali menjadi pokok permasalahan.
Diduga sebanyak 120 kapal nelayan akan berangkat ke Laut Natuna demi bantu TNI mengamankan perairan di sana.
Hal tersebut disampaikan oleh Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) saat mendatangi kantor Kementerian Koordinasi Politik, Hukum dan HAM (Menkopolhukam).
Ke-120 kapal nelayan itu akan diberangkatkan dari pulau Jawa menuju perairan Natuna.
Bahkan ketua HNSI mengatakan, nelayan-nelayan tersebut telah siap untuk membantu menjaga kedaulatan NKRI termasuk batas wilayah lautnya.
Kesediaan nelayan dari Jawa ini ditegaskan oleh Ketua DPC HNSI Kota Tegal, Riswanto.
Melansir dari Youtube IDX Channel, Riswanto mengatakan bahwa nelayan perairan laut Jawa siap bahu membahu membantu TNI.
"Hari ini adalah bentuk dukungan nelayan-nelayan pulau Jawa pada Pemerintah, bahwa Laut Natuna adalah bagian dari NKRI, " sebut Riswanto dikutip dari Youtube IDX Channel.
Riswanto menegaskan bahwa dukungan ini juga sebagai bentuk perhatian nelayan pulau Jawa pada saudara nelayan di sekitar pulau Natuna.
Lebih lagi Riswanto menambahkan, kekayaan sumber daya lautan yang ada di wilayah Indonesia tak boleh digunakan oleh negara lain.
"Nelayan kita berhak disana, Kami siap untuk kedaulatan NKRI di wilayah Laut Natuna," tambah Riswanto.
Melansir dari Youtube Inspirasi News, bahkan sebanyak 500 kapal besar nelayan.
Hal tersebut disampaikan oleh Aliansi Nelayan Indonesia (ANNI) melalui Tiyono, Senin (6/1/2020).
"Ada hampir 500 kapal nelayan berukuran besar, di atas 100 GT yang siap masuk ke Natuna melakukan penangkapan ikan sekaligus menjadi mata-mata negara dalam rangka mengamankan batas teritorial NKRI," kata Ketua Umum ANNI, Riyono yang dilansir dari Youtube Inspirasi News.
Menurutnya kedaulatan laut adalah harga mati bagi bangsa Indonesia, sehingga para aktivis kelautan dan juga nelayan akan bergerak mempertahankan batas wilayah Indonesia.
Riyono pun menambahkan mereka mendapat kabar mengenai ulah nelayan China yang nekat mencari ikan di wilayah Indonesia itu menggunakan alat yang dilarang pemerintah Indonesia.
Melansir dari Youtube Inspirasi News, diduga nelayan China menggunakan pukat harimau untuk menangkap ikan-ikan di laut Natuna beberapa waktu lalu.
Sesuatu yang dilarang oleh pemerintah Indonesia terhadap nelayan-nelayan Tanah Air.
"Ini memnambah runyam masalah sengketan," pungkas Riyono yang dilansir dari Youtube Inspirasi News.
Sebelumnya, mengutip dari Kompas.com, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksdya TNI Yudo Margono mengaku akan terus berada di Natuna selama kapal Coast Guard China masih berada perairan utara pulau Natuna tersebut.
Namun hal ini bukan untuk melakukan gencatan senjata, melainkan hanya bertujuan untuk mengusir dan memastikan kalau kapal tersebut tidak lagi memasuki perairan wilayah Indonesia.
"Kami hanya bertugas untuk melaksanakan pengendalian wilayah laut khususnya di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) laut Natuna Utara dari pencurian pihak asing," katanya, melalui keterangan tertulis, Sabtu (4/1/2020), melansir dari Kompas.com.
Bahkan untuk memaksimalkan pengendalian wilayah laut ZEE perairan pulau terdepan ini, Kogabwilhan I menerjunkan 600 personil, lima KRI dan satu pesawat intai maritim serta satu pesawat Boeing TNI AU. (*)