Perseteruan Semakin Memanas, Iran Umumkan Sayembara Bagi Siapa yang Berhasil Bawa Kepala Donald Trump Bakal dapat Imbalan Rp 1,1 Triliun

Selasa, 07 Januari 2020 | 05:30
Kolase BBC dan New York Post

Qasem Soleimani dan Donald Trump.

Sosok.id - Kabar tewasnya Komandan Pasukan Quds, Qasem Soleimani membuat dunia ketar-ketir.

Bahkan tagar Perang Dunia III merajai trending topic di Twitter di seluruh dunia.

Ketegangan antara dua negara itu pun terus berlanjut hingga kini.

Pasca-tewasnya Qasem Soleimani, pemerintah Iran menawarkan hadiah 80 juta dolar Amerika (Rp 1,1 triliun) untuk kepala Donald Trump.

Baca Juga: Ikrar Sumpah Balas Dendam Hingga Kibarkan Bendera Tanda Perang Dimulai, Iran Akan Luncurkan Rudal Serang Kota-kota AS Tak Lama Lagi, Persiapannya Luar Biasa!

Diketahui, Qasem Soleimani tewas pada Jumat (3/1/2020) dini hari waktu setempat di Bandara Internasional Baghdad, Irak karena serangan Amerika Serikat.

Terkait hal itu, siaran resmi pemerintah Iran mengatakan hadiah puluhan juta dolar akan diberikan kepada siapapun yang membunuh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Setiap dolar dari total imbalan yang ditawarkan didapat dari per kepala warga Iran

"Iran memiliki 80 juta penduduk. Berdasarkan populasi Iran, kami ingin mengumpulkan 80 juta dolar Amerika untuk hadiah bagi mereka yang bisa membawa kepala Presiden Trump," bunyi pengumuman seperti dilansir en24.

Baca Juga: Inilah Video Detik-Detik MQ-9 Reaper, Drone 'Buas' Milik AS Berondong Rudal Konvoi Militer Jenderal Iran, Qasem Soleimani!

Tak hanya itu, Iran juga menargetkan Gedung Putih untuk balas dendam terkait serangan Amerika yang menewaskan Qasem Soleimani.

Dikutip Tribunnews dari Daily Mirror, hal itu diungkapkan anggota parlemen Iran, Abolfazl Aboutorabi pada Minggu (5/1/2020).

"Kami bisa menyerang Gedung Putih sendiri," kata dia.

"Kami bisa menyerang mereka di tanah Amerika. Kami punya kekuatan, insya Allah kami akan menyerang pada waktu yang tepat," imbuhnya.

Baca Juga: Siap Perang! Iran Telah Kibarkan Bendera Merah Isyarat Siap Balas Dendam pada AS Terkait Kematian Soleimani, Donald Trump Siagakan 3.000 Pasukan di Timur Tengah

Pernyataan Aboutorabi itu diiringi sumpah Iran yang akan balas dendam atas kematian Qasem Soleimani.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, memperingkatkan pangkalan, kapal perang, dan tentara Amerika Serikat.

Ia mengatakan mereka semua (Amerika, red) akan membayar 'harga' karena telah membunuh Soleimani.

"Saat peti mati prajurit dan perwira Amerika mulai diangkut ke Amerika Serikat, Trump dan pemerintahannya akan menyadari mereka benar-benar telah kehilangan wilayahnya," ujar Nasrallah.

Baca Juga: Skenario Perang Iran Vs Amerika, Negeri Ayatollah Khamenei Bakal Andalkan 'Si Kucing Gurun' untuk Lawan Jet Tempur Siluman F-35

Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, menuduh Donald Trump telah melakukan pelanggaran berat hukum internasional atas tewasnya Qasem Soleimani.

Zarif menyebut Trump sebagai teroris yang sedang dalam gugatan.

Masih mengutip Daily Mirror, Amerika Serikat mengirim empat ribu penerjung payung tambahan dari Divisi Lintas Udara ke-82 untuk memperkuat pangkalannya di Irak.

Namun, Minggu kemarin, Baghdad bersiap mengusir pasukan asing di tanah mereka.

Baca Juga: MQ-9 Reaper, Drone 'Buas' Milik AS Pencabut Nyawa Panglima Tertinggi Iran, Sudah Teruji di Berbagai Medan Pertempuran

Pemerintah Baghdad melarang pasukan asing menggunakan tanah, wilayah, udara, atau air dengan alasan apapun.

Situs Pemerintah Amerika Diretas

Seorang hacker alias peretas yang mengaku dari Iran, telah mengambil kendali situs resmi pemerintahan Amerika Serikat.

Para pengguna internet yang masuk ke situs American Federal Depository Library Programme (FDLP), disambut layar hitam penuh tulisan dan foto Donald Trump.

Baca Juga: Panglima Tertinggi Iran Tewas Akibat Serangan Preemptive Strike Drone AS, Trump Sedang Picu Perang Dunia III

FDLP merupakan situs yang dibuat pemerintah agar publikasi federal Amerika tersedia untuk umum dan bisa diakses tanpa biaya.

Aksi peretas ini terjadi pada Minggu (5/1/2020) waktu Indonesia.

"Demi nama Tuhan, Republik Islam Iran. Ini adalah pesan dari Republik Islam Iran," tulis peretas di awal pesannya, dikutip Tribunnews dari Daily Mirror.

"Kami tidak akan berhenti mendukung teman-teman kami di wilayah ini: rakyat Palestina yang tertindas, rakyat Yaman yang tertindas, rakyat dan pemerintah Suriah, rakyat dan pemerintah Irak, rakyat Bahrain yang tertindas, mujahidin sejati di Lebanon dan Palestina.

Baca Juga: Menikah 3 Kali, Ketiga Istri Donald Trump Rebutan Posisi Jadi Ibu Negara Amerika Serikat Saat Suaminya Jadi Presiden, Begini Akhirnya

(Mereka) akan selalu didukung oleh kami," lanjut peretas.

Tangkap layar FDLP via Daily Mirror
Tangkap layar FDLP via Daily Mirror

Foto Donald Trump dipukul muncul di laman situs pemerintahan Amerika Serikat, FDLP, Minggu (5/1/2020).

Di bawahnya, terpampang gambar Donald Trump dipukul di bagian pipi kirinya.

Trump terlihat menunjukkan ekspresi kesakitan sementara ia menggigit bibir bagian bawah.

Di bawah gambar Donald Trump, tertulis aksi peretasan dilakukan oleh grup peretas dari Iran.

Baca Juga: Punya Segudang Prestasi dan Keturunan Ningrat, Inilah Nancy Pelosi, Ketua DPR AS yang Berani Makzulkan Presiden Donald Trump

Tangkap layar FDLP via Daily Mirror
Tangkap layar FDLP via Daily Mirror

Situs pemerintahan Amerika Serikat FDLP diretas peretas yang mengaku berasal dari Iran, Minggu (5/1/2020).

"Diretas oleh Iran Cyber Security Group Hackers.

Ini adalah sebagian kecil dari kemampuan meretas Iran.

Kami selalu siap.

Berlanjut," bunyi tulisan tersebut.

Baca Juga: Donald Trump Dimakzulkan, Namun Mantan Presiden AS Penyuka Sesama Jenis Ini Malah Langgeng Pegang Kekuasaan

Berdasarkan penelusuran Tribunnews, situs pemerintahan Amerika yang diretas tersebut tidak dapat diakes pada Minggu siang.

Tangkap layar FDLP
Tangkap layar FDLP

Situs pemerintahan Amerika Serikat, FDLP, tidak bisa diakses pada Minggu (5/1/2020) siang setelah diretas.

Diretasnya situs pemerintahan Amerika Serikat tersebut terjadi beberapa jam setelah Trump menuliskan ancaman yang ditujukan untuk Iran di Twitter.

Dalam cuitannya, Trump mengatakan akan menargetkan 52 situs Iran jika Iran menyerang warga atau aset Amerika.

Trump menyebutkan, situs-situs tersebut sangat penting bagi Iran maupun budaya Iran.

Baca Juga: Kasyfi Kalyasyena, Pianis Muda Indonesia yang Berhasil Pukau Istri Donald Trump di Ajang Kompetisi Musik Internasional

Ditargetkannya 52 situs itu, ujar Trump, adalah sebagai gantinya 52 warga Amerika yang disandera bertahun-tahun lalu.

"Iran tengah berbicara dengan sangat berani, tentang menargetkan aset Amerika sebagai balas dendam karena kita membersihkan dunia dari pemimpin teroris mereka yang baru saja membunuh seorang warga Amerika, dan melukai banyak orang, belum lagi semua orang yang telah dia bunuh selama hidupnya, termasuk baru baru ini...."

"....ratusan pemrotes Iran. Dia sudah menyerang Kedutaan Besar kita, dan menyiapkan serangan tambahan di lokasi lain.

Iran telah menjadi masalah selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Donald Trump Salahkan Video Game dan Penyakit Jiwa dalam Penembakan Massal di Amerika yang Tewaskan 31 Orang

Biarkan ini berfungsi sebagai PERINGATAN, jika Iran menyerang warga Amerika atau aset Amerika, kami memiliki...."

"....target 52 situs Iran (mewakili 52 sandera Amerika yang diambil Iran bertahun-tahun lalu), beberapa di tingkat sangat tinggi dan penting bagi Iran dan budaya Iran, dan target itu, dan Iran sendiri, AKAN DISERANG SANGAT CEPAT DAN SANGAT KERAS. Amerika Serikat tidak ingin ada ancaman lagi!" cuit Donald Trump, dikutip dari akun Twitternya.

Masih mengutip Daily Mirror, diketahui 52 warga Amerika disandera di Iran selama 444 hari setelah ditangkap di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Teheran pada November 1979.

Kejadian tersebut menjadi titik negatif dalam hubungan antara Amerika dan Iran.

Diketahui, ancaman yang diberikan Iran kepada Amerika terkait tewasnya komandan Pasukan Quds, Qasem Soleimani di Bandara Internasional Baghdad, Irak pada Jumat (3/1/2020) dini hari waktu setempat.(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Iran Tawarkan Hadiah Rp 1,1 Triliun untuk Kepala Donald Trump, Sebut akan Serang Gedung Putih

Tag

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber tribunnews