Donald Trump Dimakzulkan, Namun Mantan Presiden AS Penyuka Sesama Jenis Ini Malah Langgeng Pegang Kekuasaan

Kamis, 19 Desember 2019 | 13:17
NBC News

Donald Trump Dimakzulkan, Namun Mantan Presiden AS Penyuka Sesama Jenis Ini Malah Langgeng Pegang Kekuasaan

Sosok.ID -Dimakzulkannya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump oleh House of Representatives (HOR) alias DPR AS pada Rabu (18/12/2019) waktu setempat membuat rakyat AS tertegun.

Mengutip New York Times, Kamis (19/12/2019) voting pemakzulan Trump diwarnai debat sengit Partai Republik dan Demokrat.

Lantas setelah dua kali voting Trump dimakzulkan dengan dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dimana 230 suara setuju pemakzulan dilakukan dan 197 suara menolak.

Banyak skandal yang menyerang presiden-presiden AS sebelumnya seperti skandal perselingkuhan Bill Clinton.

Baca Juga: 11 Tahun Menikah Tak Bisa Berhubungan Badan, Pasangan Suami Istri Ini Nekat Lakukan Operasi Berulang Kali Demi Bisa Bercinta

Tapi apa jadinya jika seorang kepala negara malah mempunyai penyimpangan seksual?

Tak mungkin, namun inilah kenyataan yang pernah terjadi di dunia seorang kepala negara penyuka sesama jenis.

Nama kepala negara itu adalah James Buchanan.

James Buchanan merupakan Presiden Amerika Serikat ke-15 dari parta Demokrat.

James Buchanan lahir pada tanggal 23 April 1791di Mercesburg, Pennsylvania, Amerika Serikat.

Baca Juga: Luncurkan Aplikasi Poligami Online, Begini Cara Pengadilan Agama Melindungi Perasaan Para Istri Sah

Orang tua James merupakan orang berada dan terpandang di wilayah sekitar.

Maka tak heran jika James muda dapat mengenyam pendidikan formal terbaik.

Jenjang karier James Buchanan di ranah politik dimulai ketika ia lima kali secara berturut-turut terpilih sebagai Dewan Perwakilan Rakyat negara bagian Pennsylvania.

history.com

Presiden Amerika Serikat Penyuka Sesama Jenis

Berkat kemahiran debat dan ahli dalam bidang hukum, karir politik James Buchanan berjalan mulus.

Dibawah kabinet presiden ke 11 AS, James K.Polk, James Buchanan bahkan menjabat menjadi duta besar AS untuk Rusia dan sempat menjadi Menteri Luar Negeri AS.

Baca Juga: Ditembak Mati dan Jasadnya Diledakkan Pakai Granat, Model Cantik yang Diduga Jadi Saksi Kunci Kasus Korupsi Ini Diisukan Tewas Atas Perintah Mantan PM Malaysia

Pada tanggal 4 Maret 1857, James Buchanan dilantik sebagai Presiden AS ke-15 setelah memenangi pemilu.

Namun ia sempat dikecam habis-habisan oleh rakyatnya lantaran dirinya mendukun gerakan pro perbudakan di Amerika.

Gegara sikapnya itu terjadilah Perang Saudara di Amerika pada tahun 1861-1865.

Kepemimpinan James Buchanan dinilai sangat mudah digoyahkan lantaran dirinya seperti kehilangan sikap tegas, kuat dan berkharisma seperti saat dirinya menjadi duta besar maupun menteri luar negeri AS.

Namun yang membuat rakyat Amerika geleng-geleng kepala bukan hanya itu saja.

James Buchanan sang presiden diketahui ialah seorang penyuka sesama jenis (Homoseksualitas).

Bahkan penyimpangan seksualnya ini sudah kepergok saat dirinya belum menjabat sebagai presiden dan diketahui dirinya menjalin hubungan asmara dengan wakil presiden ke-13 AS saat itu, William Rufus King.

Lebih absurdnya lagi saat menjadi presiden AS James Buchanan juga tak mau menikah alias melajang sampai ia mati lantaran tak suka dengan lawan jenis.

Lantas siapa yang menjadi ibu negara AS saat itu?

Tak lain dan tak bukan ialah keponakan wanita James Buchanan yang bernama Harriet Lane.

firstlady.org

Harriet Lane

Lane dipilih oleh James Buchanan karena wanita itu selalu mendampingi pamannya tersebut saat James masih menjabat sebagai duta besar.

Mendapati hal itu rakyat AS kembali dibuat bingung karena mereka harus menyebut sebutan apa bagi Lane karena ia bukan ibu negara.

Maka pemerintah meluruskan hal ini dan menyebut Lane sebagai 'First Lady' yang merupakan gelar bagi istri Presiden AS dimasa yang akan datang.

James Buchanan kemudian lengser dari jabatannya pada tanggal 4 Maret 1861 karena kalah pemilu dari Abraham Lincoln.

Hingga James tutup usia (77 tahun) pada tanggal 23 April 1791 di Lancaster, Pennsylvania. (Seto Aji/Sosok.ID)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : New York Times, history.com

Baca Lainnya