Sosok.ID - Belum lama ini seorang pria berusia 21 tahun berhasil diringkus oleh pihak kepolisian atas kasus pembunuhan terhadap seorang wanita.
Tak hanya melakukan aksi pembunuhan saja, pria berusia 21 tahun ini juga terbukti melakukan aksi kanibalisme terhadap jasad korban yang dibunuhnya.
Kendati berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian, rupanya jalan cerita dari pria pelaku pembunuhan dan kanibalisme ini malah berakhir dengan tragis.
Ya, kasus pembunuhan akhir-akhir ini memang tengah marak terjadi dan menjadi momok bagi pihak kepolisian di berbagai belahan dunia.
Mirisnya, kasus pembunuhan yang marak kali terjadi ini diawali dengan permasalahan yang sepele antara pihak korban dan pelaku.
Lantaran tak bisa menahan emosi, biasanya pelaku bakal gelap mata dan menghabisi korban hanya gara-gara masalah yang sepele.
Pelampiasan emosi sesaat yang mereka kejar ini sering kali membuat penjara menjadi tujuan terakhir.
Namun bagaimana jadinya jika kasus pembunuhan yang dilakukan pelaku merembet jadi aksi sadisme yang membuat polisi kewalahan?
Seperti yang belum lama ini dilakukan seorang pria berusia 21 tahun terhadap seorang wanita yang tak benar-benar dikenalnya.
Saking besarnya emosi kesal yang ia rasakan, pria ini nekat membacok seorang wanita yang tak dikenalnya hingga tewas.
Dilansir Sosok.ID dari Daily Mail, kejadian nahas ini baru kali pertama terjadi di Kota Talisayan, Misamis Oriental, Filipina.
Pelaku yang bernama Llyod Bagtong (21) terbukti telah melakukan pembunuhan terhadap seorang wanita yang diduga bukan warga negara Filipina.
Tak hanya pembunuhan, Llyod Bagtong juga sukses membuat polisi kewalahan usai terbukti melakukan aksi kanibalisme terhadap jasad korban yang ia bunuh.
Melansir Daily Mail dan Straight Times, Llyod Bagtong berhasil diamankan pihak kepolisian Kota Talisayan, Filipina pada Kamis (5/12/2019).
Llyod Bagtong diringkus pihak kepolisian usai warga menemukan jasad seorang ranita yang tak teridentifikasi terletak sejauh 4 kilometer dari rumahnya di daerah Barangay Punta.
Saat ditemukan jasad wanita tersebut mengenakan jeans denim tanpa atasan dengan kondisi tanpa kepala.
Usut punya usut, setelah dilakukan pemeriksaan, rupanya jasad wanita tersebut adalah sosok wanita yang sama dengan yang dipergoki warga mengajak ngobrol Llyod Bagtong beberapa hari lalu.
Saat diamankan polisi, Llyod mengaku bahwa kejadian tersebut terjadi saat dirinya tengah mabuk dan merasa lapar.
Dari kesaksian warga dan pengakuan Llyod sendiri, sebelum dibunuh, wanita tersebut sempat mengajaknya bicara.
Namun lantaran kesal terus-terusan tak mengerti bahasa inggris yang digunakan wanita itu untuk berkomunikasi, Llyod pun akhirnya membunuh korban.
"Tersangka mengatakan ia membunuh korban karena berbicara menggunakan bahasa Inggris. Hal itu mungkin membuatnya (Bagtong, red) kesal," terang Kapten Maribeth Ramoga dari kepolisian Talisayan, seperti yang dikutip Sosok.ID dari Straight Times.
Sebelum insiden berdarah itu terjadi, seorang warga ada yang memergoki Llyod berjalan dengan korban di lokasi jasad ditemukan.
Berdasarkan pemeriksaan polisi dan keterangan saksi mata, Llyod membunuh korbannya dengan menggunakan parang besar yang terselip di pinggangnya.
Gondok terus-terusan tak paham dengan ucapan sang wanita, Llyod pun membacok korbannya hingga tewas.
Tak hanya membacok korbannya hingga tewas, Llyod Bagtong juga terbukti melakukan aksi kanibalisme terhadap jasad korbannya.
Sebelum mengubur bukti, Llyod diketahui mencungkil otak korban untuk kemudian dibawa pulang.
Tubuh korban yang sudah tak berdaya dimutilasi oleh Llyod dan kepalanya dibungkus dengan kain berlumur darah lalu dikubur ke dalam lubang yang ia gali di dekat rumahnya.
Kepada polisi, Llyod Bagtong mengaku membawa pulang otak yang ia cungkil ke rumah untuk dimakan bersama nasi sebagai lauk.
Mengutip Daily Mail, Kamis (12/12/2019) keterangan saksi mata, Llyod Bagtong diduga memiliki gangguan mental.
Diketahui, Llyod Bagtong sempat mencoba melarikan diri dan membuat polisi kewalahan saat penangkapannya.
Menurut laporan, Llyod Bagtong mencoba kabur ketika mobil yang dikendarainya bersama polisi mengalami ban meletus.
Lantaran ban meletus, polisi pun mau tak mau memberhentikan mobil di pinggir jalan.
Saat berhenti, Llyod Bagtong sempat memohon kepada petugas untuk diberi izin keluar dari mobil.
Ketika polisi hendak mengubah posisi tangannya untuk diborgol, Llyod Bagtong mengumpulkan nyali untuk melarikan diri.
LLyod Bagtong memang sempat lepas dari cengkraman polisi, namun petugas menembaknya sebanyak 3 kali.
Dua peluru mengenai dada Bagtong dan satu mengenai sisi badannya.
Saat polisi membawanya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan, Bagtong dinyatakan meninggal dalam perjalanan.
(*)