Sosok.id - Usia sudah lebih dari setengah abad tetapi jodoh tak kunjung kelihatan juga membuat pria ini putus asa menjadi jomblo.
Junaedi (56) memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di rumah kontrakannya di Gang Haji Salam 2 RT 07/01 Pengasinan, Rawalumbu, Kota Bekasi pada Sabtu (23/11/2019).
Melansir dari Kompas.com dan Tribun Jakarta, menurut keterangan polisi, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada jasad Junaedi.
Untuk itu, polisi bisa langsung memastikan bahwa Junaedi meninggal dunia karena jeratan tali tambang yang menjerat lehernya.
Kasubbag Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing mengatakan bahwa korban kerap mengeluh perihal jodoh pada seorang saksi. Diduga Junaedi memiliki depresi karena tak kunjung mendapat jodoh di usianya yang sudah menginjak kepala lima.
"Menurut keterangan saksi, korban selama ini sering mengeluh, kenapa sudah seumur dia belum pernah mendapatkan jodoh," kata Erna dalam keterangannya, seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu (24/11/2019).
Erna menyebutkan bahwa, semalam sebelum kejadian, korban sempat meminta untuk dicarikan orang pintar.
"Semalam korban mengajak saksi untuk dicarikan orang tua atau 'orang pintar' agar dipermudah jodohnya. Sampai akhirnya korban ditemukan saksi sudah tergantung," ujar Erna.
Kondisi jasad
Adapun saat ditemukan, jasad korban sudah tergantung di atap langit-langit sebuah bangunan semipermanen yang dijadikan gudang perkakas elektronik yang terletak di depan kontrakan Junaedi.
"Saat ditemukan tergantung di langit-langit," ujar Erna, seperti dikutip dari Tribun Jakarta.
Junaedi nampak mnegenakan baju kotak-kotak, celana jins warna biru, dan sarung di pundaknya.
Pada mulutnya nampak air liur yang keluar akibat jeratan tali tambang berwarna hijau yang membuat Junaedi meninggal dunia karena kehabisan napas.
Kesaksian tetangga dekat korban
Hal tersebut disampaikan oleh tetangga Junaedi, Mulyono (53) yang pertama kali menemukan jasad korban.
Sejak awal mengenal Junaedi, Mulyono mengaku, tetangganya itu memang kerap mengeluhkan masalah jodoh.
"Dia emang kayanya udah deperesi, dia sendiri kalau ngobrol suka cerita, ngeluh belum dapat jodoh," kata Mulyono kepada Tribun Jakarta di TKP, Minggu, (24/11/2019).
Menurut pengakuan Mulyono, Junaedi sendiri adalah sosok yang pendiam.
Saking pendiamnya, Mulyono bahkan mengklaim dirinya sebagai satu-satunya tetangga terdekat Junaedi.
Sebab, hanya Mulyono lah orang yang kerap mengajak Junaedi untuk mengobrol.
"Kalau enggak kita tegur duluan enggak bakal ngobrol dia. Kadang saya tawarin rokok, saya tegur baru ngobrol, tapi kalau ngobrol curhat soal cewek mulu," ungkap Mulyono kepada Kompas.com, Minggu (24/11/2019).
Mulyono mengaku, hubungannya dengan Junaedi sangat dekat.
Jadi Mulyono paham betul mengenai masalah yang dipendam oleh Junaedi yang membuatnya menjadi pendiam, hingga memutuskan untuk bunuh diri.
Namun, sebagai orang terdekat, Mulyono sendiri mengaku tak mengetahui bahwa Junaedi memiliki niatan untuk bunuh diri.
"Malam enggak denger apa-apa, tetangga sini juga enggak dengar," lanjut dia.
Minta dicarikan orang pintar
Sebelum ditemukan tewas akibat gantung diri, Junaedi sempat memiliki keinginan untuk dicarikan orang pintar agar enteng jodoh.
Adapun keinginan Juanedi tersebut disampaikan pada keluarganya.
"Nah, dia sendiri yang bilang malah pas malamnya dia bilang minta cariin orang pinter supaya cepat dapat jodoh," kata Mulyono.
(*)