Viral! Akses Jalan Rusak, Seorang Ibu Hamil Terpaksa Ditandu Sepanjang 7 Km Hingga Bayi dalam Kandungannya Tewas

Sabtu, 07 September 2019 | 11:43
tangkap layar video kiriman warga

Seorang ibu hamil di Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Bangen, ditandu ke puskesmas sejauh 7 kilometer karena jalan rusak dan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, Minggu (1/9/2019).

Sosok.id - Viral sebuah video yang beredar di internet seorang ibu hamil yang ditandu warga.

Diketahui, video itu direkam oleh salah satu warga dan diunggah ke media sosial Facebook.

Peristiwa tersebut terjadi di Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Banten.

Dilansir dari Kompas.com, peristiwa ini terjadi pada Minggu (1/9/2019) lalu.

Baca Juga: Pasiennya Jatuh Koma Saat Hamil Gara-gara Tumor Otak, Seorang Dokter Sukarela Menyusui sang Bayi dari Lahir

Naas, wanita bernama Kenti itu harus kehilangan janin yang tengah dikandungnya.

Keponakan Kenti, Dani Agustian mengatakan bahwa, bibinya mengalami pendarahan.

Kemudian, Kentri dibawa ke puskesmas untuk diberikan pertolongan medis.

Adapun, jarak yang harus ditempuh dari rumah menuju puskesmas adalah 17 kilometer.

Baca Juga: Bocah 8 Tahun Sekarat Usai Dibully Hingga Dibakar oleh Teman Sekolahnya Tanpa Alasan, Ibu Korban: Mereka Monster!

"Jarak ke puskesmas sekitar 17 kilometer.

Tapi dari kampung kami di Nagahurip tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, akhirnya ditandu," kata Dani seperti dikutip Kompas.com pada Jumat (6/9/2019).

Rupanya, Kenti terpaksa ditandu oleh warga karena akses jalan menuju puskesmas yang rusak parah sehingga tidak dapat dilewati oleh kendaraan.

Warga, lanjut Dani, secara bergantian menandu Kenti sejauh 7 kilometer.

Baca Juga: Seorang Siswa Penerima Beasiswa Penuh di Malang Tinggal di Sekolah, Alasannya Menyayat Hati!

Tepatnya, hingga ke Kampung Gintung, yang sudah bisa dilewati oleh kendaraan.

Untuk menuju puskesmas, Kenti kemudian dibawa menggunakan mobil pikap milik warga.

Walaupun demikian, jalanan yang dilalui pun juga rusak.

Sehingga menyebabkan mobil terus terguncang selama di perjalanan.

Baca Juga: Bom Seberat 125 Kg dari Pesawat Sukhoi Terjatuh Di Kebun Tebu Milik Warga, Punya Daya Ledak Tinggi

Hal tersebut lantas menjadi dugaan meninggalnya janin dalam kandungan Kenti.

"Meninggal diperkirakan di perjalanan, kan naik mobil losbak (pikap), jalannya kurang bagus, di jalan kegojlok-gojlok," kata Dani.

Setibanya di puskesmas, petugas medis mengecek kandungan Kenti dan memperkirakan bayi dalam kandungannya telah meninggal.

Namun, karena keterbatasan alat medis, Kenti dilarikan lagi ke puskesmas Bayah.

Baca Juga: Jeanne Mandagi, Jenderal Polisi Wanita Pertama di Indonesia : Wanita Jangan Cuma Menjadi Bunga Penghias Ruangan Kerja Saja!

Di puskesmas itu, kandungan Kenti diperiksa menggunakan USG dan diketahui bayi telah meninggal.

Setelah itu, Kenti dilarikan ke sebuah klinik di Pelabuhan Ratu, Sukabumi untuk mengeluarkan janin.

"Warga di sini sudah biasa ke Pelabuhan Ratu, karena akses lebih dekat dibandingkan harus ke Rangkasbitung (ibu kota Kabupaten Lebak)," kata dia.

Respons Pemerintah

Baca Juga: Kisah John Wayne Gacy, Sosok Badut Pennywise di Dunia Nyata yang Bunuh 33 Laki-laki dengan Sadis

Masih dilansir dari Kompas.com, Camat Panganggaran Aan Juanda membenarkan kejadian tersebut.

Berdasarkan keterangannnya, ia bahkan telah menggelar pertemuan dengan keluarga Kenti pada Selasa (3/9/2019) lalu.

Aan mengatakan bahwa akses jalan dari Kampung Naga Hurip ke Kampung Gintung sudah dibangun dengan rabat beton sepanjang satu kilometer.

Namun, sayangnya proyek itu harus terhenti di tengah jalan lantaran adanya keterbatasan anggaran.

Baca Juga: Ketika Timnas Malaysia Memelas Agar Indonesia Mau Bertanding dengan Mereka, Semua Demi Pencitraan

"Dalam hal ini kita perlu memahami dulu kondisi anggaran yang ada di pemerintah, bukan pemerintah tidak mau dan tidak peduli, karena anggarannya yang belum mencukupi," kata Aan seperti dikutip dari Kompas.com.

Sebenarnya, lanjut Aan, ada akses jalan lain untuk menuju puskesmas.

Yakni melalui Desa Sogong dan Sindangratu.

Namun, warga merasa jalan tersebut lebih jauh dan juga rusak.

Baca Juga: Unik! Warna Bola Mata Seorang Balita Bisa Berubah Sewaktu-waktu, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Kasus serupa

Kasus serupa juga menimpa ibu hamil di Mamuju, Sulawesi Barat.

Soimah, warga Dusun Marano, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat terpaksa ditandu belasan warga.

Usai melahirkan anaknya pada Selasa (16/7/2019) lalu dan ari-ari sang jabang bayi masih tertinggal di rahimnya.

Baca Juga: Terungkap, Inilah Alasan Mengapa Gading Marten Pasrah Saat Digugat Cerai oleh Gisella Anastasia

Sehingga ia harus dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Ia terpaksa ditandu sebab akses jalan menuju rumah sakit dari rumahnya rusak parah dan tak dapat dilewati oleh kendaraan.

Adapun warga Gowa, Sulawesi Selatan juga pernah mengalami hal serupa.

Warga terpaksa menggunakan tandu untuk membawa Daeng Geseng (65) yang menderita penyakit pernapasan.

Baca Juga: Pengakuan Mia Khalifa Kenapa Dirinya Terjun ke Industri Film Dewasa : Saya Merasa Tidak Menarik di Mata Laki-laki

Ia dibawa oleh warga untuk berobat ke puskesmas yang berjarak sekitar 15 kilometer.

Sama seperti kasus-kasus yang telah disebutkan sebelumnya, sebab akses jalan rusak dan tak bisa dilewati oleh kendaraan.(*)

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : Kompas.com, Tribun Timur

Baca Lainnya