Sosok.ID- 17 Agustus 1945 akhirnya Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia.
Saat itu, di Jalan Pegangsaan Timur 56, yang merupakan kediaman Soekarno, ia membacakan teks yang diketik oleh Sayuti Melik.
Bendera merah putih yang dijahit oleh Fatmawati akhirnya dikibarkan.
Latief Hendraningrat, Suhud Sastro Kusumo, dan Surastri Karma (SK) Trimurti, bekerja sama mengibarkan bendera pusaka.
Soekarno, melakukan pidato yang membakar semangat rakyat Indonesia.
Peristiwa yang mengharukan dan penuh semangat.
Setelah mengorbankan waktu, tenaga, dan nyawa, akhirnya Indonesia berhasil menjadi tuan di rumahnya sendiri.
Kini, Indonesia telah memasuki usianya yang ke-74.
Banyak lika-liku yang telah dilalui.
Berikut adalah hal-hal menarik yang terjadi di balik peristiwa paling bersejarah bagi Indonesia itu.
Baca Juga: Sejarah Pembentukan Paskibraka, Pasukan yang Berjuang Kibarkan Bendera Pusaka di Istana Negara
Perumusan Proklamasi
Mendengar kekalahan Jepang dari pasukan Sekutu, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Hari itu, 16 Agustus 1945, Sayuti Melik, Chaerul Saleh, Sukarni, Wikana, dan pemuda lain membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok.
Mereka mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Penyusunan teks proklamasi kemudian dilaksanakan di rumah Laksamana Maeda.
Berkat peran Achmad Soebardjo, kedua pemimpin itu bisa merumuskan teks proklamasi dengan tenang dan aman.
Sebab, rumah Laksamana Maeda itu memiliki hak imunitas terhadap Angkatan Darat Jepang.
Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo berunding merumuskan teks proklamasi yang tepat.
Tegas mengatakan kemerdekaan Indonesia, tetapi tak membuat pihak lain tersinggung.
Golonga muda yang diwakili Sukarni, Sudiro, dan BM Diah turut serta menyaksikan perumusan tersebut.
Adapun dari pihak Jepang yang turut menyaksikan yaitu S. Miyoshi dan Soebardjo.
Baca Juga: 4 Tangisan Soekarno yang Tercatat Sejarah, Salah Satunya Saat Pembacaan Pancasila Untuk Pertama Kali
Pengetikan Teks Proklamasi
Menggunakan mesin tik milik perwira angkatan laut Nazi Jerman, Sayuti Melik mengetik teks proklamasi yang telah selesai dirumuskan.
Ditemani oleh BM Diah, ia mengetik dengan tergesa-gesa.
Sebab, saat itu waktu sudah menjelang dini hari.
Maka dari itu, hasil ketikan teks proklamasi tampak tidak rapi.
Adapun, ia meninggalkan konsep naskah yang merupakan tulisan Soekarno di dekat meja mesin tik.
Bahkan, karena ditinggalkan begitu saja, konsep naskah itu sempat terbuang di tong sampah.
Tapi untunglah BM Diah dapat menyelamatkannya.
Karena terburu-buru juga, Sayuti tak sempat membuat rangkap teks proklamasi.
Bendera Pusaka
Seperti yang telah disecritakan dalam sejarah, bendera merah putih dijahit oleh istri Soekarno, Fatmawati.
Saat itu, ia tengah mengandung Guntur Soekarnoputra.
Baca Juga: Kisah di Balik Bahan Pembuatan Bendera Merah Putih Buatan Fatmawati
Ia bahkan sempat meneteskan air mata saat sedang menjahit bendera pusaka.
Dengan kondisi fisik yang tengah hamil tua, ia tak kuasa menahan haru.
Ia terkenang akan perjuangan seluruh rakyat Indonesia.
Dan sebentar lagi, mereka akan berhasil meraih kemerdekaan itu.
Pembacaan Teks Proklamasi
Pukul 10.00 pagi, Soekarno membacakan teks proklamasi di depan rakyat Indonesia.
Pembacaan itu dilakukan di rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur 56.
Berkat bantuan sebuah mikrofon, proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat didengar oleh seluruh dunia.
Pengibaran Bendera Merah Putih
Pengibaran bendera dilakukan oleh tiga orang.
Yakni Latief Hadiningrat, Suhud Sastro Kusumo, dan Surastri Karma (SK) Murti.
Mereka bekerja sama untuk mengibarkan bendera pusaka.
Baca Juga: Bung Karno Menangisi Sahabatnya, Si Pria Pendek Bertubuh Kurus dan Rambut Keriting
Bendera dibentangkan oleh Suhud dan ditarik oleh Latief.
SK Trimurti turut membantu keduanya.
Akhirnya Indonesia telah melaksanakan upacara kemerdekaannya.
Bendera Merah Putih telah berkibar di langit Indonesia.
Yang menandakan bumi pertiwi telah merdeka.
Dirgahayu Indonesia!
(*)