Kisah Advait Bhartia, Bocah 9 Tahun yang Berhasil Taklukan Puncak Kilimanjaro Hanya dalam Waktu 7 Hari

Jumat, 16 Agustus 2019 | 17:35
Kolase gambar tangkap layar India Today dan earthlifeexpeditions.com

Kisah Advait Bhartia, Bocah 9 Tahun yang Berhasil Taklukan Puncak Kilimanjaro Hanya dalam Waktu 7 Hari

Sosok.ID- Seorang anak yang masih berusia 9 tahun dari India berhasil taklukan gunung Kilimanjaro hanya dalam waktu 7 hari.

Advait Bhartiya yang berasal dari Pune, India, berhasil menaklukkan puncak tertinggi di Afrika itu.

Ia telah berhasil membuktikan bahwa usia hanyalah sebuah angka.

Advait telah memulai jalannya untuk mendaki gunung sejak usia dini.

Dilansir India Today, Advait berhasil menaklukan Gunung Kilimanjaro yang terletak di Tanzania, Afrika.

Baca Juga: Kerap Jadi Sasaran Bully Teman Sekolahnya, Bocah 9 Tahun Alami Cedera Punggung Sampai Harus Pakai Kursi Roda

Gunung itu memiliki ketinggian 4.900 meter dari kaki gunung.

Atau, jika diukur dari atas permukaan air laut mencapai ketinggian 5.895 meter.

Ketinggian itu menjadi puncak tertinggi di Afrika.

Tentu saja untuk mencapai puncak, Advait harus bekerja keras.

Demi menggapai mimpinya itu, ia harus menjalani pelatihan selama dua bulan.

Baca Juga: Kisah Pelarian Prada DP dari Pusat Pelatihan Hingga Berujung Aksi Pembunuhan Terhadap sang Pujaan Hati

Hingga akhirnya ia berhasil mencapai puncak Kilimanjaro pada 30 Juli 31 2019 setelah tujuh hari mendaki.

Pelatihan selama dua bulan itu menjadi rutinitas yang ketat bagi Advait.

Rutinitas itu terdiri dari berengang selama satu jam, bermain sepak bola, dan kriket.

Adapun tenis untuk melatih kardiovaskular.

Semua kegiatan itu harus dijalani Advait setiap hari selama dua bulan.

Baca Juga: 4 Tangisan Soekarno yang Tercatat Sejarah, Salah Satunya Saat Pembacaan Pancasila Untuk Pertama Kali

Advait berhasil mencapai puncak Kilimanjaro di bawah pengawasan pemimpin ekspedisinya, Samir Patham.

Prestasi Advait ini bukanlah hal pertama baginya.

Sebelumnya, ia telah berhasil mendaki Gunung Everest hingga mencapai pos perkemahan.

Adapun saat itu ia masih berusia 6 tahun dan membuat kaget banyak orang.

Selain bersama dengan Samir Patham, ia juga turut ditemani oleh sang ibu, Payal Bhartia.

Baca Juga: Sebelum Tertangkap KKB Papua, Brigadir Hedar Sempat Menyusup ke Dalam Wilayah Rawan Tanpa Bawa Senjata

Namun, karena tak dapat menyesuaikan diri dengan iklim yang ekstrem, Payal terpaksa berhenti.

Tepatnya pada ketinggian 1.000 kaki.

Sekarang, Advait memiliki cita-cita untuk menaklukan puncak Gunung Elbrus di Eropa.

"Perjalanan ini benar-benar sulit, tapi juga menyenangkan," ujar Advait, mengutip PTI via India Today.

"Ketika sampai di pos kemah Gunung Everest, kami menginap di rumah-rumah kayu," lanjutnya.

Baca Juga: Mengenal F-16 Block 70/72 Viper, Jet Tempur Sarat Teknologi Mutakhir Incaran Indonesia

"Tetapi, selama mendaki Klimanjaro, kami menginap di tenda," jelasnya.

"Dan itu merupakan pengalaman yang menyenangkan bisa melihat salju secara langsung dan sekitar," tambahnya.

Ia juga mengatakan bahwa, bisa saja ia menyelesaikan pendakian lebih cepat.

Tetapi, pemandangan di sekitar gunung yang sangat indah membuatnya sering berhenti untuk menikmatinya.

"Aku bisa saja medaki lebih cepat, tapi pemandangan di sekitar gunung yang sangat indah membuatku sering berhenti untuk melihat ke sekeliling untuk menikmatinya," ujarnya.

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : India Today

Baca Lainnya