Kisah Pilu Whale 52, si Paus Paling Kesepian di Dunia yang Tak Bisa Temukan Jodoh Atau Kawanan Gara-gara Dianggap Bisu

Senin, 29 Juli 2019 | 07:00
pexels.com

Kisah Pilu Whale 52, si Paus Paling Kesepian di Dunia yang Tak Bisa Temukan Pasangan Hidup Gara-gara Dikira Bisu

Sosok.ID- Pernah mendengar tentang kisah Whale 52, paus paling kesepian di dunia?

Ya, Whale 52 ini adalah seekor paus paling kesepian di dunia ini yang sama sekali tak memiliki pasangan hidup atau kawanan.

Hal ini lantaran Whale 52, si paus paling kesepian di dunia ini memiliki jenis frekuensi suara yang jauh berbeda dengan jenis kawanan paus lainnya di tengah samudra.

Baca Juga: Amukan Sintong Panjaitan Saat Benny Moerdani Tolak Pakai Baret Kopassus dan Melemparnya ke Lantai: Bapak Tak Bisa Dipisah dari Korps Baret Merah!

Sebagaimana kita tahu, paus merupakan jenis mamalia laut besar yang selalu hidup berkelompok dengan sesama spesiesnya.

Melansir Kompas.com, kelompok besar ini biasanya terdiri dari 6 sampai 10 ekor paus dewasa yang akan bermigrasi setiap tahunnya sesuai pergantian musim.

Peneliti nyaris tidak pernah menemukan seekor paus yang hidup di lautan tanpa kelompok kawanan dalam waktu yang lama.

Baca Juga: Sakit Hati Pernah Diselingkuhi, Seorang Wanita Nekat Potong Alat Vital Mantan Suami dan Membuangnya ke Toilet: Jika Aku Tak Bisa Memilikinya, Begitu Pula Orang Lain

Namun rupanya di antara ratusan kelompok paus di luar sana, terdapat satu ekor paus yang selalu sendirian dan hidup tanpa kelompok atau pun pasangan bernama Whale 52.

Kasus abnormal langka Whale 52 ini pertama kali ditemukan pada tahun 1989.

DilansirSosok.ID dari laman Washington Post bulan Januari 2017, paus kesepian ini ditemukan pertama kali oleh seorang peneliti biota laut bernama Dr. William Watkins dari Oceanographic Institution Woods Hole.

Baca Juga: Demi Selamatkan 2 Ribu Nyawa Teman Sekolahnya, Aitzaz Hasan Rela Korbankan Diri Mendekap Bom Bunuh Diri dan Tewas Bersama Pelaku

Kala itu Dr. Watkins tengah memperlajari siklus perkawinan sekelompok paus bongkok dan paus biru di laut Samudra Pasifik.

Saat tengah mempelajari frekuensi suara nyanyian khas yang dihasilkan paus jantan selama musim kawin, Dr. Watkins tiba-tiba menangkap fruekensi suara seekor paus jantan yang berbeda dari yang lain.

Paus jantan tersebut menghasilkan suara nyanyian pada frekuensi 52 Hertz.

Baca Juga: Kisah Sintong Panjaitan, Jenderal TNI Jebolan Kopassus yang Pernah Dibentak Soeharto Sampai Ketakutan Saat Hadapi Pemberontakan Timor Timur

Frekuensi ini lebih tinggi daripada frekuensi komunikasi paus normal yang pada umumnya hanya berkisar antara 12 sampai 40 Hertz.

Lantaran frekuensi suara paus tersebut di luar frekuensi pada umumnya, tidak ada satupun paus yang mampu mendengar atau merespon suara paus yang abnormal itu.

Paus abnormal tersebut dilaporkan Dr. Watkins terus-menerus bernyanyi di sepanjang musim kawin, namun tidak ada satupun paus yang membalas suaranya.

Baca Juga: Alami Obesitas di Usia 7 Tahun, Satia Putra yang Sehari Bisa Makan Sampai 7 Kali Minta Disambangi Bupati Karawang

Berdasarkan catatan penelitian milik Dr. Watkins, peneliti menduga perbedaan fruekuensi suaradari jenis paus lainnya didunia inilah yang membuat paus tersebut sendirian tanpa kawanan.

Frekuensi suara paus jantan tersebut selama ini hanya dapat ditangkap oleh radio sonar kapal laut dan kapal selam.

Tak ada satu pun kawanan paus yang mampu mendengar suara nyanyian di tengah samudra dan kemungkinan besar menganggap paus ini bisu atau tak bisa bicara.

Baca Juga: Aksi Dramatis Satgas Tinombala Selamatkan Seorang Ibu yang Hendak Melahirkan, Sampai Menggunakan Helikopter Logistik

Semenjak itu, paus ini disebut dengan nama The loneliest whale 52 atau Whale 52.

Angka 52 digunakan untuk mengingatkan peneliti pada frekuensi suaranya yang tidak biasa.

Sampai saat ini jenis paus penyendiri tersebut belum benar-benar diketahui.

Baca Juga: Kisah Haru Setelah 60 Tahun Terpisah, Tokoh Asli dari FIlm

Dilansir Sosok.ID dari kanal Youtube Andrew Revkin, paus ini kembali ditemukan pada tahun 1992 oleh angkatan laut Amerika Serikat di tengah Samudra Pasifik.

Pada tahun 2015, para peneliti melakukan segala cara untuk kembali menemukan Whale 52 di Samudra Pasifik.

Selain itu peneliti juga akan berencana menaruh mesin yang mengeluarkan suara pada frekuensi 52Hz dan menerjemahkannya pada frekuensi 12-25 Hz agar Whale 52 dapat berkomunikasi dan tidak merasa sendirian.

Baca Juga: Firasat Aneh Komandan Kompi TNI AD Sebelum Laksanakan Operasi Pembebasan Sandera di Papua

Namun sampai detik ini keberadaan Whale 52 masih belum diketahui dan para peneliti pun tidak tahu apakah Whale 52 masih hidup atau sudah mati dalam kesendiriannya di tengah samudra.

Penelitian Dr. Watkins mengenai paus yang kesepian ini di publikasikan pada tahun 2004 setelah kematiannya melalui jurnal Deep Sea Research.

Jurnal penelitian ini ternyata menarik perhatian publik.

Baca Juga: Kisah Wajah Kedua Edward Mordrake, si Devil Twin: Mengejek Ketika Ia Bahagia, Tertawa Ketika Ia Menangis

Ilmuwan biota laut, Mary Ann Daher mengatakan bahwa Whalien 52 memiliki popularitas yang menyamakan seorang artis tenar di masyarakat.

Banyak publik yang bersimpati dengan keberadaan paus ini dan meminta pemerintah untuk melakukan sesuatu.

Jurnalis sains New York Times, Andrew Revkin, mengatakan bahwa jurnal penelitian mengenai paus ini sangat menarik hingga mampu menyentuh emosi manusia.

Baca Juga: Pergoki Suaminya Berhubungan Badan dengan Gadis 15 Tahun, Seorang Istri Nekat Bondol Habis Rambut sang Wanita Simpanan

"Menarik bukan? Bagaimana kisah seekor paus yang kesepian karena memiliki perbedaan frekuensi suara dapat membuat banyak orang ikut emosi," kata Revkin melalui kolomnya.

Kisah paus yang kesepian ini telah menjadi inspirasi banyak pihak.

Pada artikel yang diterbitkan Majalah Atavist pada tahun 2014, kisah Whalien 52 teah berhasil menginspirasi pada musisi dan artis untuk membuat karya berdasarkan kisah hidupnya.

Baca Juga: Dinilai Tak Mampu Tepati Janji Perbaiki Jalan Rusak, Bupati Mamuju Emosi Saat Mobil Dinasnya Dihadang Aksi Protes Warga: Jangan Kurang Ajar Kamu, Tunggu Giliran!

Whale 52 menjadi frasa simbol mengenai kesepian yang menyayat hati.

Seorang penulis lagu anak di Michigan, Amerika Serikat, menulis lagu tentang kisah paus 52 yang hidup kesepian di bawah laut.

Band Rock asal Inggris, Dalmatian Rex and the Eigentone telah membuat lagu berjudul “The Loneliest Whale in The World” untuk mengenang paus kesepian itu.

Penulis asal Jerman Agnieszka Jurek juga menulis buku bergambar anak-anak, berjudul 52 Hertz Wal.

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Kompas.com, Washington Post, YouTube

Baca Lainnya