Tuduhan AS Terkuak! Ternyata China Benar-benar Lenyapkan Sampel Virus Corona di Awal Wabah dengan Dalih Keamanan, Persulit Temuan Vaksin Covid-19

Senin, 18 Mei 2020 | 16:00
Ida Marie Odgaard/Ritzau Scanpix

Sebuah ilustrasi satire muncul di sebuah surat kabar di Denmark yang mengubah lima bintang bendera China dengan virus corona

Sosok.ID - Pandemi Covid-19, telah menyebabkan segala sektor kehidupan menjadi porak poranda.

Seluruh negara di dunia berupaya menahan laju sebaran virus corona.

Muncul kali pertama di Wuhan, China, SARS-CoV-2 telah menginfeksi lebih dari 4 juta penduduk dunia.

Amerika Serikat, masih menjadi negara paling terdampak dengan kasus melebihi 1 juta.

Baca Juga: Tambang Minyak Malaysia Sedang Diubek-ubek China, Kapal Petronas Dibuntuti Armada PLA Navy Selama Sebulan

Seperti diketahui, Pihak Amerika Serikat sempat mengecam China, meminta negeri Tirai Bambu bertanggungjawab atas menyebarnya virus corona.

Melansir via Kompas.com, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sempat menuduh China sengaja menyensor penelitian mengenai Covid-19.

Pihak AS menyebut, upaya itu mungkin dilakukan guna menutupi tingkat penyebaran yang sesungguhnya.

Ia juga menganggap China telah secara sengaja berusaha memengaruhi upaya Internasional untuk menangani virus corona.

Baca Juga: Bisa Membantu Menemukan Vaksin Lebih Cepat, China Malah Akui Hancurkan Sampel Pertama Virus Corona Sebelum Menyebar ke Seluruh Dunia!

"Partai Komunis China berusaha membatasi informasi tentang virus ini, tentang dari mana virus itu muncul, bagaimana mulainya, bagaimana menular antarmanusia, tentu saja melibatkan WHO untuk memperdalam alur cerita itu," ujar Pompeo.

Pernyataan Pompeo dikecam oleh para pejabat China.

Namun baru-baru ini, China telah mengakui bahwa mereka menghancurkan sampel virus corona di awal kemunculannya.

Kendati demikian, mereka menolak tuduhan AS yang menyebut China menutup-nutupi informasi.

Baca Juga: Indonesia Kecewa? Kemampuan Su-35 Diklaim Kalah Telak dengan Jet Tempur Buatan China Shenyang J-16

npr.org

Tenaga medis menangani pasien virus corona

Pengawas di divisi sains dan pendidikan Komisi Kesehatan Nasional China Liu Dengfeng mengatakan, penghancuran sampel dilakukan demi keamanan.

Hal itu diungkapkan Liu dalam konferensi pers pada Jumat (15/5/2020) di Beijing.

Ungkapnya, pemerintah China pada 3 Januari lalu memerintahkan untuk melenyapkan sampel Covid-19 yang tak memenuhi syarat.

Alasannya karena virus corona jenis baru yang ditemukan di Wuhan ini bersifat menular.

Baca Juga: Kebohongan China Soal Virus Corona Kembali Terkuak, Database yang Bocor Mencatat Jumlah Sesungguhnya dari Kasus Covid-19 di Tiongkok, Diperkirakan Sudah Tembus 640 Ribu Kasus

Sehingga sampelnya perlu dibuang untuk mencegah risiko keamanan biologis laboratorium dan mencegah bencana sekunder dari patogen tak dikenal.

Melansir Newsweek, perintah itu muncul setelah Covid-19 digolongkan sebagai virus kelas II oleh para ahli.

Hal ini mengharuskan "persyaratan yang jelas tentang pengumpulan, transportasi, penggunaan eksperimen, dan penghancuran patogen" untuk menghindari kemungkinan kecelakaan atau kebocoran, ungkapnya, dikutip via Kompas.com.

Saat dicecar Pompeo, Lui sontak membela China.

Baca Juga: Jenazah Korban Corona Dibongkar, Peneliti China Terkejut Temukan Kerusakan di Mana Pengobatan dari WHO Tak Boleh Digunakan Rutin

Mengatakan, UU kesehatan masyarakat menyebutkan agar sampel wabah disimpan atau dihancurkan jika sebuah lembaga tidak memenuhi persyaratan untuk menangani sampel semacam itu.

"Pernyataan yang disebar oleh para pejabat AS ini murni di luar konteks dan sengaja membingungkan banyak orang," kata Liu pada konferensi pers Jumat.

Pada 27 Maretm Badan Intelijen Pertahanan merevisi penilaian terkait asal usul pandemi Covid-19.

Ia mengatakan, selain dari hewan, wabah bisa juga dimulai dari kecelakaan di laboratorium Institut Virologi Wuhan.

Baca Juga: Psywar, Jelang Pelantikan Presiden Taiwan Penentang China, AS Layarkan Kapal Destroyer Tepat di Depan Hidung Negeri Tirai Bambu

Newsweek juga melaporkan bahwa Komunitas Intelijen percaya Beijing turut menekan WHO untuk meremehkan penyakit itu pada Januari.

Laporan itu mengutip Badan Intelijen Pusat yang dikonfirmasi dua pejabat senior AS.

Sementara WHO, termasuk Donald Trump kala itu masih berupaya menghentikan laju sebaran virus dan mendukung China.

Namun semenjak virus merebak hebat di Amerika, Trump mulai melimpahkan kesalahan kepada China.

Baca Juga: Saingi Destroyer Aleigh Burke Class Amerika, China Luncurkan Kapal Perusak Terbesar, Type 055 Nanchang

Menyebut Tiongkok bertanggung jawab sebab telah gagal membendung virus dan membuatnya menyebar ke seluruh dunia.

Situasi itu menjadikan hubungan Amerika dan China makin panas di luar perang dagang.

Sementara China pada 17 Mei 2020 melaporkan berita duka, di mana Duta Besar China untuk Israel, Du Wei ditemukan tewas di rumahnya.

Wei ditemukan tewas, tiga hari usai melayangkan kecamannya pada Pompoe yang saat itu berkunjung ke Israel, mengutip dari SCMP.

Baca Juga: Usai Kritik Menlu AS Terkait Virus Corona, Duta Besar China untuk Israel Ditemukan Tewas di Rumahnya

Meski laporan setempat meyakini Wei meninggal dunia secara alami dalam tidurnya, namun penyidikan akan dilanjutkan. (*)

Tag

Editor : Rifka Amalia

Sumber Kompas.com, Newsweek, scmp.com