Belum Usai Covid-19 Muncul Epidemi Locust-19, 30 Juta Penduduk Diprediksi Bakal Terdampak Hal Mengerikan Akibat Wabah yang Kian Meluas di Tengah Virus Corona

Senin, 18 Mei 2020 | 08:35
Daily Star

Wabah serangan belalang di langit negara Bahrain.

Sosok.ID- Pandemi Covid-19, masih menjadi momok bagi dunia Internasial.

Wabah yang disebabkan karena virus SARS-CoV-2 ini setidaknya telah menginfeksi lebih dari 3 juta penduduk bumi.

Namun di belahan negara lain, muncul sebuah wabah yang juga membahayakan.

Negar-negara yang tepatnya berada di benua Afrikaharus menghadapi dua wabah sekaligus, yakni Covid-19 dan Locust-19.

Baca Juga: Bisa Membantu Menemukan Vaksin Lebih Cepat, China Malah Akui Hancurkan Sampel Pertama Virus Corona Sebelum Menyebar ke Seluruh Dunia!

Melansir Daily Star pada Minggu (17/5/20), sebuah skenario mengerikan yang disebut 'Locust-19', di Afrika Timur tampaknya adalah masalah yang lebih serius dari Covid-19.

Bagi masyarakat Afrika wabah ini telah menyebar sejak akhir tahun 2019 dan masih berlanjut hingga saat ini.

Ironisnya, karena wabah ini hanya dialami oleh negara di benua hitam, nyaris informasinya tidak terekspos oleh dunia, dan sedikit mendapat perhatian.

Menurut laporan, wabah ini berasal dari jutaan belalang yang melakukan migrasi dari negara ke negara lain.

Baca Juga: Harga Minyak Arab Saudi Anjlok, Negeri Raja Salman Diambang Krisis Moneter

Hal ini diperburuk dengan mewabahnya Covid-19 yang juga sudah mulai masuk ke Afrika.

Menurut keterangan, belalang agresif ini merusak tanaman di Somalia, Ethiopia, Kenya, Uganda dan Sudan Selatan pada bulan Januari.

Wabah ini diperkirakan menyebabkan 30 juta manusia akan mengalami kelaparan massal di Afrika akibat kekurangan pangan yang dirusak oleh belalang.

Gelombang belalang kedua telah bergerak dan menimbulkan kekacauan antar negara,dampaknya lebih besar daripada Covid-19.

Baca Juga: Jatah Preman Hilang Karena Corona, Geng Yakuza Jepang Alih Profesi Jadi Penjual Masker

Wabah ini meningkatkan tekanan keuangan pada negara terdampak, untuk menunda alat medis dan menggantinya dengan impor pestisida dan alat pembasmi belalang.

Sementara pemberlaukan lockdown mengyebabkan, orang-orang terbatas untuk bergerak.

Artinya mereka tidak bisa berbuat lebih untuk mengatasi kawanan belalang yang menyebabkan ancaman penduduk Afrika ini.

Bussines Insider

Ilustrasi serbuan belalang.

Bantuan dari negara tetangga juga sulit masuk karena adanya pembatasan lockdown.

Baca Juga: Kabar Tak Menyenangkan, Jokowi Naikkan Iuran BPJS Walau di Tengah Pandemi Corona

Beberapa pakar internasional, telah menentang larangan perjalanan untuk memberantas wabah Locust-19 yang mewabah di Afrika.

Kondisi cuaca juga berkontribusi terhadap bencana, hujan lebat yang menyebabkan lingkungan sempuran untuk kawanan belalang.

Karena belalang padang pasir hanya bisa bertelur di tempat yang lembab.

Setelah badai tersebut, satu meter persegi bisa menampung setidaknya 1.000 telur.

Baca Juga: Sukses Buat Warga 3 Kecamatan Makan Daging Babi, Pedagang Ungkap Cara Bagaimana Ia Lariskan Jualannya

Gerombolan belalang kedua ini, diperkirakan akan mencapai 20 kali lebih besar dari gerombolan yang muncul awal tahun ini.

Ketika bayi belalang lahir, mereka sudah siap untuk melakukan perjalanan ke daerah-daerah dengan tanaman untuk melakukan pemusnahan.

Setelah berubah menjadi cokelat dengan corak kuning dan hitam, mereka akan bepergian dalam kelompok besar supaya aman dari predator.

Belalang bisa melakukan perjalanan hingga 90 mil dalam satu hari, ini adalah hal menakutkan bagi petani, karena tidak ada peralatan yang cukup untuk memusnakan kawanan ini.

Baca Juga: China Yakin Indonesia Dapat Secara Cepat Berantas Corona, Xi Jinping : Indonesia Pasti Akan Mengalahkan Wabah Covid-19

Imbasnya, tanaman akan mati karena diserang belalang dan menyebabkan kekurangan pangan, hingga berujung pada kelaparan massal.

Hama tersebut menyerang pada awal bulan Mei, diangga sebagai waktu terburuk karena petani harus menunda menanam benih.

PBB menyebut situasi ini sangat mengkhawatikan, menyebabkan jutaan orang berakhir dalam kelaparan.

Jika gerombolan itu tidak segera dikendalikan, kemungkinan mereka akan berkembang 400 kali lebih besar, hingga Juni dan menghancurkan panen tahunan.

Baca Juga: 'Terusir' dari Kos-kosan karena Tak Sanggup Lagi Bayar Uang Sewa, Satu Keluarga di Solo Ini Terpaksa Tinggal di Becak Sewaan Setelah sang Ayah Kena PHK Akibat Wabah Virus Corona

Artikel ini telah tayang di Intisari.ID dengan judul: Di Tengah Covid-19 Muncul Wabah Bernama Locust-19,Pandemi Ini Diyakini Bisa Menyebabkan 30 Juta Manusia Alami Hal Mengerikan

(Afif Khoirul M)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Intisari Online

Baca Lainnya