Akhirnya Indonesia Ciptakan Obat Virus Corona, Diedarkan Mulai Agustus 2020

Senin, 18 Mei 2020 | 07:35
kompas.com

Ilustrasi penanganan pasien virus corona

Sosok.ID- Melansir Tribun Aceh, Indonesia telah siapkan obat virus Corona.

Bahkan, obat ini disebut akan dibagikan pada Agustus mendatang.

Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkap, pemerintah sedang membuat obat corona atau Covid-19.

Rudiantara menjelaskan, hasil penelitian terhadap obat corona ini nantinya paling lambat awal Agustus 2020 sudah bisa keluar.

Baca Juga: Dokter Kadung Berang! Indira Kalistha Tetap Bakal Dilaporkan ke Polisi meski Sudah Mewek-mewek Minta Maaf usai Remehkan Corona: Konyol, Tetap Harus Diproses

"Mudah-mudahan nanti paling lama akhir Juli atau awal Agustus itu sudah keluar hasilnya," ujarnya saat teleconference, Sabtu (16/5/2020).

Saat ini, lanjutnya, pemerintah sedang proses uji klinik di rumah sakit di Indonesia atas kandidat obat Covid-19 dengan bukan kategori sintesis melalui resep dokter.

"Memang bukan yang sintetis, sintetis nanti kan harus pakai resep dokter.

Mohon maaf kalau bisa misalkan seperti Panadol yang bisa dibeli di warung, di toko-toko, dan tidak perlu pakai resep," kata Rudiantara.

Baca Juga: Virus Corona Tidak Berasal dari Pasar Seafood di Wuhan, Studi Terbaru Klaim Covid-19 Ditularkan oleh Manusia, Bukannya Berasal dari Kelelawar Seperti yang Diyakini Selama Ini

Kendati demikian, meski obat corona nantinya sudah ada juga tidak menghilangkan kemungkinan orang terkena virus tersebut, kecuali sudah ada vaksin.

"Kecuali sudah ada vaksin dan waktunya dikatakan tahun 2021, itupun kemudian akhir tahun.

Artinya apa? Selama rentang waktu yang kosong itu, cari cara lain ini," pungkasnya.

Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kemungkinan virus Corona (Covid-19) tidak akan pernah punah atau hilang dan penduduk dunia harus belajar untuk berdamai dengannya.

Baca Juga: Cara Suku Baduy Terbebas dari Virus Corona, Ternyata Sama dengan Provinsi Bali Tekan Penyebaran Virus Corona, Ternyata Ini Kuncinya!

"Virus ini kemungkinan hanya menjadi endemi dalam masyarakat kita, dan virus ini kemungkinan tidak akan pernah hilang," ujar Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan.

"Layaknya HIV belum juga hilang--tapi kita telah menerima dan berdamai dengan virus itu," ucap Ryan.

Virus Corona pertama kali muncul di Wuhan, China akhir tahun lalu dan hingga kini telah menjangkiti lebih dari 4.200.000 orang dan memakan korban jiwa hampir 300.000 orang di seluruh dunia.

"Kita memiliki virus baru memasuki populasi manusia untuk pertama kalinya dan oleh karena itu, sangat sulit untuk memprediksi kapan kita akan menaklukannya," kata Ryan.

Baca Juga: Sambil Mewek Akui Kebodohan Gegara Remehkan Virus Corona, Indira Kalistha Minta Maaf Usai Berhari-hari Dihujat Habis-habisan : Aku Nggak Tahu Omonganku Bakal Jadi Kayak Gini

Sejumlah negara mulai secara bertahap melonggarkan pembatasan lockdown yang diterapkan guna membatasi penyebaran Covid-19.

Namun WHO memperingatkan, virus Corona mungkin tidak akan pernah hilang seluruhnya.

WHO menegaskan, tidak ada cara untuk menjamin melonggarkan pembatasan tidak akan memicu gelombang kedua infeksi virus corona.

"Banyak negara yang ingin keluar dengan berbagai langkah," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca Juga: Bisa Membantu Menemukan Vaksin Lebih Cepat, China Malah Akui Hancurkan Sampel Pertama Virus Corona Sebelum Menyebar ke Seluruh Dunia!

"Tapi rekomendasi kami masih sama yakni kewaspadaan di negara manapun harus berada pada tingkat tertinggi," lanjutnya.

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam mengungkapkan pandemi corona memicu perkembangan riset di perguruan tinggi.

Perkembangan riset tersebut mencakup alat-alat kesehatan yang dibutuhkan untuk penanganan pandemi corona.

"Peralatan-peralatan kesehatan yang selama ini pemenuhannya melalui impor, ternyata bisa kita produksi sendiri," ujar Nizam.

Baca Juga: Rapor Merah Kepemimpinan Jokowi Diurai Jurnal Media Asing, Penanganan Virus Corona Indonesia Disebut Terburuk Se-Asia Tenggara

Pelaksanaan riset yang sebelum masa pandemi dapat memerlukan waktu hingga bertahun-tahun, saat ini dapat dikembangkan dalam waktu pendek.

Nizam mengungkapkan perguruan tinggi melakukan berbagai kolaborasi riset untuk pemenuhan berbagai perlengkapan medis yang sangat dibutuhkan untuk penanganan pandemi Covid-19.

"Kita mendorong perguruan tinggi untuk melakukan riset terapan baik itu APD maupun alat-alat kesehatan, obat-obatan. Dan kita bersinergi dengan Kemenristek," ucap Nizam.

Hasil dari riset dan pengembangan perguruan tinggi adalah pembuatan ventilator untuk pasien corona.

Baca Juga: Covid-19 Tak Bakal Hilang Sekalipun Vaksin Ditemukan, WHO: Kita Akan Terus Berhadapan dengan Virus Corona

Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan ventilator dengan nama Vent-I.

Ventilator dengan kemampuan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) ini saat ini telah masuk fase produksi bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia.

Lalu ada Ventindo, ventilator hasil pengembangan Universitas Gadjah Mada.

Ventilator dengan kemampuan Sincronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV).

Baca Juga: Direktur WHO Sampaikan Pesan Tak Mengenakkan Mengenai Situasi Dunia Menghadapi Corona

Ventilator ini dapat digunakan untuk membantu pernafasan pasien yang dirawat di ruang ICU.

Saat ini kolaborasi berbagai perguruan tinggi dengan lembaga penelitian juga telah mengembangkan berbagai Tes Kit untuk deteksi Covid-19 antara lain RT-LAMP, RI-GHA19, dan berbagai perangkat deteksi Covid-19.

(Serambinews.com)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul "Obat Corona Dijual Bebas Bulan Agustus"

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Sosok.id

Baca Lainnya