Tak sendirian, Nabi Muhammad ditemani oleh seorang budak Khadijah yang bernama Maisaroh.
Nabi Muhammad berhasil menjual kain-kain tersebut berkat kerja keras, amanah, serta kejujurannya.
Keuntungan besar pun didapat Nabi Muhammad.
Maisaroh pun menceritakan hal tersebut kepada Khadijah.
Dari cerita itu, Khadijah terkesima dengan Nabi Muhammad.
Keuletan Nabi Muhammad dalam berdagang sendiri diakui dalam beberapa kisah.
Dalam buku Muhammad A Trader, dikisahkan Nabi Muhammad telah menjadi pemimpin kafilah dagang di usianya yang baru menginjak 17 tahun.
Diceritakan bahwa ia telah berdagang di lebih dari 17 negara seperti Syam, Yordania, Bahrain, Busra, Irak, hingga Yaman.
Selama berdagang, Nabi Muhammad juga memiliki partner bisnis.
Al-Mubarakfury menjelaskan dalam Sirah Nabawiyah, Nabi Muhammad menggandeng as-Saib bin Abus-Saib saat ia merintis bisnisnya.
Nabi Muhammad senang berbinsis dengan Abus-Saib karena ia tak pernah curang.
Selama bekerja tak pernah berselisih, Nabi Muhammad menganggap Abus-Saib adalah partner bisnis terbaiknya.