Sosok.ID - Edisi kisah nabi kali ini membahas sepenggal perjalanan hidup Nabi Muhammad saat ia berusia 40 tahun.
Di tengah kehidupan Mekkah jahiliyah, Nabi Muhammad memiliki kebiasaan yang unik.
Yaitu, menyendiri untuk merenung.
Adapun, tempat favorit Nabi Muhammad untuk merenung itu adalah Gua Hira.
Gua Hira adalah gua yang berjarak 10 km dari Mekkah.
Di gua itu, Nabi Muhammad biasa menenangkan diri dan menenangkan pikirannya.
Sejak menginjak usia 40 tahun, Nabi Muhammad sering bermimpi didatangi fajar pagi hari yang sangat terang.
Hingga suatu hari saat ia tengah menenangkan diri di Gua Hira, ia melihat cahaya yang sangat terang.
Momen itu terjadi pada 17 Ramadhan atau 6 Agustus 611 Masehi.
Dari balik cahaya yang menyilaukan mata itu, Malaikat Jibril muncul.
Ia menyampaikan wahyu pertama kepada Nabi Muhammad.
Yakni, Al-Qur'an surat Al-Alaq ayat 1-5.
Selepas mengalami peristiwa tersebut, Rasulullah keluar dari Gua Hira dalam kondisi ketakutan dan bingung.
Sesampainya di rumah, Nabi Muhammad lantas ditenangkan oleh sang istri, Khadijah.
Khadijah lantas mengajak Nabi Muhammad untuk menemui Waraqah bin Naufal.
Waraqah in Naufal sendiri adalah seorang imam Arab dan ahli kitab beragama Nasrani.
Ia juga masih termasuk kerabat Khadijah.
Nabi Muhammad lantas menceritakan pengalaman spiritualnya di Gua Hira.
Usai mendengarkan cerita tersebut, Waraqah bin Naufal langsung membenarkan bahwa Muhammad adalah nabi akhir zaman yang akan didustakan, disakiti, diusir, dan diperangi.
Beberapa setelahnya, Nabi Muhammad kembali mendapat wahyu kedua di suatu tempat.
Seperti yang pertama, Nabi Muhammad masih ketakutan dan bingung usai menerima wahyu karena masih belum terbiasa.
Saat itu, Rasulullah mendapat perintah untuk menyeru manusia kepada agama Allah.
Sejak saat itu, Nabi Muhammad mulai berdakwah dan menyebarkan agama Islam.
Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad dari Lahir hingga Wafat, Singkat dan Lengkap
(*)