“Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan) kebenaran untukmu, sebab itu biarlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat.” (Q.S. Hud ayat 64).
“Dan janganlah kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar,” (Q.S. Asy-Syu’ara ayat 156).
Seperti yang diriwayatkan dalam Al-Qur’an, Nabi Saleh AS berpesan kepada umatnya untuk tidak berbuat jahat kepada Unta Betina Allah.
Bahkan Nabi Saleh AS mengizinkan kaumnya untuk memerah dan mengkonsumsi susu unta tersebut secara bergantian.
Namun hal tersebut tidak serta merta membuat mereka bersyukur dan berterimakasih.
Para penentang Nabi Saleh AS bahkan tidak suka akan kehadiran unta tersebut karena dianggap meminum banyak air di sumber mata air milik mereka.
Mereka pun segera memikirkan cara membunuh unta betina tersebut.
Suatu hari saat unta tersebut sedang minum, secara kilat memanah betis unta tersebut sembari menikam bagian perut unta dengan menggunakan pedang.
Perbuatan mereka membunuh unta tersebut adalah suatu pelanggaran terhadap larangan Nabi Saleh AS.
Oleh sebab itu Allah SWT menjatuhkan kepada mereka hukuman yaitu membatasi hidup mereka hanya dalam tempo tiga hari, maka sebagai ejekan mereka disuruh bersuka ria selama tiga hari itu.
Pada hari pertama sebelum datangnya azab yang menewaskan pembunuh unta dan para kaum Tsamud yang ingkar, wajah mereka berubah warna menjadi kuning.
Pada hari kedua, wajah mereka menjadi merah.