Sosok.ID -Terungkap banyak penyidik ketakutan dalam mengusut kasus Ferdy Sambo.
Sebelum sosoknya dinonaktifkan dari Kadiv Propam Polri, kekuatan dan pengaruh Ferdy Sambo ternyata terasa begitu besar di Mabes Polri sampai membuat penyidik ketakutan.
Jabatannya sebagai Kadiv Propam memberi kekuatan Ferdy Sambo untuk menjadi polisi yang mengadili polisi "nakal".
Hal ini diungkap oleh sosok jenderal bintang empat di tubuh Bhayangkara RI.
Diungkapkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, di awal kasus pembunuhan Brigadir Yosua, tidak ada penyidik yang berani memeriksa Ferdy Sambo.
Akhirnya ketika kekuatan Ferdy Sambo berangsur melemah yaitu ketika dicopot sebagai Kadiv Propam Polri dan perannya sebagai Kasatgasus dipreteli Kapolri.
Kemudian setelah Listyo membentuk Tim Khusus (Timsus) yang ditugaskan menangani pembunuhan Brigadir Yosua, ada lima orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Kelima tersangka itu antara lain Ferdy Sambo, Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo, Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.
Meski begitu, ada sejumlah oknum polisi lain yang mengikuti skenario Ferdy Sambo, dan kini ditetapkan menjadi tersangka menghalangi penyidikan.
Mereka kini dipecat dari kepolisian disebabkan melanggar kode etik korps Bhayangkara.
Cerita Listyo tentang pengaruh besar Ferdy Sambo di Mabes Polri sendiri disampaikan kepada Budiman Tanuredjo, seorang jurnalis senior.
Kapolri mengaku akhirnya sosoknya memutuskan menonaktifkan Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam Polri.
Keputusannya kemudian diambil setelah eks Kabareskrim Polri menerima informasi intimidasi yang diterima sejumlah penyidik yang terlibat pengusutan kasus kematian Brigadir Yosua.
“Kita minta untuk Sambo kita nonaktifkan saat itu karena kami dapatkan informasi-informasi ada kesulitan dari Timsus saat itu untuk bekerja dengan baik,” ucap Listyo dilansir dari surya.co.id.
Listyo mengatakan ia pun mulai mendalami kasus kematian Brigadir Yosua yang tewas di rumah atasannya sendiri yaitu Ferdy Sambo.
Kemudian setelah mendalaminya, Listyo mendapat informasi bahwa ada upaya penghalang-halangan penyelidikan kasus.
“Kemudian saya dalami dan saya dapat informasi bahwa ada upaya haling-halangi intimidasi,” jelas Listyo.
Bukan hanya itu, Listyo juga menemukan adanya upaya Ferdy Sambo membuat cerita sesuai skenario yang dirancangnya untuk disampaikan ke orang-orang yang punya pengaruh.
Ketika itu kata Listyo, sejumlah penyidik juga sempat takut dengan pengaruh besar Ferdy Sambo di Mabes Polri.
Disebut bahwa siapa saja yang mencoba membongkar kasus itu akan berhadapan langsung dengan Ferdy Sambo.
“Penyidik pun sempat takut saat itu. Karena ada bahasa-bahasa bahwa mereka semua akan berhadapan dengan yang bersangkutan (Ferdy Sambo),” tuturnya.