Menurut Tessa, bentuk tersebut menggambarkan fantasi seksual sang empunya tulisan yang lain dari biasanya.
"Atau fantasi seksual yang lain dari biasanya, atau unkonvensioal, atau bisa dibilang fantasi seksual di luar norma yang umum," kata Tessa.
Tessa mengatakan, tanda tangan merupakan branding atau pencitraan yang terlihat sekilas.
"Jadi sebagai Grafolog, tetap harus membandingkan dengan tulisan asli dari penulisnya, untuk mengambil analisis yang lebih holistik," kata Tessa.
Ia juga menyoroti detail garis bawah di tanda tangan Irjen Ferdy Sambo.
Menurutnya, garis bawah itu juga menggambarkan sisi positif sang pemilik tulisan.
"Dalam grafologi, garis bawah itu memiliki arti yang bagus.
Biasanya penulis-penulis seperti ini memang memiliki jiwa leadership atau jiwa kepemimpinan yang baik.
Terus juga mandiri, dan bisa mengambil keputusan dengan cepat.
Jadi kalau kita bandingkan dengan tadi analisis tulisannya ya sesuai, karena dia memiliki pola pikir yang cerdas," tandasnya.