"Video dari Kuching menyiratkan bahwa itu tinggi di atmosfer, puing-puing apa pun akan mendarat ratusan kilometer lebih jauh di sepanjang jalur, dekat Sibu, Bintulu atau bahkan Brunei," ujar astrofisikawan dan pelacak satelit Jonathan McDowell, dari Harvard-Smithsonian Center for Astrofisika.
Ada kemungkinan jika bongkahan roket yang jatuh menyebabkan beberapa cedera atau kerusakan infrastruktur.
Badan roket kemudian masuk kembali ke 119,0 derajat bujur timur dan 9,1 derajat lintang utara seperti disampaikan pejabat antariksa China.
Lokasi berada di Laut Sulu, tidak jauh dari pantai Pulau Palawan, bagian dari Filipina.
Ini artinya, roket jatuh tidak jauh dari Kalimantan, dan perjalanannya dari luar angkasa sempat direkam di langit Indonesia.
Baca Juga: Peluncur Roket Canggih Milik AS Disebut-sebut Hancur Lebur di Ukraina, Apa yang Terjadi?