Menyaksikan King Faaz tumbuh dengan baik di bawah didikan Fairuz dan Sonny, Galih Ginanjar tak bisa menyembunyikan rasa cemburunya.
"Iya gue iri," kata dia.
Pasalnya, Galih Ginanjar telah kehilangan kesempatan menyaksikan anaknya tumbuh dan berkembang.
"Sebenernya tuh gini ya, masa keemasan anak sampai dia kelas 6 SD. Karena di situlah waktu anak dengan orang tua itu komunikasi intens," Galih Ginanjar bertutur dengan mata berkaca-kaca.
Meski cemburu dan menyesal, Galih Ginanjar tahu diri.
Ia sadar bahwa hidupnya sekarang dipengaruhi karena tindak tanduknya di masa lalu.
"Penyesalan sangat luar biasa. Apa yang kau tanam ya itu yang kau tuai," tukasnya.
Galih Ginanjar pun tak henti menyalahkan dirinya sendiri. (*)