Sosok.ID - Sah jadi suami istri tak serta merta membuat Venna Melinda dan Ferry Irawan lepas dari masalah.
Prahara antara Venna Melinda-Ferry Irawan dengan pihak WO rupanya belum juga usai.
Kali ini, Venna Melinda dan Ferry Irawan dikabarkan terlilit utang dengan pihak WO pasca batal menggelar pesta pernikahan mewah.
Tak tanggung-tanggung, total jumlah utang yang dimiliki Venna Melinda dan Ferry Irawan isunya mencapai puluhan juta Rupiah.
Sosok yang membongkar keberadaan utang-utang tersebut adalah sahabat Venna Melinda dan Ferry Irawan sendiri, Elma Theana.
Selaku pemilik WO, Elma Theana sebut urusan dengan Venna Melinda dan Ferry Irawan belum sepenuhnya rampung.
Ada sejumlah tagihan utang yang masuk dari vendor-vendor pernikahan yang sebelumnya dibatalkan oleh Ferry Irawan dan Venna Melinda.
Pembatalan ini jelas membuat pihak WO menanggung kerugian cukup besar.
"Jadi ini vendor-vendor yang ditandatangani Ferry contohnya ini Redberry, nilainya dari Redberry Rp 96 Juta," terang Elma Theana, dikutip dari Banjarmasin Post, Senin (14/3/2022).
Di sisi lain, Venna Melinda dan Ferry Irawan mengaku sudah melunasi utang-utang mereka pada pihak WO di H-7 pernikahan.
Namun utang-utang yang dilunasi Venna Melinda dan Ferry Irawan adalah tanggungan pribadi mereka sendiri.
Untuk biaya operasioanl WO yang dibatalkan bahkan hingga detik ini belum juga dibayarkan.
Rekan Elma Theana, Dian Komalasari mengaku pihaknya sudah berusaha menutupi biaya operasional demi kepentingan kru.
Namun uang yang ia keluarkan belum menutupi seluruh kerugian.
Hingga kini, pihak WO masih menanti itikad baik Venna Melinda dan Ferry Irawan untuk melunasi.
"Terus terang dari tim kami sudah menjapri mas Ferry, katanya sedang dipelajari dulu."
"Namun, Alhamdulillah karena ada beberapa yang simpati kepada Madeena (WO),"
"Akhirnya ikut mensponsori untuk membayar biaya operasional kepada kru," jelas Dian Komalasari.
Semntara itu, Elma Theana menjelaskan soal Rencana Anggaran Belanja (RAB) yang sempat dipertanyakan Venna Melinda dan suami.
"Ini kan RAB-nya lebih kepada operasional seperti nganterin baju, taksi, ngambil baju, itu harus laundry, jadi untuk nilai-nilai seperti itu apakah harus laporan," ujar Elma Theana.
"Dilaporkannya secara berkala dan dirinci, jadi kita kumpulin dulu selama dua minggu."
"Kenapa belum dilaporkan, jadi harus dikumpulin dulu, kita kesepakatan waktu itu melaporkan berkala selama dua minggu," pungkasnya.
(*)