Sosok.ID-Sosok artis canti Vitalia Sesha sempat gegerkan publik saat diketahui terjerat kasus narkoba.
Artis cantik ini juga sempat hebohkan publik satu Indonesia lantaran diduga menjadi salah satu wanita simpanan Ahmad Fathanah.
Pejabat tersebut adalah Ahmad Fathanah yang merupakan seorang pejabat yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap kuota impor daging sapi pada tahun 2013.
Vitalia Sesha mengakui bahwa dirinya mendapatkan satu unit mobil Honda Jazz dan jam tangan mewah dari Ahmad Fathanah.
Dua barang berharga itu dinilai oleh tim penyidik sebagai salah satu bentuk pencucian uang.
Selang beberapa tahun kemudian, wanita kelahiran 1986 ini kembali ditangkap aparat lantaran kedapatan memiliki dan menggunakan obat-obatan terlarang.
Seolah belum kapok berurusan dengan hukum, Vitalia Sesha dan kekasihnya saat itu yang bernama Andre ditangkap di Apartemen The Mansion Kemayoran (24/02/2020).
Petugas menemukan barang bukti berupa ekstasi, sabu, dan pil happy five.
Akhirnya keputusan sidang memvonis Vitalia Sesha dengan hukuman penjara selama satu tahun.
Kini, setelah bebas, ibu dua anak ini mengaku menyesal dengan tindakannya di masa lalu.
Oleh sebab itu, model majalah dewasa ini hendak lebih selektif dalam memilih lingkaran pergaulan agar tidak jatuh lagi di lubang yang sama.'Baca Juga: Tabiat Suaminya Berubah Drastis, Ashanty Curiga Anang Hermansyah Punya Selingkuhan: Jangan Sok Baik Kamu!
Masih mengutip darikompas.com, Vitalia Sesha menyadari bahwa dirinya harus berubah lebih baik untuk keluarga dan anak-anaknya.
Ia menyadari bahwa dirinya salah, namun ia tak mau disebut bahwa dirinya adalah seorang penjahat.
"Cuma kita harus jalani ke depannya lebih baik lagi karena Vita ada keluarga, anak-anak Vita terutama.
Vita memang pemakai tapi Vita bukan seorang penjahat, Vita enggak menipu,” ujarnya.
Setelah bebas, Vita sendiri saat itu masih menjalani program asimilasi dengan statusnya yang bebas bersyarat.
Sehingga ia memutuskan untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga dan menjalani pekerjaan dengan jadwal yang lebih kondisional.
"Ya, karena asimilasi mungkin lebih banyak di rumah, kumpul sama keluarga.
Kecuali, kalau nanti ada tawaran pekerjaan dan kita pasti akan tek-tokkan terus sama Bapas. Ke mana-ke mananya," tuturnya.
(*)