"Mungkin kalau untuk bantuan ya makanya saya bilang jangan salah milih bantu orang, dilihat dulu," tegas dia.
"Kenapa harus bapaknya yang kerja, kenapa nggak anak-anaknya, yang bikin saya keberatan sih itu," lanjut Yuli kemudian.
Berdasarkan kacamata Yuli sebagai tetangga, menurutnya Kakek Suhud selama ini tidak hidup kekurangan.
Dia juga menyoroti adanya bantuan sosial yang diberikan oleh masyarakat setempat untuk warga yang dinilai kekurangan.
"Saya lihat nggak kekurangan lah. Apa yang diomongin dia itu nggak kekuarangan, kan dia masih bisa jajan, traktir, saya juga nggak ngilangin sering dikasih jajan anak-anak." katanya.
"Dari segi apa kekurangan, mau nggak lihat di belakang itu masih banyak yang kekurangan, kalau mau disorot sekarang saya berani bawa ke ruko belakang, liat kondisi di belakang itu gimana (kekurangannya)."
"Mungkin kalau warga kita ada yang kekurangan atau kelaparan kita juga di sini punya program membantu yang kurang mampu, banyak kok, setiap bulan ngasih."
Tetangga Kakek Suhud yang lain, Helda, juga membenarkan pernyatan Yuli.
"Dari Pak RT ngasih beras, sembako lah, gitu. Jadi saya sempat kaget (Pak Suhud ngaku tidak mampu)," sahut Helda.
Mengenai profesi Kakek Suhud sebagai seorang pedagang buku seperti juz amma secara berkeliling, Yuli pun mengaku tak tahu.