Sosok.ID - China kini tengah jadi kekuatan baru di dunia internasional dalam banyak sektor.
Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, China menjadi salah satu negara yang kaya di dunia.
Selain itu, dalam hal militer Tiongkok kini tak bisa dianggap sebelah mata dengan armada yang bisa diandalkan.
Beberapa survei sempat menempatkan militer China masuk jajaran 3 besar kekuatan militer terkuat di dunia.
Hal itu dianggap sebagai penyebab Tiongkok makin getol merebut wilayah sengketa yang berada di Laut China Selatan.
Termasuk perebutan wilayah di sekitar kawasan Laut Natuna Utara yang masuk dalam wilayah Indonesia.
Tak segan-segan China bahkan menantang sejumlah negara untuk beradu kekuatan militer.
Namun agaknya China kini tak berani dengan Indonesia setelah mengalami krisis energi.
Baca Juga: Mendidih, China Ketemu NATO, Desak Berhenti Provokasi Ketegangan Militer di Asia-Pasifik
Bahkan pejabat China sampai teriak meminta bantuan Indonesia secara terang-terangan lantaran krisis yang dialami negeri Panda.
Gubernur Provinsi Jilin Han Jun di China berseru agar impor batu bara ditingkatkan.
Melansir Global Times, Selasa (28/9/2021), Han menuturkan bahwa semua langkah yang diperlukan harus diambil untuk meningkatkan impor batu bara dari Rusia, Mongolia, dan Indonesia.
Dia menambahkan, pemerintah provinsi berjanji untuk meningkatkan stok batu bara untuk memastikan aliran pasokan listrik lokal.
Upaya peningkatan stok batu bara tersebut seperti meningkatkan produksi batu bara domestik dan meningkatkan keran impor.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, China dilanda krisis energi di mana banyak pabrik dan rumah tangga tidak mendapat pasokan listrik.
Pada 2019, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara berkontribusi lebih dari 51,8 persen dari seluruh pembangkit listrik negara.
Dengan demikian, ketergantungan China akan batu bara sangatlah tinggi sebagaimana dilansir The Guardian, Kamis (29/9/2021).
Ketika Beijing kehabisan stok batu bara, masalah lain muncul yakni melambungnya harga batu bara dunia saat ini.
Sementara itu, China Electricity Council menyatakan bahwa perusahaan pemilik PLTU batu bara di China sedang meningkatkan produksi listrik dengan biaya berapa pun.
(*)