Semua material tersebut didapat dari sampah elektronik yang ditotal memiliki berat hampir 80 ton.
Proyek ini pun melibatkan banyak pihak selama pengerjaannya.
Pemerintah pusat, ribuan kotamadya, perusahaan, sekolah hingga komunitas lokal ikut terlibat dalam proyek ini.
Salah satu perusahaan yang terlibat adalah Renet Japan Group.
Perusahaan ini memiliki filosofi bisnis yang berkisar pada keberlanjutan.
"Kami mengembangkan gerakan pengelolaan limbah untuk proyek medali dengan kerja sama dari banyak pemangku kepentingan, dari Pemerintah Jepang hingga masyarakat lokal," kata Direktur Renet Japan Group Toshio Kamakura, seperti dikutip via Kompas.com.
Proyek ini pertama kali diluncurkan pada April 2017 dan melibatkan 600 kota.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada Maret 2019, jumlah kota yang terlibat meningkat menjadi 1.600.
Peningkatan tersebut didukung oleh kampanye besar-besaran dan adanya titik pengumpulan untuk memudahkan warga berpartisipasi.
Usai dikumpulkan, sampah elektronik akan melalui tahap-tahap selanjutnya untuk bisa diambil material pentingnya.