Tentu saja hal ini membawa kebanggaan sendiri bagi Indra Rudiansyah sebagai anggota tim.
"Saya tentunya sangat bangga bisa tergabung dalam tim untuk uji klinis vaksin Covid-19 ini,"
"Meski ini bukan penelitian utama untuk thesis saya ," ujar Indra Rudiansyah kepada ANTARA London, 23 Juli 2020.
Mahaisswa S3 Clinical Medicine di Universitas Oxford itu mengungkap penelitian utamanya untuk thesis sebenarnya vaksin malaria.
Namun lantaran pandemi terjadi dan laboratorium kekurangan tenaga peneliti untuk vaksin Covid-19, Indra Rudiansyah ikut bergabung dalam tim.
Selama bergabung dengan tim, lulusan S1 Mikrobiologi ITB ini bertugas selama berbulan-bulan menguji antibody response dari relawan vaksinasi.
Indra Rudiansyah sendiri berpengalaman dalam hal ini lantaran pernah terlibat dalam pengembangan vaksin rotavirus di Biofarma.
Menurut mahasiswa S3 di Oxford University ini, proses pengembangan vaksin AstraZeneca terbilang cukup cepat.
Sebab dalam kurun waktu kerja 6 bulan, tim sudah menghasilkan data uji preklinis, inisial data untuk safety dan imunogenitas.
"Biasanya untuk vaksin baru paling tidak memerlukan waktu lima tahun hingga tahapan ini," ungkap Indra Rudiansyah.
Sadar betul jika di Indonesia proses vaksinasi massal masih berjalan, Indra Rudiansyah pun berpesan kepada masyarakat untuk tetap menaati prokes.