“Setelah terjadi gempa kita bandingkan cuma berselang dua menit, muncul tsunami tapi cepat sekali,” kata Herlambang dikutip dari Kompas.com, Rabu malam.
Tetapi menurut Herlambang, tsunami bukan terjadi lantaran besarnya guncangan gempa yang sebelumnya terjadi.
Melainkan Herlambang menjelaskan bahwa tsunami terjadi lantaran akibat longsor bawah laut di kawasan tersebut.
“Kami dari BMKG dari awal kan sudah merilis tsunami, tsunami diperkirakan karena longsoran bukan karena mekanisme gempa yang menyebabkan tsunami tapi longsoran bawah laut, kami memperkirakannya itu,” ungkapnya.
Ditambah lagi sesuai laporan BMKG Ambon, gempa yang terjadi meskipun memiliki skala cukup besar yakni bermagnitudo 6,1 tetapi tak berpotensi tsunami.
Namun, tsunami terjadi karena ada longsoran bawah laut.
Tsunami tersebut dituturkan oleh Herlambang hanya setinggi 0,5 meter.
“Ketinggiannya cuma 0,5 meter. Kalau berdasarkan pengalaman itu gempa kayak tadi itu seharusnya tidak ada tsunaminya, tapi karena ada longsoran bawah laut, itu perkiraan kami,” ungkapnya.
Melansir dari Kompas TV, pada Rabu malam menurut pantauan BMKG Ambon tsunami yang melanda salah satu kecamatan tersebut sudah berangsur-angsur surut.