Dalam pertemuan tersebut, Soekarno berpidato dengan lantang, mengatakan tentang kolonialisme dan neo-kolonialisme.
"Fakta bahwa para pemimpin masyarakat Asia dan Afrika dapat bertemu di salah satu negaranya sendiri untuk berdebat dan merefleksikan masalah bersama mereka adalah hal baru."
"Awal sejarah. Kita sering diberitahu bahwa kolonialisme sudah mati. Jangan sampai kita tertipu atau bahkan ditenangkan oleh rumus yang menyesatkan itu."
"Saya meyakinkan Anda bahwa kolonialisme sangat hidup. Bagaimana kita bisa menegaskan sebaliknya selama wilayah Asia dan Afrika yang luas tidak bebas?"
"Kolonialisme juga memiliki pakaian modernnya, dalam bentuk kontrol ekonomi, kontrol intelektual, kontrol fisik aktual oleh komunitas kecil bangsa asing dalam suatu negara."
"Ini adalah musuh yang terampil dan ditentukan, dan muncul dalam banyak samaran. Mereka tidak menunjukkan jarahannya dengan mudah. Dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun, kolonialisme adalah sesuatu yang jahat, dan harus diberantas dari bumi"
Karena hal itu, Amerika sampai harus menggunakan Bank Dunia dan IMF untuk menaklukkan Indonesia.
Situasi ekonomi Indonesia yang labil menjadi celah bagi IMF untuk mengusulkan bantuan keuangan dan kerjasama erat pada 1962.
Bukannya membantu, usul tersebut justru menambah kesulitan ekonomi bagi Indonesia.
(*)