Sosok.ID - Tradisi petasan membawa petaka, mungkin itu yang dirasakan oleh seorang ayah di Kebumen di malam takbiran tahun 2021 ini.
Ia harus kehilangan sang anak gegara tragedi petasan mau di hari terakhir bulan puasa tahun ini.
Dalam hitungan jam sebelum lebaran tiba, tepatnya pada Rabu (12/5/2021) sekitar pukul 17.30 WIB tragedi petasan maut menewaskan 3 warga seketika.
Hal itu diungkap saksi mata bernama Untung (55) saat mendengar suara ledakan yang berasal dari dekat rumahnya menjelang waktu berbuka puasa di hari terakhir Ramadhan.
Untung mengaku saat itu dirinya sedang tidak ada di rumah.
"Saat kejadian, saya tidak di rumah. Saya berada di belakang rumah," jelas Untung, dikutip dari TribunJateng.com, Rabu.
Saat itu ia mendengar jelas bunyi dentuman keras akibat ledakan petasan yang membuat pekak telinga.
Untung segera berlari ke tempat kejadian perkara (TKP) menuju sumber suara.
Ia melihat tubuh para korban sudah tergeletak dalam kondisi hangus dan darah berceceran.
"Sudah pada tergeletak. Tidak bergerak. Darah di mana-mana," ungkap Untung.
"Sampai saya tidak bisa mengenali wajah anak saya," lanjutnya.
Sempat Ditegur
Untung menuturkan, dirinya sempat mengingatkan anaknya agar tidak perlu bermain petasan.
Ledakan petasan menyebabkan 3 warga meninggal di Desa Ngabean, Kecamatan Mirit, Kebumen, Rabu (12/5/2021) sore.
Pasalnya tidak semua orang yang tinggal di lingkungan sekitar senang bermain petasan.
Untung juga tidak tahu dari mana anaknya mendapat serbuk petasan, pasalnya sehari-hari Taufiq pergi ke luar kota.
Biasanya Taufiq membuat petasan sendiri bresama teman-temannya.
Hal itu dilakukannya berdasarkan pengalaman.
Namun kemeriahan itu justru menjadi tragedi.
Taufiq dan tujuh orang lainnya menjadi korban ledakan petasan.
Dikutip dari Kompas.com, korban masing-masing bernama Muhammad Taufik Hidayat (27), Rizky (19) dan Sugiyanto (23).
Sementara itu korban luka adalah Bambang Priyono (29), Rio Dwi Pangestu (22), Alib (24), Irwan (25) dan Ratna. (*)