"Masalah kecil dihilangkan, masalah besar dikecilkan, orang itu gak tahu bahwa gue lagi memerankan sebuah peran," lanjutnya.
Menurut Iis, ia melakukan peran antagonis adalah untuk menghargai kru di balik layar yang bekerja keras mempersiapkan skenario.
"Anak-anak kreatif, kameramen, kita harus baik sama mereka, mereka yang membantu pekerjaan kita, aku dekat sama mereka," jelas Iis.
Bahkan diungkapkan Iis, dia memiliki seorang anak angkat yang bekerja sebagai tim kreatif pertelevisian.
Hal itu membuatnya paham betul kesusahan dan kesibukan anak-anak kreatif yang tak dibayar seberapa atas pekerjaannya.
Itulah yang membuat Iis tak ingin menolak dan berusaha memerankan peran apapun yang diberikan kepadanya.
"Mereka sudah membuat (skenario) loh semaleman, nanti begini, harus begini, soalnya aku punya anak di sini tim kreatif juga, kalau weekend tidur di rumah gue."
"Gue bayangin ketika dia sudah begitu capeknya dan kita nolak. Kita udah dibayar mahal misalnya dan dikontrak juga," lanjutnya.
Iis mengatakan, ia mencoba profesional dengan memegang komitmen.
Oleh karenanya kepada anak-anaknya, ia mencoba memberikan pengertian, bahwa pekerjaannya memang tak lepas dari skenario.