"Ya karena hidup kita, kita anggap gini, sebetulnya semua profesi memiliki pusing-pusing yang sama, cuma value-nya yang beda-beda," kata dia.
"Orang yang pusing dengan penghasilan satu bulan Rp 100.000 dengan orang yang berpenghasilan satu bulan Rp 100 miliar, itu pusingnya sama," tambahnya.
Anang menggarisbawahi, hal yang membuatnya menjadi beda adalah tentang bagaimana cara orang mengelola permasalahan tersebut.
Dengan kata lain, bagaimana Anang serta Ashanty mendidik Aurel Hermansyah, Azriel Hermansyah, Arsy Hermansyah, dan Arsya Hermansyah dengan baik.
"Pada saat sakit kuku, sakit kukunya sama, tidak ada yang beda. Cuma, cara me-manage masalahnya saja yang berbeda."
"Kalau mengerti semua itu sama, ya kita enggak ada yang beda," kata Anang Hermansyah.
Ashanty pun membantah ketika keempat anaknya disebut memiliki keistimewaan yang didapat sejak lahir.
Bermaksud mengingat, Ashanty menceritakan bagaimana dia, Anang, Aurel, dan Azriel pernah hidup di sebuah ruko dalam jangka waktu yang cukup lama.
Telebih sebagai pekerja seni, tidak ada pemasukan tetap kala itu.
"Aurel dan Azriel saat aku menikah dulu berdua, dari yang senang banget sampai mengalami gejolak yang pernah kita berdua alami, karena kan bekerjanya bukan seperti orang lain, pekerja berdua ini beda dari orang lain," kata Ashanty.