Lebih lanjut Uya menjalani isolasi mandiri di apartemen, tetapi kondisinya justru memburuk dan tak sadarkan diri.
"Aku keluar dari kamar, aku lihat Mas Uya tidur enak, bangun kaget nyariin aku," kata Astrid.
"Tiba-tiba dia keluar dari kamar dan jatuh, aku keluar dari kamar mandi aku pegang kamu, kamu ngelihatin aku, terus tiba-tiba matanya ke atas, mukanya pucat, terus jatuh," kisah Astrid.
Astrid sontak menghubungi dokter. Keduanya lantas dirawat di rumah sakit.
Covid-19 membuat Uya Kuya harus dipasang selang oksigen, muntah setiap makan hingga terpaksa mengisi kebutuhan pangan dengan infus makanan.
"Obat yang termahal apapun dimasukin," katanya.
Dua hari penuh ayah Cinta Kuya tak bisa tidur. Dalam kondisi tertekan, Uya menangis setiap hari karena takut meninggal dunia.
"Setiap hari gue nangis, gue takut gue meninggal," katanya.
Akhirnya ia dinyatakan negatif setelah menjalani perawatan, begitu pun dengan Astrid dan putranya Nino.
"Jangan bercanda sama penyakit ini, gue aja masih ngos-ngosan, gemetaran. Jangan bilang Covid ini berbahaya buat orang yang udah tua atau punya penyakit bawaan. Sebab temen gue yang umurnya 32 tahun meninggal karena Covid-19 guys," pesannya.