Sosok.ID - Sebagai negara dengan operasi intelijen yang tersebar di seluruh dunia, Amerika Serikat (AS) selalu mengamati musuh-musuhnya.
Investasi yang dilakukan AS di bidang mata-mata nyatanya cukup besar.
Maka tak heran bahwa operasi intelijen yang mereka lakukan keberhasilannya cukup tinggi.
Walau tak semua berhasil tentunya.
Pelacak penerbangan asal Korea Selatan pada Rabu (6/1) mengungkapkan, duapesawat mata-mata AS telah terbang melintasi Semenanjung Korea untuk melakukan pengawasan.
Dugaan sementara mengarah pada upaya pantauan terhadap Kongres Partai Buruh Korea Utara yang berlangsung sejak Selasa (5/1) lalu.
Inilah yang menjadi pertanyaan, kenapa AS senekat itu padahal misi U-2 amat sensitif dan berbahaya.
Apalagi Korut akan siap sedia menembak U-2 jika ada kesempatan.
Dragon Lady umumnya bertugas untuk memantau, merekam video, dan terkadang menyadap aktivitas militer Korea Utara dari ketinggian sekitar 25 kilometer dalam misi penerbangan yang dapat berlangsung hingga delapan jam.
Belum cukup sampai di situ, pada sore harinya, pesawat EP-3E milik Angkatan Laut AS juga terlihat terbang di atas Hwaseong, Selatan Seoul, dan Hongcheon.
Berdasarkan waktu identifikasi, penerbangan itu berlangsung ketika Partai Buruh Korea Utara memulai kongres di hari kedua.
Kongres tersebut cukup menarik perhatian dunia karena Korea Utara diperkirakan akan mengungkap garis kebijakan luar negeri barunya, terutama terkait pembicaraan denuklirisasi dengan AS yang terhenti sejak tahun lalu.
Pengiriman pesawat pengintai AS ke Semenanjung Korea juga dinilai berkaitan dengan isu Korea Utara akan melakukan provokasi atau mengadakan parade militer di tengah kongres.
Mengenai hal tersebut, Komandan Pasukan Korea AS (USFK) Jenderal Robert Abrams mengatakan pada Selasa, belum ada tanda-tanda provokasi besar sampai sekarang.
Walau demikian angkatan perang AS di sana sudah siap jika situasi kemudian memburuk.(*)
Sumber : Kontan