Sosok.ID - Seorang pegawai supermarket tiba-tiba ambruk dan meninggal dunia saat tengah bekerja di toko.
Ironisnya, jasad pria itu hanya ditutupi dengan payung sementara toko masih tetap beroperasi seperti biasa.
Pembeli yang tengah berbelanja pun tak menyadari bahwa di bawah payung berwarna hijau itu tergeletak mayat seseorang.
Dilansir Sosok.ID dari Mirror, insiden itu terjadi di toko Carrefour di kota Recife, Brasil, pada Jumat (14/8/2020).
Pegawai bernama Manoel Moises Cavalcante itu meninggal dunia sekitar pukul 8 pagi waktu setempat.
Jasadnya yang terkapar di lantai hanya ditutupi payung dan kardus.
Foto-foto yang menunjukkan insiden itu menjadi viral di media sosial dan menimbulkan kemarahan warganet.
Pihak Carrefour Brasil telah menyampaikan permintaan maafnya pada Rabu (19/8/2020).
Mereka mengakui bahwa insiden itu ditangani dengan cara yang tidak tepat.
Sebuah pernyataan berbunyi: "Perusahaan benar-benar keliru karena tidak menutup toko segera telah apa yang terjadi selama menunggu proses pemakaman.
"Perusahaan juga tidak mengurus jenazah dengan benar."
Menurut Carrefour, pria tersebut adalah seorang manajer penjualan yang sedang sakit kemudian ambruk di dalam toko.
Pertolongan pertama telah diberikan dan ambulans dipanggil, tetapi ia meninggal dunia.
Carrefour mengatakan bahwa pihaknya "mengikuti pedoman untuk tidak memindahkan jasadnya dari tempatnya terjatuh".
Anak perusahaan Carrefour SA Paris itu diketahui merupakan salah satu rantai ritel terbesar di Brasil.
Atasan perusahaan kini telah mengubah pedomannya dengan wajib menutup toko bila kejadian serupa terjadi di masa mendatang.
"Kami meminta maaf kepada keluarga dan siap mendukung mereka dengan cara apa pun yang diperlukan," tambah pernyataan itu.
Ini bukan kontroversi pertama seputar cara Carrefour menangani sebuah insiden yang terjadi di tokonya di Brasil.
Pada tahun 2018, seorang penjaga keamanan di sebuah toko di negara bagian Sao Paulo membunuh seekor anjing jalanan setelah memukulnya dengan tongkat besi.
Kasus tersebut sempat menimbulkan kemarahan di media sosial dan kelompok pendukung kesejahteraan hewan.
(*)