Diketahui memang sejak akhir Juni, negara Komunis tersebut memang sering melontarkan serangan secara verbal pada negara tetangganya tersebut.
Hal itu lantaran buntut aktivitas para pembelot Korea Utara di perbatasan kedua negara belum lama ini.
Para pembelot Korea Utara itu sering mengirim barang seperti USB berisi drama Korea Selatan, uang pecahan 1 dollar, dan pamflet melalui balon.
Pamflet yang biasanya disebar oleh para pembangkang Korut melalui balon tersebut berisi kritikan untuk Kim Jong Un, mulai dari tudingan pelanggaran HAM hingga ambisi nuklir.
Pemerintah Korea Selatan sebenarnya sudah tak tinggal diam dengan kegiatan mantan warga negara Kim Jong Un tersebut.
Namun, upaya yang dilakukan Korea Selatan itu dianggap masih belum cukup sebagai bentuk penindakan terhadap pembelot Korea Utara oleh pimpinan pemerintahan Pyongyang.
Pekan lalu, pemerintah negeri komunis mengumumkan mereka berencana untuk memutus segala hubungan komunikasi dengan Korsel.
Cheong Seong-chang, Direktur Sejong Institute's Center for North Korean Studies mengatakan, Pyongyang frustrasi dengan sikap tetangganya itu.
Dalam pandangan Cheong, Korsel dianggap gagal memberikan solusi agar perundingan Korut-AS tetap berlanjut.
Jadi, mereka menciptakan kondisi yang bisa menyelamatkan mereka.