Perdana Menteri Boris Johnson pada Januari lalu memberi Huawei peran terbatas dalam jaringan seluler 5G Inggris, menggagalkan upaya global oleh AS untuk mengecualikan raksasa telekomunikasi China dari komunikasi generasi baru Barat.
Johnson memutuskan, "vendor berisiko tinggi" seperti Huawei akan diizinkan masuk ke bagian non-sensitif dari jaringan 5G.
Namun wabah virus corona, ketidaksepakatan atas kebijakan di Hong Kong, dan kemarahan Presiden AS Donald Trump atas China telah mendorong Inggris untuk menilai kembali hubungan dengan Beijing.
"Cina semakin dekat dengan kita, kita melihat di Kutub Utara, kita melihat mereka banyak berinvestasi dalam infrastruktur kritis di Eropa, dan kita tentu saja melihat China juga beroperasi di dunia maya," kata Stoltenberg.
"Jadi, ini bukan tentang penyebaran NATO ke Laut China Selatan, tetapi menanggapi fakta bahwa China semakin dekat dengan kita," ujar dia.
NATO dibentuk pada 1949 silam oleh AS, Kanada, Prancis, Inggris, dan negara-negara Eropa Barat lainnya untuk memberikan keamanan kolektif menghadapi Uni Soviet. Tapi, Uni Soviet runtuh pada 1991. (*)
Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul"NATO: Ini bukan tentang Laut China Selatan, tapi China makin dekat dengan Barat"