Bahkan, gadis itu bisa menghabiskan 111 RMB (sekitar Rp 221 ribu) hanya untuk membeli minuman manis itu.
Petugas unit gawat darurat Lu Yiming mengatakan gadis itu mengalami koma diabetes.
Kondisi tersebut disebabkan oleh hiperglikemia atau kadar gula darah yang sangat tinggi.
Seminggu sebelum gadis itu ditemukan tak sadarkan diri, keluarga menceritakan bahwa dia sempat mengalami gejala.
Yakni, merasa kehausan, mual dan sering buang air kecil, menurut laporan.
Gejala-gejala tersebut merupakan tanda-tanda adanya komplikasi yang dikenal sebagai ketoasidosis diabetikum atau DKA.
Gadis itu dilaporkan memakai ventilator dan hemodialisis selama lima hari sebelum akhirnya terbangun dari koma.
Beruntung kondisinya segera membaik sehingga bisa dipindahkan ke Rumah Sakit Nanxiang untuk melakukan perawatan lanjutan pada 1 Juni 2020.
Sepulangnya adari Rumah Sakit Ruijin, gadis itu kehilangan berat badan sebanyak 35 kg.
Ia juga berjanji tak akan pernah minum teh boba lagi, kata laporan.